#6

1.1K 145 23
                                    

Jangan lupa komen+vote



✨️Enjoy✨️


Pagi ini cuaca nampak tidak bersahabat, hujan turun dengan sangat deras membasahi setiap sudut kota itu, menghambat para manusia diluaran sana yang sedang beraktivitas.

Mungkin sebagian orang diluar sana ada yang tak menyukai kehadiran hujan karena bagi mereka hujan akan membuat mereka jatuh sakit, tapi ada juga beberapa orang yang sangat menyukai kehadiran hujan karena baginya hujan dapat menyembunyikan suara tangisan mereka.

Gadis dengan balutan hoodie tebalnya itu berdiri sambil menatap tetes demi tetes air hujan yang jatuh dari balik jendela ruang inapnya itu.

Dulu ia juga membenci kehadiran hujan, tapi setelah mengenal rasa sakit, hujan menjadi temannya kala rasa sakit itu tak bisa di utarakan.

"Kurasa putriku ini sudah tidak sabar untuk pulang hm" Suara ibunya membuat yoko menoleh, disana tidak hanya ada ibunya melainkan ayahnya serta dokter wan.

"Apa sekarang kita sudah bisa pulang ibu"

"Kenapa kau sangat terburu-buru gadis manis" Ujar Dokter wan terkekeh

"Aku sudah tau apa yang akan dirimu sampaikan dokter, seperti jangan lupa meminum obatmu secara teratur, jangan beraktivitas terlalu berat, dan bla bla bla segala macam" Celoteh Yoko yang sudah mengetahui betul apa yang akan disampaikan oleh dokter wan, dua tahun menjadi dokter pribadinya membuat yoko sangat hafal dengan apa yang akan di sampaikan dokter wan.

"Mengapa kau cerewet sekali gadis manis" Dokter wan merasa gemas pun menguyel-uyel pipi yoko.

"Aww pipiku dokter"

Melihat putrinya yang sedang berdebat dengan dokter wan membuat chet dan phiangfa tersenyum, bagi mereka berdua ini adalah situasi yang sudah sering mereka saksikan antara dokter wan dengan putrinya.

Sungguh mereka sangat menyanyangi putri semata wayang mereka itu. Apapun akan mereka lakukan agar putrinya selalu senantiasa berada di sisi mereka, mereka akan mengupayakan apapun sekalipun hal itu bertentangan dangan takdir

"Hentikan perdebatan kalian berdua, ayo nak kita ke mobil sekarang" Yoko menjulurkan lidahnya seakan akan mengejek dokter wan, sang dokter hanya menggeleng sambil tertawa melihat tingkah gadis itu

"Baiklah kalo seperti itu saya permisi terlebih dahulu dokter wan" Ujar Chet

"Tunggu sebentar tuan chet ada satu hal yang ingin saya sampaikan kepada anda"

Chet memandang phiangfa dan memberi isyarat kepada istrinya agar membawa putrinya duluan ke mobil, hal itupun diangguki oleh phiangfa.

"Apa terjadi sesuatu?"

"Kondisinya sudah mulai serius, saat ini kita tidak bisa melakukan banyak hal selain menunggu datangnya pendonor"

"Dokter tenang saja, saya sudah mendaftarkan namanya menjadi urutan pertama sebagai penerima donor prioritas"

Mencari pendonor bukanlah hal yang mudah tentunya, sudah lima tahun chet menunggu namun tak kunjung pendonor itu datang, apakah takdir sedang mempermainkannya.

"Setiap hari saya selalu meminta kepada tuhan agar ada seseorang yang kecelakaan diluar sana, dan mereka akan menjadi pendonor untuk putriku"

Mungkin hal itu terdengar sangat kejam tetapi bagi dokter wan itu adalah doa seorang ayah yang sudah sangat putus asa, ia memang memiliki segalanya di dunia tapi jika diperhadapkan dengan takdir tuhan tidak ada yang bisa ia lakukan.

"Baiklah kalo begitu saya permisi dokter wan, mereka telah menungguku" Pamit chat dengan matanya yang terlihat berkaca

Coba kalian katakan orang tua mana yang tidak putus asa saat tau bahwa anaknya bisa direnggut kapan saja oleh takdir yang diakibatkan....Tragedi lima tahun yang lalu.

....

Faye membuka matanya dengan kasar menatap sekelilingnya, menghela nafas serta mengusap wajahnya dengan kasar. Ternyata ia baru saja terbangun dari mimpi buruk.

Meraih segelas air putih yang tersedia diatas meja nakas itu, meminumnya hingga tandas seakan-akan ia sedang merasa dehidrasi.

Ia terdiam sejenak memikirkan yang baru saja terjadi, dua hari berturut-turut ia selalu saja memimpikan kejadian yang dimana dia sendiri ingin melupakannya.

Ia berfikir bayang-bayang itu tidak akan kembali lagi karena Sudah tiga tahun terakhir mimpi itu tidak lagi menghampirinya, tapi kenapa sekarang bayang-bayang itu kembali.

Tak ingin memikirkannya berlarut-larut faye memilih untuk membersihkan tubuhnya, dan berjalan masuk kedalam kamar mandi

"Sempurna" Ucap Faye yang menatap penampilannya di cermin

Hari ini ia akan mengunjungi tempat pembangunan gedung galeri seninya, ia hanya ingin mengecek sudah sampai mana proses pembangunannya.

Tidak lupa mengambil ponsel dan kunci mobilnya, faye berlari menuruni tangga karena posisi kamarnya berada pada lantai dua mansion.

"Bibi Nam" Panggil Faye

Orang yang dipanggil oleh faye ialah Bibi Nam yang telah mengabdikan dirinya selama 30 tahun lamanya. Dia adalah kepala dapur di mansion itu, jadi segala urusan yang berhubungan dengan dapur akan berada pada pengawasannya.

"Ya nona ada yang bisa saya bantu?" Jawab Bibi nam setelah mununduk hormat.

"Saya akan sarapan diluar, jadi tidak perlu repot-repot menyiapkan sarapan"

"Baik nona"

Setelah mengatakan hal tersebut faye langsung pergi meninggalkan mansion, namun saat sedang asik berkendara dari jauh faye tidak sengaja melihat seseorang gadis yang tidak asing baginya sedang berdiri di trotoar jalan.

Faye mengemudikan mobilnya ke arah gadis itu, menepikan mobilnya ke pinggir trotoar, menurunkan kaca mobilnya seraya memanggil gadis itu.

"Hai gadis mungil"

Sosok yang merasa terpanggil itu menoleh ke arah faye, ia terkejut dengan kehadiran wanita itu, sungguh kebetulan ataukah ini takdir.

"Nona asing!"








Sebelum kemana-mana jangan lupa vote dulu yah🤗

HOPE [Faye×yoko]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang