Bab 13. Kau cantik

76 6 0
                                    

"Kau sungguhan tidak bisa naik sepeda, Kim Mingyu?" Tanya Elina setelah terdiam dari tawanya. Ia tertawa lepas sampai lupa bahwa Mingyu sudah menatapnya tajam. Seketika ia hentikan tawanya melihat bosnya nampak kesal melihatnya.

"Aku sudah lupa mengendarai sepeda. Jika hanya naik sepeda, tentu aku bisa." Bohong Mingyu. Ketika ia tinggal di bersama kakeknya dulu di Daegu, Mingyu sempat berlatih sepeda. Dikarenakan saat berlatih ia terjatuh di selokan, ia tidak lagi mau mengendarai sepeda. Sejak kecil juga, Mingyu selalu diantar oleh supir pribadinya menggunakan mobil. Jadi, dia tidak pernah mengendarai sepeda.

Elina hanya mengangguk mendengar penjelasan dari bosnya itu. Sebenarnya ia merasa bahwa Mingyu telah membohonginya, hanya saja ia memilih berpura-pura mendengarkan alasan dari bosnya itu.

"Kalau begitu biar aku yang mengendarainya dan kau duduk di belakang sebagai penumpang." Perintah Elina yang sudah siap menaiki sepeda dan mengendarainya.

"Mwo? Kau akan memboncengku?"

"Iya. Kau bilang akan berkeliling di pulau ini. Ayo kita berangkat!" Ajak Elina kembali.

"Aku tidak mau! Bagaimana bisa seorang pria dibonceng oleh wanita dengan sepeda tua itu. Memalukan!" Ujarnya remeh pada Elina.

 Memalukan!" Ujarnya remeh pada Elina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Elina menghembuskan nafasnya kasar. Ia terlihat memutar bola matanya malas kepada bosnya itu. Andai saja pria sombong ini bukan bosnya, pasti ia sudah menghajar mulut kasarnya.

"Kalau au tidak mau, biar aku yang mengendarai sepeda dan kau mengendarai mobilmu. Cepatlah! Kau hanya membuang waktuku saja," jawab Elina berani kemudian ia sudah menaiki sepeda dan mulai melajukannya.

Elina sudah lebih dulu meninggalkan Mingyu yang masih mematung menatap kepergiannya.

"Yaakk Elina! Tunggu, hey! Kenapa kau meninggalkanku? Aku bilang, kau harus menuruti keinginanku hari ini. Yaaak ELINAAA!!!" Teriak Mingyu karena Elina sudah agak jauh meninggalkannya.

Elina mengabaikan suara Mingyu yang terus berteriak memanggilnya. Tentang  Mingyu yang akan memarahinya, biarlah menjadi urusannya nanti. Elina masa bodo. Ia sudah terlanjur ingin menikmati pemandangan indah pulau Jeju. Elina terus mengayuh sepeda itu sambil bersenandung.

Habis dengan suara yang berteriak memanggil Elina, akhirnya Mingyu menyerah dan ia memasuki mobil untuk menyusul Elina. Ia kemudian melajukan mobilnya dan mengejar Elina sampai akhirnya ia berada di samping wanita yang sedang mengendarai sepeda tua itu. Elina tahu bahwa mobil yang berada di sebelah kirinya adalah mobil Mingyu. Ia mengabaikan dan terus mengayuh sepeda merasakan angin sepoi-sepoi yang menyentuh wajahnya. Mingyu memperlambat kecepatan mobilnya mengikuti kecepatan sepeda yang dikendarai Elina.

Ia menurunkan jendela kaca mobilnya untuk memanggil Elina,

"Hey Elinaaa.. kenapa kau meninggalkanku? Aku bilang hari ini kau harus menuruti semua keinginanku, apa kau tidak paham ucapanku tadi, hah?" Teriak Mingyu. Elina masih abai saja dengan ucapan bosnya itu. Ia terus mengayuh sepedanya tanpa mempedulikan teriakan dari bosnya.

My Dear, ElinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang