Part 3. Curug Jejeg

28 14 2
                                    

Gimana-gimana seru gak??
Kalau gak nanti kita bikin lebih seru lagi kalau mau bantu saya oke.

Jangan lupa tandain typo dan vote sama komennya jangan lupa say biar author semangat lagi.

Menyala Readers ku!!!

Happy reading....!!!

****

Sekian lama berjalan kaki mengejar langkah kaki Fleya yang sangat cepat itu, akhirnya Lisa melihat Fleya duduk di batuan besar di curug yang sering mereka kunjungi di saat mandi di situ.

Curug Jejeg punya daya tarik sendiri, selain tempatnya masih asri dan berbatuan yang bisa di duduki sembari menikmati gemercik air dari bukit contohnya seperti batu yang di duduki Fleya dan Lisa itu. Setiap hari minggu seperti ini banyak anak-anak seumuran Fleya yang mandi di sungai.

Note: Kalau kalian pingin ke sini bisa banget kalian tinggal ke Kabupaten Tegal, kecamatan Bumijawa desa jejeg atau gak bisa liat google curug jejeg.

"Fley," panggil Lisa.

"Apa," jawab Fleya.

"Lu kenapa?" tanya Lisa sedikit khawatir dengan kondisi Fleya yang pucat.

"Ada masalah doang Lis," ucap Fleya dengan helaan nafas panjang.

"Sama dong gue di kira main hp mulu padahal gue lagi ngerjain tugas sekolah," tutur Lisa dengan sangat lirih.

"Sabar bentar lagi kita lulus kok cuman gara-gara covid kita jadi gini," jelas Fleya.

Jadi Lisa sama Fleya itu berat ya  mereka harus berhenti belajar di saat ujian sekolah sudah di depan mata, bukan mereka berdua saja bukan bahkan anak sekolah di seluruh dunia juga merasakan apa yang Fleya dan Lisa rasakan. Kalau mereka dapat satu keinginan mereka berdua hanya ingin covid-19 tidak ada di dunia ini, tapi semua juga tergantung dengan takdir.

"Gue gak paham sama sekali Fley sama materi itu," keluh Lisa.

"Gue juga gak paham kali, tapi mau gimana lagi ini ujian kita dari sang pencipta Lis," tutur Fleya sedikit terisak.

"Gimana kalau kita belajar bareng-bareng aja biar gak bingung kita," usul Lisa yang di beri anggukan kecil dari Fleya.

Tak terasa hari sudah berganti menjadi sore yang mengharuskan Lisa Dan Fleya pulang ke rumah masing-masing, selama dalam perjalanan mereka bergurau ataupun menyapa orang yang berpapasan dengannya sehingga terlihat lebih sopan dan berakhlak.

"Punten nggih bu," ujar Fleya sedikit membungkuk. (Permisi ya bu)

"Saking pundi Ndok?" tanya ibu-ibu yang duduk di teras rumah itu.

"Ameng-ameng teng lepen bu," jawab Lisa yang di balas anggukan kecil oleh beliau. (Main ke sungai bu)

Tepat jam 04.00 wib Fleya telah selesai bersih-bersih dengan langkah gontai dia berjalan keluar kamar untuk menuju dapur karena dirinya sangat lapar dari tadi pagi belum makan sedikitpun, sebenarnya Fleya sangat malas dan gak nafsu makan cuman karena ia sangat lemas dan gak ada tenaga sama sekali.

"Gue males banget," gumam Fleya.

Jari kecil Fleya mulai bergerak mengambil satu centong nasi dan lauk secukupnya, setelahnya ia memakan dengan lahap dan tenang. Setiap makanan masuk ke mulut kecilnya itu Fleya selalu bergumam tak jelas, melamun entah memikirkan apa.

'Huftt gini banget,'

'Kapan kek gini terus,'

Apa Fleya memikirkan kejadian tadi siang itu atau melihat bagaimana keadaannya ke depannya, kalau di deskripsikan sebenernya Fleya sedang depresi ringan bisa karena kecapean, stress, kurangnya waktu tidur dan pola makan yang tidak teratur. Gimana gak depresi ringan orang setiap harinya dia harus bergelayut dengan soal soal dan materi daringnya, keadaan keluarga yang sangat buruk dan fisik nan batin yang sangat lemah.

Tegal Dan Kenangannya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang