#14

1.2K 155 35
                                    

Jangan lupa vote+komen

✨Enjoy✨

Arah jarum jam terus bergerak, bumi terus berputar sesuai dengan porosnya, serta kehidupan manusia yang akan terus berjalan dengan takdir yang telah digariskan padanya. Siapapun dimuka bumi ini tidak akan ada yang bisa menghindar, walaupun dia menolaknya.

Phiengfa menatap nanar putri semata wayangnya yang sedang tebaring dengan lelap dengan masker oksigen yang menutupi sebagian wajahnya, hanya terdengar suara bising yang berasal dari monitor ICU disamping tempat tidur putrinya, sudah satu Minggu tepatnya berlalu namun putrinya belum juga tersadar.

"Enghh~"

Suara serak dan samar itu membuat Phiengfa menatap binar kearah putrinya, mata sayup itu mengerjab secara perlahan menatap sekitar, phiengfa yang melihat bahwa putrinya telah sadar langsung saja menekan tombol emergency untuk memanggil dokter.

"I-ibu" Yoko merasa bahwa lidahnya sangat keluh, sangat sulit untuknya berbicara walau hanya satu kalimat.

"Ibu Disini sayang, apa ada yang sakit hm, katakan pada ibu nak" Ujar phiengfa sambil mengusap kening yoko dengan halus.

Yoko masih belum bisa mencerna apa sebenarnya yang terjadi padanya, seingatnya terakhir kali dia berada di taman bersama dengan sosok wanita yang ia panggil dengan kak faye, namun mengapa sekarang ia terbaring disini dengan segala alat-alat medis yang menempel di badannya.

Mulai mencerna kondisinya saat ini membuatnya teringat bahwa terakhir kali ia tidak sadarkan diri ditaman itu. Yoko sangat yakin bahwa yang membawanya saat itu adalah faye, lalu dimana wanita itu sekarang, yoko menatap sekitar dengan matanya yang sayu namun tidak menemukan wanita itu tidak ada disana.

"Sedang mencari siapa nak" Phiengfa Melihat putrinya yang sedang menatap sekitar seakan-akan sedang mencari seseorang, namun yoko hanya membalas dengan gelengan yang lemah.

Tidak lama dari arah pintu datanglah dokter wan bersama beberapa perawat yang ikut bersamanya "Selamat pagi nyonya phiengfa" Sopan dokter wan yang menyapa ibu dari pasiennya itu.

"Selamat pagi dokter wan, tolong cek kondisi putriku dia sudah sadar"

Dokter wan menatap kearah yoko, senyum tipis terbit dari bibir itu seakan-akan menandakan suatu kelegaan, memakai stetoskop dan mulai memeriksa keadaan yoko, tidak lupa mengecek monitor disana memastikan bahwa secara keseluruhan kondisi vital yoko telah kembali stabil.

Setelah memastikan semuanya, dokter wan melepas stetoskopnya lalu memandang kearah nyonya phiengfa "Siang nanti jika kondisinya tetap stabil saya akan menyuruh perawat untuk melepaskan seluruh perawatan medis ini nyonya"

"Baiklah dokter wan" Ujar phiengfa dengan perasaannya mulai terasa lega.

"Kalau begitu saya pamit terlebih lebih dulu nyonya, masih ada pasien lain yang harus saya cek" Ujar dokter wan yang diangguki oleh phiengfa.

Namun sebelum dokter wan benar-benar pergi ia sempat mengatakan satu hal pada yoko "Dasar gadis nakal, kau membuat banyak orang khawatir padamu" Ujarnya dengan senyum disertai usapan lembut pada surai rambut yoko, sedangkan yoko hanya mampu tersenyum dengan lemah di balik masker oksigen itu.

Tinggallah ibu dan anak itu berdua dalam ruang rawat vvip itu, walaupun ruangan itu nampak sangat luas dengan segala fasilitasnya yang lengkap, tetap saja yoko merasa semua ini berbeda.

"A-ayah dimana" Ujar yoko seberusaha mungkin mengeluarkan suaranya yang masih sangat serak.

"Ayahmu sedang ada urusan nak, tapi tenang saja ibu akan menghubunginya dan mengatakan bahwa putri kesayangannya ini telah sadar" Ujar phiengfa sambil membenarkan selimut putrinya.

HOPE [Faye×yoko]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang