#15

1.5K 142 44
                                    


Jangan lupa vote+komen

✨️Enjoy✨️

Kedua mata itu perlahan terbuka. Pemandangan pertama yang ia tangkap adalah langit-langit berwarna putih, bola matanya menatap kesana kemari tetapi tidak menemukan siapapun disana.

saat ini kondisinya sudah terbilang cukup stabil, bahkan alat-alat yang awalnya berada pada tubuhnya telah dilepas beberapa jam yang lalu, sehingga menyisakan nasal cannula sebagai alat bantu nafas.

"Kemana mereka" Yoko merasa heran biasanya dia tidak akan ditinggalkan sendirian, kalaupun orang tuanya ingin pergi pasti mereka akan meminta izin terlebih dahulu padanya.

Ia melirik pada jam yang berada pada ruangan itu, dimana jam disana menunjukkan pukul tiga siang, artinya ia sempat tertidur sekitar 3 jam lamanya. Yoko berfikir mungkin saja mereka lagi keluar sebentar.

Kreeek....

Suara pintu terbuka membuat yoko mengalihkan perhatiannya ke arah sumber suara, dimana suara itu berasal dari pintu toilet dalam ruangannya....ah ternyata ada orang pikirnya, yoko mengira dia hanya sendirian.

Saat melihat siapa yang keluar dari dari arah pintu toilet itu membuat yoko terkejut membulatkan matanya, yoko beberapa kali mengedipkan matanya karena ia berfikir mungkin saja yang ia lihat itu hanyalah halusinasi belaka.

Sedangkan sang empu yang ditatap seperti itu langsung bersedekap tangan sambil tersenyum lebar memandang kearah yoko yang terlihat menggemaskan dengan ekspresi seperti itu, baginya yoko sangat menggemaskan jika sedang terkejut.

"Jika kamu menatapku seperti itu terus, aku yakin bola matamu akan keluar" Orang itu mengatakannya sambil menggeleng kecil, ia sudah berada disana selama satu jam yang lalu saat yoko sedang tertidur.

Dia berjalan mendekat kearah yoko yang masih terkejut ditempatnya "Setidaknya sambutlah kedatanganku dengan pelukan yang hangat sweety"

Sambil merentangkan tangan, seakan-akan memberikan ruang pada yoko agar dapat memeluknya "Kamu yakin tidak ingin memelukku, uhh sedih sekali sepertinya diriku tertolak" ujarnya sambil berakting sedih.

"Sejak kapan kamu ada disini" Yoko masih belum percaya dengan kehadiran orang yang berdiri dihadapanya saat ini, namun bukannya memjawab orang itu langsung memeluk yoko tanpa ada penolakan darinya.

"Sungguh aku sangat merindukanmu" Ucapnya di sela-sela pelukan itu, sudah lama tak bertemu dengannya membuatnya sangat merindukan gadis itu.

Yoko yang mendapatkan dekapan seperti itu sungguh membuatnya tak tahu harus bereaksi seperti apa, satu sisi hatinya merasa senang karana bisa kembali melihat kehadirannya, tetapi satu sisi dirinya merasa sangat marah dan kecewa karena melihatnya kembali.

Matanya tanpa sengaja meneteskan air mata, tidaklah banyak namun setidaknya hal itu mampu mendefinisikan betapa kecewanya dia saat ini.

Yoko yang pertama kali memutuskan pelukan itu, ia tidak ingin berlama-lama berada pada posisi seperti itu.

"Maafkan aku" Ujar sosok itu sambil menghapus jejak air mata yang mengalir di pipi yoko, ia tahu bahwa maaf saja mungkin tidak akan cukup untuk bisa membayar segala kesalahannya di masa lalu, tapi dia berjanji tidak mengulanginya kembali dan membuat yoko kembali padanya.

"Kenapa kamu kembali"

"Untukmu"

Yoko hanya terdiam, sejujurnya badannya masih terbilang cukup lemas untuk bisa mencerna segala yang terjadi saat ini, ia tidak tahu harus bersikap dan bereaksi seperti apa.

HOPE [Faye×yoko]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang