#12

1K 123 10
                                    


Jangan Lupa Vote+Komen



✨Enjoy✨



JIka semua orang akan beraktifitas di pagi hari, maka berbeda dengan kedua manusia yang berada di ruang keluarga itu, ayah dan anak itu tampak bersantai dengan menyalakan televisi yang berukuran 100 inch.

Namun bukannya fokus menonton pada apa yang di tampilkan oleh tv tersebut, malah berbalik televislah yang menonton mereka berdua.

Ayah dan anak itu sibuk dengan urusan mereka masing-masing, sang ayah fokus dengan majalah yang dibacanya dengan satu tangan yang mengusap lembut surai rambut putrinya dan sang anak asik berbaring diatas paha sang ayah sambil memainkan Nintendo Switch.

"ish Game ini pasti rusak, bagaimana bisa aku kalah hampir sepuluh kali" Oceh yoko dengan bibir manyunnya.

Mendengar ocehan putrinya membuat chet hanya menggeleng gemas, pasalnya sudah hampir setengah jam putrinya seperti itu.

"Nak, apa obatmu sudah diminum" Ujar chet sambil meletakkan majalahnya dan memilih fokus pada putrinya.

"Sudah" Jawab yoko seadanya, dia masih terfokus dengan game yang dia mainkan.

"Ayah dengar dari jeff, kemarin kamu habis berkunjung ke panti nak"

Mendengar perkataan ayahnya membuat yoko yang awalnya terfokus dengan gamenya langsung saja mengalihkan perhatiannya, dia langsung memposisikan badannya duduk tidak lagi berbaring,

"Jeff juga mengatakan kalau kamu pergi bersama seseorang, alih-alih diantarkan oleh jeff"

Yoko rasanya saat ini ingin sekali menjambak rambut jeff, kenapa orang itu terlampau sangat jujur pada ayahnya tapi satu sisi yoko sadar itu memang tugas jeff yang diperintahkan oleh ayahnya untuk menjadi pengawalnya.

"Aku pergi bersama temanku, saat itu jeff belum juga datang menjemputku" Yoko mengatakannya dengan jujur karena memang saat faye datang untuk meminta yoko pulang bersamanya, saat itu jeff belum juga datang.

"Kau yakin dia hanya temanmu?"

"Tentu saja ayah, lagipula dia seorang wanita" Yoko sebenarnya cukup kesal dengan sifat posesif ayahnya, menurutnya ayahnya itu terlalu berlebihan.

"Cinta tidak lagi memandang gender nak, ayah tidak akan masalah sekalipun kamu mencintai seorang wanita, tapi..." Chet menjeda ucapannya, ia menatap manik mata indah putrinya yang lagi menatapnya serius.

"Tapi kamu harus tau terlebih dahulu kepada siapa kamu akan jatuh cinta nak"

"Maksud ayah" Yoko benar-benar tidak paham dengan apa yang dikatakan ayahnya.

"Tidak ada sayang, ayah hanya tidak ingin putri kesayangan ayah ini tersakiti" Ujar chet tersenyum dengan tangan yang kembali mengelus surai rambut putrinya.

"Sekarang bersiaplah nak, ibumu pasti sudah lama menunggu di butiknya, ayah tidak ingin mendapat Omelan panjangnya" Yoko yang mendengar penuturan ayahnya langsung saja tertawa, baginya ayahnya itu definisi suami yang takut dengan istri.

"Baiklah, ayah tunggu disini aku akan mengganti pakaianku, tidak akan lama" Ujar yoko, berlari kecil kearah tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Melihat tingkah putrinya membutatnya tersenyum, namun senyum itu tidak bertahan lama digantikan mimik wajah yang serius, chet kembali teringat dengan rekaman cctv yang terletak tepat di depan mansionnya.

HOPE [Faye×yoko]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang