Jangan lupa komen+vote
✨️Enjoy✨️
Sepasang kaki dengan balutan sepatu bermerek menapaki kakinya memasuki mansion, membuat para maid yang sedang beraktivitas terpaksa harus menghentikan pekerjaannya dan berbaris rapih untuk memberikan hormat kepada wanita itu
"Tak ada yang berubah dengan mansion ini" Suara tersebut membuat perhatian seseorang yang berada di ruang tengah itu bersama dengan kuas dan canvas kebanggaannya menoleh kearah sumber suara.
Menatap sosok yang baru datang tersebut membuat faye hanya menatap tak berekspresi, seakan-akan itu hal yang sudah sering terjadi saat kehadirannya
"Apa kepalamu habis terbentur dan membuatmu hilang ingatan" Bukan maksud apa faye mengatakan hal tersebut, karena seingatnya adiknya itu baru berkunjung seminggu yang lalu.
Mendengar ucapan kakaknya membuat Freen tertawa, baginya menjahili kakaknya yang datar dan sedikit kaku itu adalah kesenangan tersendiri baginya
Orang-orang mengenalnya dengan nama Freen sarocha atau biasa dipanggil dengan freen, ia adalah adik kandung dari Faye peraya malisorn
"Setidaknya sambutlah adikmu ini dengan sedikit senyuman kak" Ucap Freen seraya langsung terduduk di sofa ruang tengah itu sambil memperhatikan kakaknya yang masih saja fokus dengan lukisannya.
Faye yang awalnya sedang terfokus akhirnya mengalihkan pandangannya kepada adiknya itu seraya memberikan senyuman terbaiknya, karena semenjak sepeninggalan neneknya tiga tahun yang lalu menyisakan Freen lah satu-satunya keluarganya saat ini
"Aku tau itu senyum terbaikmu kak, tapi itu masih terlalu kaku sepertinya kau harus melatih otot-otot wajahmu itu agar lebih lentur" Ledek freen dengan wajah menyebalkannya.
Ingin rasanya faye membenturkan kepala adiknya itu ketembok sekarang juga, tapi ia masih mempunyai kewarasan, sangat menyebalkan fikirnya.
"Berhenti bersikap menyebalkan, bebersihlah kau pasti dari kantor langsung kesini dan ku harap kau juga tidak lupa dengan kemarmu sendiri" Ucar faye sambil terfokus kembali dengan lukisannya.
Freen tertawa puas mendengar pernyataan dari kakaknya itu "Baiklah, dan tunggu aku kita akan makan malam bersama" Ucap Freen sambil berdiri meninggalkan ruang tengah itu.
....
"Kudengar kau membangun gedung Galeri senimu sendiri. Apa itu benar?" Lontaran pertanyaan dari freen hanya dijawab dengan anggukan kepala.
"Wah itu sungguh hebat, caramu menghambur hamburkan uang sungguh sangat keren kak, aku suka itu" Entahlah ini kalimat memuji atau menyindir, yang pasti apa yang dikatakan freen benar adanya, kekayaan yang mereka miliki juga tidak akan habis hanya karena membangun gedung galeri seni.
Faye dan freen memiliki jalan mereka sendiri, jika freen mengabdikan dirinya pada urusan perusahaan maka faye memilih untuk mengabdikan dirinya dalam hal Seni.
Freen tidak mempermasalahkan hal tersebut, walaupun ia anak terakhir, tetapi malah ia yang harus memegang tanggung jawab perusahaan, karena satu hal ia menyukai apa yang ia kerjakan sekarang dan bukan dengan paksaan dari orang lain.
Baginya jalan apapun yang ditempuh oleh kakaknya, maka ia akan terus mendukungnya, ia memang terkesan adik yang menyebalkan tapi satu sisi ia juga adik yang sangat manis dan pengertian.
"Kakak apa kau tidak ada niat untuk mencari pasangan, ayolah umurmu sudah 30 tahun, apa sama sekali tidak ada yang membuatmu tertarik"
"Bahkan rekan kerjaku yang seusia dengan mu saja sudah ada yang menikah dan mempunyai anak"
Faye yang mendengar ucapan adiknya itu seketika tersedak, freen yang melihat hal tersebut langsung saja menyodorkan air minum pada kakaknya.
Faye merasa adiknya ini memiliki baterai di balik punggungnya sehingga membuatnya tak berhenti untuk berbicara "Kurasa mulutmu itu harus ku lem agar kau berhenti berbicara yang tidak-tidak"
Sebenarnya faye juga tidak tahu harus menjawab seperti apa, ia juga tahu maksud dari adiknya yang peduli terhadapnya, hanya saja ia memang belum pernah merasakan jatuh cinta kepada siapapun.
"Aku hanya takut akan satu hal kak"
"Takut apa?"
"Aku mendengar dari temanku katanya saat umur kita masih dibawah 30 tahun kebawah maka jodoh kita masih ditangan tuhan, tapi kalo sudah 30 tahun keatas maka tuhan angkat tangan" Ujar freen dengan mimik yang sangat serius.
Habis sudah kesabaran faye terhadap adiknya, entah apa yang ada dalam pikiran adiknya itu sehingga mudah sekali mempercayai takhayul seperti itu.
"Diamlah dan habiskan makananmu sekarang juga" Sambil menginjak kaki freen yang berada di bawah meja makan.
"Aww kakiku sakit kak, kau-" Belum sempat melontarkan rasa tidak terima, namun tatapan tajam faye membuat freen lebih memilih untuk diam, sungguh ia masih ingin hidup lebih lama dan menikahi kekasihnya.
Budayakan vote yah teman-temanku🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE [Faye×yoko]
Romance"Aku tidak ingin bersama siapapun, aku hanya ingin kau kembali"