Bab 1. Kembali Bertemu

377 22 3
                                    

 Kim Mingyu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Mingyu


Busan, 2013.

"Gyu!!! Tunggu. Ada yang ingin aku katakan padamu." Panggil Elina pada Mingyu yang tidak sengaja berpapasan dengannya.

Kim mingyu menatap seorang perempuan yang baru saja memanggilnya. Ia memutar bola matanya malas menanggapi perempuan gila itu. Mingyu melepaskan pandangannya dan hendak meninggalkan perempuan itu. Namun lagi-lagi Elina memanggilnya.

"Tunggu sebentar Gyu. Tak akan lama, aku janji." Elina menyentuh punggung Mingyu.

"Lepaskan tanganmu dari tubuhku!" Ucap Mingyu dingin kepada Elina.

Bukannya takut, Elina malah tersenyum menatap Mingyu. Sifat dingin Mingyu merupakan daya tarik bagi Elina. Elina benar-benar jatuh cinta seorang Kim Mingyu. Siapa yang tidak jatuh cinta padanya. Kim Mingyu merupakan teman satu angkatan Elina. Ia adalah pria yang sangat pintar dan berprestasi di sekolah. Tidak hanya dalam akademik, dalam bidang olahraga pun Kim Mingyu memiliki segudang prestasi. Khususnya bidang  basket.

Setiap tahun sekolah mereka selalu memenangkan turnamen tingkat nasional sejak ekskul basket mereka dipimpin oleh kapten Kim Mingyu. Tak hanya berprestasi, Kim Mingyu juga memiliki wajah yang sangat tampan dengan tinggi badan 182 cm. Hanya satu kurangnya Kim Mingyu, ia adalah pria yang sangat dingin dan irit berbicara. Banyak wanita yang sangat mengaguminya bahkan ingin menjadikan dirinya sebagai pacar. Namun, tidak ada satu pun perempuan yang berhasil menjadi pacarnya. Sampai beredar gosip di sekolah mereka bahwa Kim Mingyu adalah pecinta sesama jenis.

Namun gosip tersebut tidak membuat Elina mundur. Justru Elina senang karena berkurangnya saingan perempuan untuk mendapatkan Mingyu. Elina sadar diri bahwa ia hanya perempuan biasa dengan kecerdasan di bawah rata-rata. Ia selalu mendapatkan nilai rendah hampir di setiap mata pelajaran. Ia juga tidak memiliki bakat apapun, baik di bidang akademik maupun nok akademik. Namun ia tetap percaya diri untuk mendekati seorang Kim Mingyu karena neneknya selalu berkata, "keberuntungan adalah milik orang-orang yang mau berusaha." Dia percaya, walaupun dirinya tidak seperti wanita pintar lainnya, semoga keberuntungan berpihak padanya.

"Apa?" Ucap Mingyu menatap tajam Elina yang sedari tadi diam membisu sambil menatap Mingyu dengan kagum.

"Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu. Sejak pertama kali aku bersekolah di sini, aku langsung jatuh cinta padamu. Bukan karena kepintaran atau parasmu yang tampan. Aku merasakan getaran yang aneh saat melihatmu dan berada di dekatmu. Perasaan senang dan bahagia saat melihatmu bahkan dari kejauhan. Perasaanku tidak pernah berubah sampai saat ini. Aku sungguh mencintaimu, Kim Mingyu. Apakah kau mau menjadi pacarku?" Dengan lantang Elina menyatakan cintanya.

Mingyu cukup terkejut mendengar pernyataan cinta yang diucapkan oleh Elina. Walaupun ia sering mendengarkan ucapan cinta dari perempuan lain. Namun kali ini ia merasa lebih ilfeel kepada Elina. Mereka sedang berada di aula sekolah karena baru saja mereka merayakan kelulusan sekolah. Di dalam aula masih banyak sekali siswa-siswi yang berkeliaran saling mengucapkan selamat. Masih dengan mic kecil yang menempel di baju seragam Mingyu, ia mendekati Elina dengan tatapan jijik padanya.

My Dear, ElinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang