Penebusan

104 14 5
                                        

Seseorang mencoba menghabisi  Nam di taman. Sehingga Nam mengalami luka yang cukup fatal.
Saat ini Nam dalam keadaan koma, dan Billy masih menunggunya di rumah sakit, ia tidak diperbolehkan masuk ke ruang rawat.

Pihak rumah sakit menyerahkan barang-barang Nam, namun Billy tidak menemukan ponsel Nam.

"Dimana? Sial!" Billy sangat marah setelah menyadari bahwa apa yang terjadi sudah direncanakan oleh pelaku yang sedang mereka selidiki.

Beberapa saat kemudian sebuah pesan masuk di ponsel Billy, pesan itu dari ponsel Nam.

'jangan bertindak gegabah, atau gadis itu akan tiada. Dan ingat! Aku bisa bertindak lebih...'

Billy sangat marah saat menerima pesan itu, ia melihat sekeliling, berpikir bahwa dirinya sedang diawasi.

"Phi!!!!" Billy menoleh saat seseorang berteriak.

"Prise? Mengapa kau disini?" Billy cukup terkejut melihat Prise ada dirumah sakit.

"Phi Billy baik-baik saja? Apa yang terjadi? Aku mendapat pesan, phi Billy masuk rumah sakit, aku jadi khawatir dan langsung kemari" beberapa saat setelah Prise mengatakan itu, pesan kembali masuk ke ponsel Billy.

'lihat... Hari ini dia datang untukmu, lain kali dialah yang akan terbaring dirumah sakit, jika kau melanjutkan ambisimu!'

Billy semakin marah, dan berlari mencari orang yang mencurigakan diantara para penghuni rumah sakit.

"Phi... Kau mau kemana?! Phi!!" Prise mengejar Billy yang tampak tak mendengarkannya.

"Phi B- !!" Prise tiba-tiba saja menabrak seseorang saat menikung.

"Prise?"

"Phi Heng? Phi Billy..." Prise kehilangan jejak Billy.

"Apa yang kau lakukan, berlari dirumah sakit?" Belum sempat Prise menjawab pertanyaan Heng, Billy kembali dan langsung menarik Prise.

"Ternyata kau" ucap Billy saat mengetahui orang yang bersama Prise adalah Heng. Sebelumnya Billy mengira itu adalah orang lain.

"Apa yang terjadi?" Tanya Heng yang melihat penampilan Billy yang kacau.

"Itu juga yang ingin kutanyakan" ucap Prise.

Akhirnya Billy menceritakan semua yang terjadi, kondisi Nan yang mengkhawatirkan dan ancaman dari seseorang yang tidak dikenal.

Heng yang sudah tahu siapa dibalik semua ini, merasa sangat marah.

"Phi Billy... Hentikan saja semua ini, aku tidak ingin ada korban lainnya"

"Justru jika sudah seperti ini, phi tidak bisa diam saja" Billy tetap bertekad untuk mengungkap semuanya.

"Billy... Kali ini dengarkan adikmu, aku cukup mengkhawatirkan kalian berdua" ucap Heng.

Billy pun hanya bisa terdiam, Heng benar, ia sebaiknya menunda semua rencananya. Dan lagi semua barang bukti sidik jari itu sudah hilang.
.
.
.
.
.

BRAK!!!

"APA YANG KAU LAKUKAN PADA NAM?!" Heng menendang pintu ruang kerja ayahnya dengan sangat marah

Ambisi & SesalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang