Part 15. Sepucuk Kata

10 1 0
                                    

Hay guys sekian lama author up lagi wkwkwk
Sorry ngaret ada yang kangen gak nih??
Btw jangan lupa feedback yah karena feedback itu sebagai nyawa author wkwkwk
Selamat melegenda ders

Happy reading...!!!!

*****

Ruangan yang semula rapih menjadi seperti kapal pecah sangat berantakan, foto copy berkas-berkas tersebar begitu saja. Penyebab berantaknya ruangan itu hanya seperti orang linglung gak tau apa yang akan ia ambil sebelumnya.

"Yong sih pan njukut apa?" tanyanya ke diri sendiri. 'Saya sih mau ambil apa?'

"Oh iya foto copy kartu keluarga sama akte," gumamnya.

Karena banyaknya berkas foto copy yang berserakan Fleya berniat untuk membereskan berkas-berkas yang tersebar terlebih dahulu setelahnya baru mengambil apa yang ia butuhkan untuk besok. Sambil duduk Fleya membereskan semuanya seraya mengambil sesuatu yang menurutnya bikin penasaran contohnya buku jaman dulu, foto hitam, dan kertas yang entah apa isinya.

Fyi: Kalian sering gitu gak sih?? Kalau lagi cari apa di berantakin terus kalau liat buku jaman dulu atau yang bikin penasaran di ambil??

"Mesti ana kenangan-kenangane keh," ucap Fleya dengan antusias. 'Pasti ada kenang-kenangannya nih'

Hanya butuh waktu 5 menit ruangan yang semula berantakan sekarang menjadi rapi seperti semula, kecuali di lantai masih ada sisa kertas, buku, dan foto hitam yang belum di rapikan Fleya. Kini Fleya terduduk dengan memangku sebuah buku dan kertas yang ia temukan tadi.

"Buku apa ini?" tanya Fleya pada dirinya sendiri.

"Baca aja kali ya," ucapnya.

Fleya membaca dengan raut wajah serius, bahkan mimik wajah Fleya berubah-ubah entah itu raut bingung, serius, atau kesal. Namun, di saat Fleya mengambil sebuah kertas yang lumayan kusuh dia terbengong karena hanya kertas sobekan dengan beberapa kata yang sangat aneh.

"Dewa?" tanya Fleya.

"Dewa apa sih aneh banget," gerutunya dengan sangat kesal.

'Bisa-bisanya ada kertas gitu mana ada tulisan anehnya lagi.'

Karena sangat penasaran Fleya mencari beberapa kertas lalu menggabungkannya apa adanya, kata demi kata mulai tergabung hingga menjadi sebuah kata yang sangat di luar pemikiran Fleya. Kata yang semula hanya dewa menjadi dewasa yang kau inginkan bukan ini tapi lihatlah ke depan terdapat seorang anak kecil yang tersenyum menatapmu dengan tatapan kagum, sedih, maupun senang.

"Bagus," hanya itulah yang terlontar di bibir mungil Fleya seraya melamun menerawang ke depan sana.

****

"Fleya gue keterima," heboh Lisa.

"Selamat ya kita satu kelas lagi," ucap Fleya apa adanya.

Entahlah hari ini Fleya tidak mood sama sekali bahkan rasanya Fleya ingin tertidur dan bangun besoknya lagi, pikirannya sangat tidak mendukung keadaannya.

"Aja loyo woy seneng kudune," tegur Cika.
(Jangan loyo woy seneng harusnya)

"Ana apa sih?" tanya Lisa dengan nada interogasi. (Ada apa sih?)

"Mbuh kuwe si Fleya aneh meneng bae kaya bocah kebelet pup," jawab Cika dengan sedikit candaa. (Gak tau itu si Fleya aneh diem terus kaya anak kebelet pup)

"Setuju sih, soale wong sing kek kuwe biasanya lagi menahan sesuatu ahahaha," ujar Lisa yang langsung di kasih tamparan keras di pahanya. (Setuju sih, soalnya orang yang kaya gitu biasanya lagi menahan sesuatu ahahaha)

"Awss lara asem," jerit Lisa karena tamparan Fleya di pahanya begitu panas, perih, dan sakit. (Awsss sakit asem)

Melihat raut wajah Lisa yang sangat lucu membuat perut Fleya begitu keram karena tertawa tanpa henti, hingga tawanya terhenti dengan teriakan ke dua temanya. Belum sempat menengok ke arah yang di tunjukan temannya tiba-tiba tepat di kepala Fleya hanya tinggal 5 cm lagi benda itu jatuh dan.

"Aaaa," teriak Fleya yang terjatuh dari kursi meja belajarnya.

Nafasnya tak beraturan, keringat mengalir sangat deras, dan tidak lupa bibir pucat yang bergetar begitu hebat. Badanya begitu dingin karena Fleya begitu syok atas apa yang terjadi, tapi herannya kenapa dia baik-baik aja? Padahal tadi dia terkena hm sangat membingungkan.

"Apa gue mimpi yah," lirih Fleya.

'Astaghfirullah ya Allah,' batinnya.

"Jam pira Kye yah," gumam Fleya.

Sekilas melirik jam dinding Fleya merebahkan dirinya lagi, karena jam masih menunjukkan pukul 1 pagi. Namun, setelah mencoba beberapa kali untuk tidur pun Fleya tidak bisa, mungkin efek kejadian tadi. Setelah memikirkan matang-matang Fleya berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu, setelahnya ia tidur kembali seperti semula walaupun air di jam-jam segini lagi dingin ma sya Allah.

"Atise," celetuk Fleya.

"Bismillah ya Allah ora atis," ucapnya.

Fyi: Ada yang airnya kaya gini gak?? Wkwkw absen dong yang tinggal di pegunungan hahaha

Setelah mengambil air wudhu Fleya pun melanjutkan tidurnya yang sempat ada kendala sedikit tentu saja ia bersihkan kamar tidurnya dulu takut kotor dan mengganggunya lagi.

Fyi: di Tegal namanya Rep Repan kalau kaya gitu di kalian apa??

****

Sedikit dulu yah kiww
Kalau rame author lanjut
Dahh see you

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tegal Dan Kenangannya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang