Hari berikutnya di kediaman Nuella. Aktivitas kembali berjalan seperti biasa tanpa terlihat ada kecemasan. Caiden dan Lucas terlihat sedang memilah-milah hasil panen mereka di halaman depan yang cukup banyak untuk persediaan dan dijual. Mungkin yang masih memendam perasaan heran hanyalah Lucas. Beberapa kali mengajak Caiden mencari Jeane, sang ayah justru selalu merespon dengan kata yang sama yakni Jeane sudah berada di tempat yang aman.
Tentu Lucas bingung, di mana tempat yang aman itu? Kenapa Jeane pergi ke sana? Kenapa tidak pulang? Namun, dia tidak mempertanyakannya sebab sang ayah terlihat begitu yakin dan tidak merasa resah.
"Ayah!"
Di tengah keseriusan, keduanya sontak mengalihkan perhatian pada seseorang yang menginterupsi.
"Jeane?" Caiden meletakkan buah yang dia pegang.
Jeane terlihat sangat senang. Dia berlari menuju sang ayah sambil merentangkan tangan sebelum akhirnya jatuh ke pelukan pria paruh baya itu.
"Apa kau baik-baik saja?"
"Aku baik."
Pelukan pun usai. Caiden memeriksa keadaan putrinya, memastikan tidak ada luka sedikit pun sampai kemudian mendapati telapak tangan Jeane dibaluti perban.
"Ini kenapa?"
"Ini hanya luka kecil, tidak seberapa dibandingkan luka karena gigitan serigala. Nanti akan ku jelaskan."
Di dalam hutan itu, mustahil jika tidak menemukan serigala liar yang jahat. Kalau tidak hati-hati maka siapa pun yang bertemu akan menjadi santapan mereka. Caiden sangat bersyukur jika Jeane hanya terluka kecil.
"Aku juga ingin menanyakan banyak hal padamu," imbuh Jeane.
Caiden tak heran. Jeane pasti akan menanyakan setelah beberapa hari lalu Damian datang. Tenang, dia sudah siap dengan banyak jawaban lengkap.
"Iya, nanti."
Kemudian dia beralih pada dua orang yang mengantar Jeane. Tak terkejut dengan keberadaan Damian, Caiden justru mempertanyakan Dave yang tiba-tiba ada bersama Jeane.
"Dave? Kenapa kau ada bersama mereka? Kau tahu, paman dan ibumu sedang mengkhawatirkanmu."
Entah akan masuk akal atau tidak jika Dave tetap menyembunyikan identitas dari orang lain apalagi Jeane sudah tahu.
"Maafkan aku. Sebenarnya aku sedang mencari Jeane di hutan itu lagi dan akhirnya ketemu," jelas Dave agak canggung.
Otomatis Caiden mengerutkan kening. Ada keheranan tapi agaknya tak perlu dipermasalahkan. Dave orang baik dan kebetulan teman dekat Lucas.
"Syukurlah sekarang kalian sudah pulang dengan baik-baik saja. Ayo masuk saja ke rumah."
Semuanya lalu masuk ke kediaman Nuella. Jeane masih harus menemui neneknya di dapur sedangkan para pria langsung mendudukkan diri di ruang tamu.
"Aku kira kau tidak akan memulangkan Jeane lagi," kata Caiden pada Damian.
"Putrimu sangat keras kepala. Dia butuh kau yang menjelaskannya."
Di antara keempat pria itu, Lucas-lah yang masih bingung tentang siapa Damian. Caiden pun tanpa ragu menjelaskan semua latar belakang yang sudah terjadi. Sama seperti Jeane, Lucas juga sulit menalar. Namun, karena dia memiliki kepercayaan penuh pada sang ayah, maka tak banyak pertanyaan yang dia ungkapkan.
Damian hanya diam dan menyimak. Sesekali melirik Dave yang nampak sibuk dengan kegundahan di dalam dirinya. Mungkin saja denial karena perseteruan sama seperti yang Damian rasakan sendiri. Namun fakta tak bisa dielakkan, dirinya dan Dave memang satu ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Mate : Tricolor Destiny
Werewolf[Rewrite] "True love doesn't consider sincerity as sacrifice, but happiness." ~°°~ Demi menyelamatkan dunia malam yang terancam, Dewi Bulan harus menuliskan takdir dua insan yang seharusnya sudah tidak lagi berpijak di atas dunia ini untuk bersatu...