Bab 14

210 13 6
                                    

   Bunyi sirine ambulan di sebuah  pertarungan tersebut tiba di sana, setibanya di tempat itu petugas medis langsung memberikan pertolongan cepat terhadap sosok tengah berlimpah darah dan di saat kondisi masuk ke  dalam mobil, sang pemimpin tenjiku kurokawa izana terus memohon kepada sang pencipta untuk memberikan keajaiban terhadap sosok yang tengah memakai oksigen sembari kesadarannya semakin menurun. Tak bisa di pungkiri lagi air mata terus menetes di wajahnya, ia benar-benar menyesali apa yang ia perbuat, rasa terus bersalah berkecamuk di hatinya seakan ia tak menerima takdir di matanya ia akan kehilangan kedua kalinya orang yang teramat ia cintai.

"Takemichi....hiks...takemichi... ku mohon bertahanlah..maafkan aku.. maafkan aku...hiks..." izana terus menangis tiada henti di sana.

"Maaf....maafkan aku...aku sudah.. kelewatan...hiks...menghancurkanmu lagi...hiks..jangan tinggalkan aku...aku mohon takemichi..." izana tiada henti terus menggenggam tangan takemichi di sana.

"Tuhan..kenapa harus aku menerima takdir berat ini kembali.. ku mohon..ku mohon.. apapun agar bisa membuat kami bahagia... tolong jangan kau pisahkan kami...hiks..." izana benar-benar hancur di sana.

Setibanya ambulan di sana beserta rombongan konvoi para gang tenjiku dan toman, dokter langsung membawa takemichi ke ruangan operasi, izana terduduk lemas di sana. Bulir air mata terus mengalir deras dan tiada henti.

Izana benar-benar merasa perih amat terdalam setelah mengingat di mana takemichi mengorbankan dirinya di hadapannya demi menyelamatkannya dari kegilaan.

Sembari ia mengangkat kepala, ia tersenyum di sana. Ia mengangkat perlahan menutup matanya dan perlahan terlelap di sana. Senyuman sekilas itu menyayat hati sembari berkaca-kaca dan menangis lalu senyuman itu memudar.

"Boss tenanglah..." Mochi dan petinggi di sana baru melihat izana sehancur ini, tubuhnya masih bergetar hebat terduduk dan menangis sejadi-jadinya.

Nafas tak beraturan di sana membuatnya semakin cemas, mikey yang selama dengan ekspresi merasa bersalah hanya berdiam di sana, baru kali ini ia melihat izana begitu hancur di hadapannya. Tuhan apa yang ia perbuat selama ini sampai ia rela merenggut kebahagiaan saudara di sana, namun ia lebih tak rela kalau takemichi bersama saudaranya di sana, memang terlihat egois, namun untuk yang ini ia tak akan mengalah.

Izana tak berhenti menangis sesugukan di sana.. tatapan trauma di sana tergambar di sana..

"Izana...." panggil suara seseorang di sana, shinnichiro sano sang kakak tertua tampak terengah-engah bersama saudara perempuannya dan kakeknya berjalan perlahan.

"Ni-san...tenangkan dirimu... semua akan baik-baik..." emma cemas menatap izana terus menangis.

"APA YANG BAIK... SEMUA AKAN HILANG... TIDAK LAGI... AKU TAK MAU KEHILANGAN TAKEMICHIKU YANG BERHARGA...HIKS...ARGHH...!" Izana terus menutup telinganya di sana.

"Ni-san sabarlah.." emma tak kuasa membendung air matanya melihat izana belum menerima takdirnya semata.

"TIDAK LAGI...AKU TAK TERIMA KALAU TAKEMICHIKU KENAPA-KENAPA.. HIKS
..HIKS..." izana.

"Izana..." panggil suara seseorang berdiri di sana.

Izana menaikkan kepalanya, di hadapan mereka kakek sano tengah menatap izana dengan serius.

"Nani ? Masih belum puas ? " Izana terlihat bangkit.

"Untuk apa kau menangisinya.. kau tahu soal lamaran mu dengan Y/N akan
..." kakek sano.

Izana tertawa remeh, ia menatap kakeknya dengan aura penuh kebencian.

"Nanda ? Kau lebih memikirkan urusan keluarga ? Pft...lucu sekali.. gegara kau semua kebahagiaanku hancur..." izana.

Obsesion To You (Iza X Take)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang