P.4- Kebenaran

333 37 4
                                    

Pagi ini Freya dan bersama lima temannya diantar oleh Gito dan Nabilah ke markas organisasi sesuai yang dikatakan oleh Gito beberapa hari yang lalu.

Selang sekitar tiga puluh menit perjalanan akhirnya mereka sampai. Tempat itu ternyata sangat besar dengan bangunan membentuk huruf "U" mengelilingi lapangan yang km luas.

Mereka ber-enam diajak oleh Nabilah untuk berkeliling, sedangkan Gito sepertinya dia sedang ada urusan dengan rekannya yang lain jadinya dia harus pergi ke tempat lain.

Saat berkeliling Freya menyadari bahwa gedung ini ternyata sudah banyak orang-orang didalamnya yang bisa Freya tebak bahwa sepertinya mereka semua memiliki Skill mereka masing-masing.

Sedang asik Freya dan teman-temannya mengelilingi markas tiba-tiba Nabilah berhenti dihadapan mereka, sepertinya dia sedang berkomunikasi dengan seseorang melalui alat berbentuk Earphone tanpa kabel yang berada di telinganya.

"Siap nyona, baik saya akan membawanya kesana." Setelah berkomunikasi dengan entah siapa, Nabilah menghadap kearah Freya," Kamu ikut saya, ada seseorang penting yang ingin menemui mu." Freya yang bingung menatap kearah teman-temannya yang juga menatap bingung kearahnya.

Freya mengikuti Nabilah dari belakang dan akhirnya tibalah dia di depan pintu sebuah ruangan. Nabilah membukakan pintu dan membiarkan Freya masuk terlebih dahulu.

"Permisi nyonya, saya sudah mengantarkan anak yang nyonya minta." Sopan Nabilah kepada seorang wanita yang duduk di kursi kerja menghadap kebelakang. Wanita itu perlahan membalikkan badannya sehingga menatap sepenuhnya kearah Freya.

Wanita itu menatap Freya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Terimakasih banyak Nabilah, kamu boleh keluar dan kembali ke anak-anak yang lain" Nabilah sedikit menunduk lalu pergi keluar dan kembali menutup pintu ruangan tersebut.

Kini hanya ada Freya dan wanita yang Freya tidak tahu namanya itu didalam ruangan ini, yang pasti dia terlihat seperti seumuran dengan Gracia ibu angkat freya. Freya merasa gugup entah apa yang dia lakukan sebelumnya dia takut akan dimarahi disini. Wanita tersebut berdiri dan mulai berjalan kearah Freya. melihat pergerakan wanita tersebut badan Freya semakin panas dingin ketakutan.

Namun saat berada dihadapan Freya tiba-tiba wanita itu memeluknya, "Freya, kau sangat mirip dengan dengannya, tak salah lagi kau memanglah anaknya." Freya yang bingung hanya diam didalam pelukan wanita tersebut sambil memikirkan apa yang sebenarnya terjadi sekarang.

Sedikit demi sedikit wanita tersebut melepaskan pelukannya dan menyeka air matanya yang ternyata sedikit mengalir keluar. "Baiklah Freya, sebelum aku memperkenalkan namaku ada baiknya kau terlebih dahulu duduk di sofa ini." Wanita tersebut merangkul pundak Freya sambil mengarahkannya ke sofa yang tak jauh dari meja kerjanya.

Setelah Freya duduk, wanita tersebut ikut duduk di sofa seberang yang dibatasi meja diantara mereka. "Pertama-tama kau pasti bingung kenapa kau dipanggil kemari dan siapa aku, benar bukan?" Freya hanya diam mendengar tanpa ada niat untuk membalas ucapan wanita itu. "Jadi pertama perkenalkan dulu, aku Fiony sahabat dari ibumu, Chika." Freya yang mendengar hal tersebut sontak melempar tatapan terkejut kearah Fiony.

Fiony yang melihat reaksi Freya kembali menjelaskan," Aku melihat cahaya harapan pada dirimu Freya, kau mendapat anugrah yang sama seperti ibumu, yaitu mata yang kamu miliki itu, atau kami menyebutnya Heavenly Eye."

Fiony menghela nafas berat sambil melepaskan kacamatanya dan ditaruh diatas meja. "Monster yang kau lawan waktu itu disebut Norza, mereka sudah ada sejak aku dan ibumu menduduki bangku SMA"

"Jadi Norza sudah ada sejak dulu? tetapi kenapa aku baru melihat mereka sekarang?" Freya akhirnya membuka suaranya karena dia merasa bingung. "Belasan tahun yang lalu Norza hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang memiliki Skill, orang normal yang tidak memiliki Skill tidak akan bisa melihat makhluk tersebut" Fiony masih menatap Freya.

Starlight Wonder Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang