33. Beautiful night

51 9 0
                                    

Dalam hidup Severa, tidak ada yang lebih penting dari menjadi kuat untuk melampiaskan rasa dendam dan kebencian. Petrablu dan theakori adalah dua benda yang akan terus menjadi incarannya selama dia masih bernapas. Ambisi untuk menjadi kuat dengan kedua benda itu demi bisa menandingi para dewa tidak pernah luntur kendati sudah kalah beberapa kali.

Severa tidak memiliki dukungan dari siapapun sebab niatnya yang sangat buruk. Dia hanya bisa mengumpulkan berbagai makhluk buangan yang sering berkeliaran di malam hari untuk menjadi pengikut. Dengan iming-iming diberi perlindungan dan makanan, para makhluk itu bersedia menjadi pembantu sang penyihir.

Untuk saat ini yang menjadi musuh utamanya adalah Damian. Bukan konon katanya, tapi Severa sudah melihatnya sendiri bahwa Damian merupakan serigala yang sangat kuat dari serigala lain. Pria itu mewarisi sebuah kekuatan luar biasa dari mendiang Lysander yang mana juga menjadi musuhnya terdahulu.

Petrablu awalnya dijaga oleh Lysander. Namun setelah kematian pemimpin serigala itu, petrablu sempat berpindah tangan lagi pada dewi bulan sebelum akhirnya diberikan pada Damian untuk disembunyikan di Laksoon. Terus terang Severa cukup dibuat kuwalahan kendati dirinya juga memiliki kekuatan yang hebat. Energi kegelapan dan kekuatan demon yang dia miliki masih belum menandingi serigala itu.

Akan tetapi kali ini Severa memiliki satu siasat yang kemungkinan besar akan berhasil jika dilakukan dengan hati-hati. Dia masih memiliki satu senjata yang cukup berbahaya untuk para kaum berbulu itu.

"Yang Mulia."

Seseorang menginterupsinya ketika tangan masih bergerak mengaduk sebuah cairan mendidih di dalam kuali. Severa memindahkan perhatian pada pengikutnya yang menyodorkan sebuah kotak berisi setangkai bunga.

"Maaf telah membuatmu menunggu lama. Aku harus menunggu serigala perak yang berjaga di dekat Laksoon pergi agar bisa mengambil mawar hitam ini."

Severa menyeringai puas sambil menerima benda tersebut. "Tidak masalah."

Tanpa ragu, wanita itu memegang mawar tersebut dengan tangan kosong kemudian menghirup aromanya. Entah bau seperti apa yang dikeluarkan mawar aneh itu, tapi dilihat dari ekspresi Severa agaknya bunga itu berbau harum di penciumannya.

"Mawar hitam yang langka," ucapan setelah mengembuskan napas panjang.

"Ibu?" Tak lama kemudian datang satu pria lagi yang lalu berdiri di samping Severa. Pria itu bernama Radeus.

"Lihatlah, Nak. Bunga ini nanti akan membuat Damian kewalahan."

"Apa sudah saatnya aku dan anak buahku melakukan serangan besar-besaran?"

"Tunggu dulu. Kita harus sangat bersabar. Butuh waktu sedikit lama agar semua ekstrak mawar ini keluar. Setidaknya sampai akhir musim gugur nanti. Aku sudah memperkirakan akan terjadi gerhana bulan saat itu."

"Itu terlalu lama, Ibu. Aku dengar dari beberapa anak buahku, Jeane dan Damian sudah kembali menuju pack-nya."

Severa kemudian menoleh ke arah sang anak. "Biarkan dulu mereka menikmati kebersamaan. Ramuan ini tidak akan mematikan jika kita tidak bersabar."

"Apa itu sudah pasti akan membunuh Damian?"

Napas halus berembus. Severa lalu kembali memindahkan perhatian pada mawar di tangannya. Memandang bunga itu sebentar sebelum akhirnya menjatuhkannya ke dalam kuali.

"Tidak. Damian tidak bisa dibunuh. Dia adalah serigala abadi yang tidak akan mati kecuali dia menginginkan untuk mati."

"Lalu bagaimana kau bisa menculik Jeane kalau kau tidak bisa membunuh Damian terlebih dahulu?"

Eternal Mate : Tricolor DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang