Hay hay gimana nih part kemarin huh...??
Yok yok yok support author biar menyalaaaVote end komen guyss yok Jan pelit
Apresiasi lah penulis penulis guysHappy reading...!!!
Selamat melegendaTernyata kemarin hanya mimpi semata bukan reall.
__Pengagum Luka****
Ruangan yang sunyi dengan lampu-lampu remang-remang sangat mendominasikan perasaan seseorang yang duduk merenung menghadap keluar jendela. Jemarinya meremas seujung bajunya hingga kusut, isakan beserta petir dan gemuruh hujan menyatu menjadi melodi yang sangat indah.
Setiap detiknya, setiap menitnya hingga jam gadis kecil itu hanya berdiri melamun, menatap kosong ke objek di depannya hingga suara seseorang masuk ke indra pendengarnya.
"Halo," sapa orang asing yang tiba-tiba ada di depan Fleya.
"Siapa?" tanya Fleya to the point.
"Alexza," jawabnya dengan kekehan kecil.
"Kenapa bisa masuk ke sini?" tanya Fleya dengan tatapan tak sukanya.
"Gue udah mati jadi wajar tiba-tiba di sini," tuturnya dengan tampang sombong.
"Gabut banget lu setan," maki Fleya.
"Ganggu gue lu!" lanjutnya.
"Bukannya situ liatin gue mulu di ujung sana hah?!" Tunjuk Alexza dengan kesal.
"Kepedean gue gak liat apa-apa hanya kehampaan, kegelepan dan kesunyian di mata gue," cibir Fleya dengan sangat menyebalkan.
"Oh iya kenapa lu bisa mati?" tanya Fleya sedikit kepo.
Alexza mulai menceritakan semuanya gimana ia bisa mati dan gimana dia bisa di situ, setiap ucapannya membuat Fleya ketawa atau gak sekedar meledeknya hingga Alexza kesal dan tak mau berbicara lagi kepadanya. Mungkin kalau di lihat-lihat Fleya begitu bahagia dengan keberadaan Alexza di sampingnya, lihat saja Fleya bisa ketawa lepas dan dari sorot matanya tercetak jelas walau masih ada bekas air mata di matanya itu.
"Jadi gara-gara itu lu pergi?" tanya Fleya yang masih tertawa.
Alexza lantas mengangguk lemah dengan suara yang di tahan menahan sesak karena tenggorokannya seperti di cekik."Iya."
"Udah bocah ngapain kaya orang mau nangis dah," ledek Fleya.
"HUWAA BUKANYA MENGHIBUR GUE LU MALAH LEDEKIN MULU NYEBELIN LU!" pecah sudah tangis Alexza dengan suara khas miliknya apa lagi kalau bukan suara cempreng bak toa masjidnya, kalau ada perlombaan sound sistem pasti Alexza lah pemenangnya.
Tepat di saat suara tangis Alexza pecah seorang gadis kecil terjatuh dari atas kasur karena terlalu kaget dengan apa yang terjadi, apa dia sedang tidur? Kalau dia sedang berarti dia habis mimpi buruk yang membuatnya terbangun dan terjatuh dengan raut wajah kaget dan cengonya.
"Astagfirullah kaget gue," gumamnya setengah sadar.
"Dosa apa gue sampai mimpi ketemu toa masjid berjalan kaya gitu," keluhnya dengan raut wajah dramatis.
Dia lantas berdiri melangkahkan kaki kecilnya ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi setelahnya ia mengganti pakainya untuk joging di pagi hari, tentunya dia tidak sendirian melainkan bersama teman sebayanya walaupun dia harus membangunkan teman-temannya yang seperti kebo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tegal Dan Kenangannya
Teen FictionTegal sebuah kawasan yang penuh dengan pariwisata, suasana di pegunungan yang sangat asri dan sejuk membuat hati tenang dan damai. Namun, jauh berbeda ketika kita ke kota, di sana hanya ada keramaian dan udara yang sangat panas begitu juga suasanany...