Bab 20. Mulai mengingat

64 3 0
                                    

[Hallo!]

[Tolong sampaikan pada Ailee bahwa aku ada urusan mendadak dan harus pergi. Tolong antarkan Ailee kembali ke rumahnya, nuna.]

Tut. Panggilan telpon dari Mingyu dimatikan begitu saja olehnya. Minji mengeram kesal melihat tingkah adiknya itu karena belum sempat ia menjawab, Mingyu terlebih dahulu mematikan telponnya. Setelah mengantarkan Elina ke depan restaurant, Mingyu tidak kunjung kembali ke dalam. Itu membuat Ailee dan Minji merasa khawatir pada keduanya. Namun ternyata, Mingyu sudah terlebih dahulu pergi meninggalkan mereka. Entah pergi bersama Elina atau tidak, Minji pun tidak tahu.

"Ada apa, eonni ?"

"Hmm Mingyu baru saja pergi karena ada urusan mendadak. Jadi, ia menitipkan dirimu untuk pulang bersamaku. Tidak apa-apa kan Ailee?" Tanya Minji khawatir calon istri adiknya tidak nyaman pulang bersamanya.

"Urusan mendadak? Apa ada sesuatu dengan Mingyu dan Elina?" Batin Ailee.

"Tidak apa-apa, eonni. Kalian tidak usah repot-repot mengantarku pulang. Aku bisa pulang bersama supirku." Tolak Ailee sopan.

"Jangan seperti itu, Ailee. Aku jadi tidak nyaman mendengarnya. Memang adikku itu kurang ajar sekali meninggalkanmu sendirian di restaurant ini! Namun, ia juga tetap peduli padamu. Buktinya ia menyuruhku untuk mengantarkanmu pulang. Bagaimana?" Ajak Minji kembali.

Lagi-lagi Ailee hanya menggeleng menolak ajakan dari calon kakak ipar. Akhirnya Minji menyerah dan membiarkan Ailee pulang ke rumahnya dengan supir pribadinya.

****

Pukul sembilan malam, Elina dan Woozi sudah tiba di apartemen Elina. Setelah menemani Woozi makan malam, Elina langsung meminta pulang karena ia merasa kelelahan hari ini dan disinilah mereka berada. Mereka berada di kediaman Elina. Ia menawarkan Woozi untuk singgah sebentar di apartemennya.

"Kau tinggal sendiri?" Tanya Woozi saat wanita itu membawakan minuman dingin untuknya.

"Hmmm."

"Dimana nenekmu? Apa masih tinggal di Busan?" Tanyanya kembali.

"Iya. Nenekku masih mengurus kedai di Busan. Jadi, aku tinggal sendiri di Seoul. Mau jadi anak rantau dulu.." ucap Elina dengan nada dibuat-buat.

"Cih anak rantau. Kalau sakit siapa yang akan merawatmu?"

"Ya aku sendirilah.. siapa lagi?"

"Kau kan lemah! Apakah bisa merawat dirimu sendiri?" Ledek Woozi.

"Yakkk!!!!" Elina melemparkan bantal sofa ke wajah pria yang berada di sampingnya. Seketika ruang tamu dipenuhi oleh tawa mereka berdua.

 Seketika ruang tamu dipenuhi oleh tawa mereka berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Dear, ElinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang