Part 1. Era 2020

100 19 0
                                    

Halo ketemu lagi dengan saya selamat melegenda di Tegal dan kenangannya all, orang Tegal mana nih?!! Hayo orang Tegal mana suaranya!!!! Tegalnya mana kalau author Tegal kabupaten kecamatan Bumijawa desa jejeg loh!!

Kalau kalian orang mana?? Dari kota pulau mana?? Salam kenal yah!!

Happy reading... Support saya terus yah jangan lupa vote end komennya buat saya semakin semangat

****

"Aduh sakit," ringis gadis berusia 11 tahun itu dengan raut wajah yang di buat-buat.

"Eh kamu kenapa? Padahal aku gak nyenggol kamu loh," tanya seorang gadis berusia 12 tahun dengan tatapan bingungnya.

"Orang kamu tadi nyenggol dia." Tunjuk gadis di sampingnya.

"Fleya handoyono putri kamu yang salah!" bentak Nihrum Ramadhani.

"Nihrum jangan bentak sahabat aku!" bentak Alun Alkana.

"Nadinnya aja tuh yang pick me," lanjutnya.

"Udah-udah aku gak papa kok," lerai Nadin yang tahu jika dirinya dan kawan-kawannya di tatap oleh anak-anak sd lainnya.

"Malu dong yang salah Nadin yang di salahin Fleya wuu," teriak semua orang.

Merasa malu Nadin dan Nihrum langsung berlari ke dalam kelas untuk meredakan rasa malunya, jauh berbeda dengan Fleya dan Alun mereka berdua hanya menatap datar dan terkekeh kecil.

"Begitulah Al manusia, terlalu mencari perhatian sampai lupa dengan harga diri," ucap Fleya.

"Namanya juga manusia Fley, mereka hanya menatap sebelah mata tanpa menatap ke duanya," jawab Alun.

Di saat umur sekecil itu mereka berdua sudah sangat bijak dan berpikir dewasa tidak seperti anak seumuranya, bagaimana nantinya kalau mereka beranjak dewasa? Apa mereka akan lebih dewasa atau sebaliknya. Semua hanya takdir yang tahu dan semesta yang akan mengawal mereka berdua ke jalan takdir dengan bantuan pikiran dan hatinya.

Fleya dan Alun melangkahkan kakinya pergi dari tempat itu untuk menuju ke kantin sekolahnya, biasanya mereka berdua akan berbondong-bondong ke kantin bareng teman sekelasnya akan tetapi kali ini mereka hanya berdua karena kejadian barusan.

"Fley pasti nanti di kelas kamu di sinisin sama mereka perkara kejadian tadi." Ucap Alun dengan menatap wajah natural milik sahabatnya itu.

"Sudah Al biarin aja orang kita gak salah," jawab Fleya tanpa menatap balik Alun.

Di saat mereka berdua berjalan di koridor menuju kelas, dari arah belakang terdengar suara seseorang memanggil namanya entah itu perasaan mereka berdua atau beneran ada yang manggil cuman merekanya aja yang gak sadar.

Gadis berhijab hamidah berdiri tepat di samping Alun dengan nafas yang memburu seperti habis di kejar orang gila." Aku panggilin kalian berdua gak sadar-sadar huftt, capek tau aku lari!"

"Siapa yang nyuruh kamu lari-lari Helena Salira?" tanya Fleya.

"Gak ada sih," jawab Helena dengan tampang polos.

"Jadi manusia jangan terlalu bego, semakin kamu bego semakin gampang peluang semua orang membodohimu," nasehat Alun.

"Nah bener tuh kata Al, dunia itu terlalu kejam buat orang yang terlalu bego," timpal Fleya.

"Sudahlah, ayok kita masuk kelas keburu bell." Ajak Fleya dengan menarik ke dua tangan sahabatnya itu.

Tepat di saat mereka bertiga masuk, terlihat semua orang menatap tak suka ke arah Fleya, mungkin mereka terpengaruhi ucapan Nadin cewek yang di ratukan oleh anak kelas dan mereka harus tunduk kepadannya.

Fleya selalu meruntuki dirinya sendiri dengan alasan kenapa ia harus satu kelas dengan orang seperti itu, jika ia pindah kelas mungkin dia bakal jadi anak yang tidak baik karena di sekolah SD BUMI 01 di bagi dua kelas dengan kelas A rata-rata anak yang baik dan pintar berbanding balik jika kelas B rata-rata anak nakal dan beberapa yang pintar.

"Si jagoan masuk woy!"

"Mana gak mau salah lagi wuu,"

"Padahal jelek sok banget,"

Begitulah teriakan-teriakan teman sekelas yang menatap tak suka ke arah Fleya, sebenarnya mereka gak seperti itu cuman mereka takut di bully dan takut pada sesosok Nadin yang berkuasa di situ. Nadin emang pick me karena mereka melihat dengan mata mereka sendiri bahwa ia hanya di buat-buat untuk mencari perhatian semua orang.

Di mata mereka bully hal yang wajar pada kalangan anak seumuran itu, namun mereka tidak membuka matanya untuk melihat apa yang akan terjadi kedepanya.--Fleya Handoyono Putri

Mungkin orang seperti itu gak bakal bahagia terlalu lama dan susah dalam mencari pekerjaan saat dewasa kelak, karena sikap yang mereka gunakan salah apalagi syarat masuk kerja yaitu kepeceryaan dan berwatak baik.

"Kalian kok mau banget sih di bodohin," celetuk salah satu dari mereka.

"Tadi aku tuh denger kejadian tadi, ternyata yang salah tuh Nadin," jelas Cika.

"Si Fleya gak nyenggol Nadin, karena posisinya jauh sekitar 1 meter dari si Nadin," lanjut Cika.

Suasana hening seketika yang tersisa hanya tatapan tak suka yang mereka layangkan ke arah Nadin dan kawan-kawanya, ternyata selama ini Nadin berbohong jika ia sudah berubah dan tidak seperti itu lagi. Dugaan mereka selama ini ternyata benar dan tepat sasaran, kepercayaan yang mereka kasih sekarang sirna tak lagi percaya ke pada sesosok Nadin.

Membangun kepercayaan itu tak semudah yang kita kira apalagi mengambilnya harus butuh perjuangan, jika kau merusaknya maka kau terlalu bodoh layaknya seperti iblis. --Anak 6A BUMI 01

"Pick me si Nadin ternyata,"

****

Segini dulu yah all
Kalau rame nanti tak lanjut
Kalau gak nyambung,gak bagus maaf yah 🙏
Warning ⚠️
Tandai typo biar di perbaiki terimakasih















Tegal Dan Kenangannya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang