Dia telah berubah

193 6 0
                                    

Esok harinya di Hawaii.

Rumah Natalia.

Evan mengeluarkan sepedanya, ia hendak bermain sepeda saat itu dengan teman-temannya.

Namun tiba-tiba saja ia mendapati seorang pria bersetelan jas datang menghampirinya seraya tersenyum. Evan tak percaya dengan yang dilihatnya. Ia langsung memeluknya saat itu. "Ayaahh!!"

"Mau kemana dengan mengendarai sepeda?"

"Menuju ke pantai, disana ada pertandingan voli. Aku ingin menontonnya bersama temanku." ujar Evan.

"Sudahlah tidak perlu keluar saat ini. Apa kau tidak ingin berbincang minum teh dengan ayah?"

"Tentu saja mau...!"

Evan langsung berteriak pada temannya.

"Hey Ed!! Kau saja yang kesana! Ayahku datang!" pekiknya membuat Edward cukup menggerutu disana.

"Dia bilang tidak punya ayah."

Selang setelah mereka saling masuk ke dalam rumahnya, terlihat salah satu tetangganya menyelinap dan menempelkan alat penyadap suara disekitar rumahnya, sesuai yang dititah.

Ia kemudian menelepon Michael.

"Alatnya sudah saya pasang dan sudah terhubung melalui koneksiku. Nanti hasil rekamannya akan saya bagikan." ujar pria itu pada Michael.

Ditengah rumah. Natalia dari dapur tampak tersenyum memperhatikan mereka saling berkumpul, ia sibuk membuatkan minuman.

"Bagaimana kuliahmu?" tanya Dietrich.

"Memusingkan. Kadang ada yang membuatku tidak paham, dan ketika kutanya ibu, ibu juga tidak tahu... Aku bingung mau bertanya dengan siapa..." keluh Evan.

"Itu artinya kau harus banyak bertanya pada dosenmu, atau pada teman sekelasmu. Jangan selalu mengandalkan ibu." ujar Dietrich.

"Yayaya... Aku tahu itu. Ayah kesini ada keperluan apa?"

"Ingin bertemu saja dengan kalian..."

"Kapan kita akan dikenalkan oleh keluarga ayah? Bukankah sudah terlalu lama kita disembunyikan disini?" tanya Evan kecewa. Dietrich terdiam dikatakan seperti itu.

Natalia berjalan dengan membawakan tiga gelas minuman disana. Natalia membenarkan.

"Evan pantas menanyakannya. Seolah kita tidak sama sekali bernilai di matamu. Apa sebenarnya anggapanmu tentang kami selama ini? Keluarga yang baru kau temui atau keluarga yang bernilai sesaat dimatamu?" tanya Natalia. Semakin membuat Dietrich terdiam.

"Katanya ayah seorang pengusaha besar. Aku juga ingin merasakan menjadi anak seorang pengusaha besar. Aku juga ingin merasakan menjadi bagian dari hidup ayah... Dan kemana ayah akan membagikan harta triliunan milik ayah itu?" tanya Evan semakin membuat Dietrich dicecar.

Dietrich langsung memegang pundak Evan.

"Sampai masa ketika semua kerikil itu sudah dibereskan disana. Kalian akan ayah kenalkan ke keluarga ayah. Menjadikan kalian bagian sah dari keluarga ayah. Bahkan Evan akan memimpin perusahaan yang ayah miliki."

"Wahhh benarkahhh yah??"

"Iya tentu..."

Ezra mendengar jelas suara mereka dalam rekaman yang dikirim eh pria tadi beberapa saat lalu. "Saya sudah menduga, dia akan mengaku-ngaku perusahaan milik kakek menjadi miliknya seorang. Bahkan berniat untuk mewariskan harta kekayaan itu kepada anaknya. Sungguh tidak masuk di akal." ujar Ezra kesal.

"Jadi apa yang hendak anda lakukan saat ini tuan?" tanya Michael.

"Aku akan adu ini semua ke kakek, kakek berhak tahu segalanya tentang ini. Mereka sudah kelewat batas. Didiamkan malah makin menjadi." ujar Ezra.

Kemilau Hujan Di Hati Anandita (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang