teman•

99 10 2
                                    

Billy dan Prise tidak bisa tidur dan sibuk dengan pikiran mereka sendiri.

"Kenapa dia tidak bisa didekati?" Ucap mereka bersamaan sembari menyingkap selimut.

"Eh? Phi Billy sedang mengincar seseorang?" Tanya Prise sembari menoleh.

"Kau sendiri mengatakan hal yang sama"

"Haahh... Itu teman sekelasku, dia tidak mau berteman denganku, lalu phi?"

"Ah, itu... Bukan urusanmu"

"Phi!!! Ini tidak adil, aku sudah ceritakan miliku, sekarang giliran phi Billy, oh, atau jangan-jangan phi Billy sedang jatuh cinta?"

"Siapa yang mengajarimu tentang hal semacam itu?"

"Aku sudah dewasa phi, jadi aku sudah paham"

"Hn... Benar..."

"Jadi phi Billy benar sedang jatuh cinta? Siapa orang yang beruntung itu?"

"Kita lihat nanti, sekarang tidurr"
.
.
.
.
.
Disekolah lagi-lagi Prise mengejar dan mengikuti Poom. Sementara disisi lain Tharn juga tengah berlari dari seseorang.

"Poom... Kau dimana, jangan sembunyi, aku hanya ingin berteman" Prise kehilangan jejak Poom yang bersembunyi entah dimana.

Prise terus mencari Poom dan tidak menyadari kedatangan seseorang dari sisi lainnya. Tharn berlari dan tidak sengaja menabrak Prise.

"AW!!"

"Maaf... Maafkan aku, aku- kau kan?" Tharn masih mengingat Prise.

"Hm?? Apa kita pernah bertemu?" Prise kebingungan dengan orang didepannya yang seolah mengenalinya.

"Ah, sepertinya aku salah orang, permisi" Tharn pun ingin pergi sampai sebuah suara menarik perhatiannya.

"LEPAS!! AKU TIDAK INGIN BERURUSAN LAGI DENGANMU!!"

"Eh, itu suara Poom" ucap Prise yang menyadarinya.

Prise dan Tharn akhirnya mencari arah datangnya suara.
Mereka melihat Poom yang sepertinya sedang memarahi seseorang yang terus menggenggam tangannya.

"Poom!!" Panggil Prise.

"Siapa dia? Hei kau!... Lepaskan temanku, kau menyakitinya" Prise ingin menolong Poom.

"Teman?" Orang itupun melepas genggamannya.

"Jadi kau sudah punya teman?" Sambungnya.

"Baguslah... Tolong jaga Poom untukku" orang itupun menepuk pundak Prise lalu pergi.

"Hah? Siapa dia, tidak jelas sekali" heran Prise.

Tharn mendekati Poom, dan merangkulnya.

"Jadi kau masih belum memaafkannya?" Tanya Tharn namun Poom hanya diam.

"Kalian saling kenal?" Tanya Prise.

"Hn, kenalkan, aku Tharn dari fakultas hukum, aku dan Poom berasal dari sekolah yang sama"

"Jadi begitu, salam kenal, aku Prise, aku satu kelas dengan Poom di fakultas seni, tapi dia tidak mau berteman denganku"

"Menjaulah" ucap Poom kemudian pergi.

"Jangan dikejar, biarkan dia menenangkan diri" Tharn melarang Prise yang ingin mengejar Poom.

"Tapi... Aku khawatir"

"Kau adiknya phi Billy bukan?" Tanya Tharn mengalihkan pembicaraan.

"Bagaimana kau bisa tau?"

"Aku minta agar kau mengikat kakakmu, dan jangan biarkan lepas agar tidak menggangu hidupku"

Ambisi & SesalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang