Part 14. Sunyi sepi

15 5 4
                                    

Halo ketemu lagi dengan saya hahaha
Jangan lupa vote end komen yah biar menyala authorku
Kenapa sepi yah kalau gini huftt tau ah
Happy reading..!!!

****

Mentari pagi mulai menampakkan dirinya dengan malu-malu, dia tersenyum begitu manis dan senyumnya itu mampu membangunkan makhluk bumi dengan serentak. Sebenarnya bukan sang mentari yang membangunkan tapi niat dalam hati kita, mentari hanya perantara yang di dukung dengan cakrawala bukan alasan pertama manusia bangun.

Aku hanya perantara bukan tokoh utama yang menjadi alasan. -->> Mentari pagi

"Kenapa pagi menyapa kehidupan ku lagi? Padahal malam lebih menyenangkan dan tenang," gumam gadis kecil yang memandang keluar jendela yang sekali-sekali melihat ponsel di genggamannya.

"Walaupun sama aja sunyi hahaha," lirihnya dengan sinis.

Bulir sebening kristal turun dari kelopak mata coklatnya, Fleya hanya diam tidak menghiraukan mata yang merah dengan bulir bening turun dengan sangat deras itu. Matanya hanya fokus pada satu titik di mana terlihat video mental healt yang sangat mengguncangkan hati dan perasaan, di film itu terlihat seorang gadis umur 16 tahun yang berubah sangat drastis oleh satu kejadian saja.

Di mana ada kejadian dia di pukul, di lempar batu besar, kena marah, dan tidur di luar. Posisi dia saat itu lagi bakar-bakaran sama temannya, namun tiba-tiba ayah dia datang menariknya, memukulnya, memakinya di depan umum tapi tidak sampai situ juga dia di lempar batu pas sampai rumah yang hampir kena kepalanya dan dia di usir suruh tidur di rumah.

"Kalau kamu pulang tak bunuh!!"

"Pergi dari rumah ini saya tidak sudi!!"

"Jahat banget ya masa ke anaknya kaya gitu," ucap Fleya.

Trauma ku datang dari ayah, cinta pertama ku juga datang dari ayah lantas apa yang kalian mau dari ku?.
@Filmenfahet

"Ngger yong dadi kuwe wis ora sanggup sih," gumam Fleya yang masih menonton film itu sampai selesai. (Kalau gue jadi dia udah enggak sanggup sih)

'Abang temenan ra balik kah?'
(Abang beneran gak pulang kah?)

'Apa yong mbesuk kaya film kuwe ya,'
(Apa gue besok kaya film itu ya)

'Miris dong hidup saya,"

'Mending sarapan sit terus lanjut nonton deh,' (Mending sarapan dulu terus lanjut nonton deh)

Fleya lantas beranjak keluar dari kamar yang tak ada kehidupan itu dengan melempar asal ponsel di genggamanya, setiap langkah satu senandung setiap detik semakin cepat waktu lantas kapan kehidupan nyata datang di gadis kecil itu?

Kehidupanku hanya ruang gelap dan sunyi bukan yang terang dengan cahaya sementara. -->> Penganggum Luka

"Fleya," panggil seorang wanita yang masih terlihat masih muda mungkin mau menginjak kepala empat.

"Dalem pripun Bun," balas Fleya walaupun sebenarnya masih males ketemu sama orang rumah. (Dalem kenapa Bun)

"Pan meng ndi?" tanya Bunda Indri.
(Mau kemana)

"Badhe dahar," ucap Fleya yang masih berdiri agak jauh dari Bunda Indri. (Mau makan)

Bunda Indri hanya mengangguk lantas pergi keluar untuk belanja bulanan yang mulai habis, namun sebelum itu ia berbalik dan tersenyum ke arah anaknya."Ngesuk wis mulai daftar sekolah aja kelalen." (Besok  udah mulai daftar sekolah jangan lupa)

Fleya yang sedang melamun terperanjat seraya menatap linglung ke arah bundanya yang menghilang begitu saja bagaikan di telan bumi.

"Ngageti tok untung ora duwe penyakit jantung," gerutu Fleya.
(Ngagetin doang untung gak punya penyakit jantung)

Tak mau mempersalahkan itu semua Fleya pun langsung melanjutkan langkahnya yang tertunda tadi, pokoknya di pikiran Fleya apa yang terjadi yang penting perut dulu yang terutama.

'Gimana konsepnya ya tau ah biarkan saja,'

Setelah sampai di dapur Fleya langsung mengambil nasi dan lauk pauknya lalu beranjak duduk di alas tikar  yang tersedia.

Fyi: Di sini rata-rata makannya di tikar ya jarang banget di kursi makan.

Lakukan apapun dengan nikmat dan syukur bukan rakus. -->> Tegal Dan Kenangannya

Jangan malu dengan apapun sebab apa yang kita lakukan itulah yang membuat mereka iri. -->> Tegal Dan Kenangannya

"Emang ngesuk wis mulai pendaftaran ya?" tanyanya ke diri sendiri. (Emang besok udah mulai pendaftaran ya)

Karena penasaran dan takut salah Fleya langsung menghubungi teman luknutnya.

Drtt drtt

"Woy emang ngesuk wis mulai pendaftaran ya?" tanya Fleya saat telepon sudah tersambung. (Woy emang besok udah mulai pendaftaran ya)

"Berisik mbeke tak angkat langsung ngomong ra jelas minimal salam lah," kesal Lisa di sebrang telepon.(Berisik baru tak angkat langsung ngomong gak jelas minimal salam lah)

"Hehe maaf," ucap Fleya dengan terkekeh kecil.

"Lagian wis ngerti ngesuk mulai pendaftaran takon kentir ko tah," cibir Lisa. (Lagian udah tau besok mulai pendaftaran tanya gila lu mah)

"Hm ngeneki," rajuk Fleya dengan mematikan telepon secara sepihak. (Hm ngeneki)

"Mending yong siapna berkas-berkas nggo esuk," gumamnya.

****

Dah segini aja dulu yang penting kalian suka kalau gak ya udah gak papa saya gak nuntut

Tegal Dan Kenangannya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang