Bab 30. Kabar buruk dari Kim Namjin

49 5 4
                                    


"A..apa yang kau lakukan di sini?" Kaget Elina dengan tubuh yang langsung berdiri menatapnya pria di depan apartemennya.

Pria itu hanya diam saja sambil terus menatap Elina. Wajahnya terlihat dingin tanpa ekspresi apapun. Ditatap seperti itu oleh Mingyu, membuat mental Elina menciut begitu saja. Mereka saling berhadapan dengan ekspresi tersirat.

"Apakah dia kekasihmu?" Mingyu kemudian membuka mulutnya.

"Hah? Apa maksudmu?" Elina tercengang mendengar pertanyaan dari bosnya itu. Apa maksud dari pertanyaannya?

"Pria tadi, apakah dia kekasihmu?" Ulang Mingyu.

Dengan pandangan yang saling bertatapan, Elina sedikit mendangak karena tinggi badan mereka yang cukup jauh berbeda. Ternyata ia melihat Woozi yang baru saja keluar dari apartemennya. Eitsss... tapi tunggu dulu, sejak kapan Mingyu berada di depan apartemen Elina? Sampai-sampai ia tahu bahwa Woozi baru saja keluar dari apartemennya padahal waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam.

Elina tersenyum manis, sangat manis pada Mingyu. Namun, senyuman itu seperti ledekan bagi Mingyu.

"Apa urusanmu?"

"Aku hanya bertanya. Apa susahnya menjawab!" Tegas Mingyu. Elina terhentak dengan perkataan dari bosnya itu. Mengapa tiba-tiba Mingyu menjadi galak? Ah bukankah memang sejak dulu pria itu galak padanya?

"Iya, apa urusanmu? Jika memang dia adalah kekasihku, memangnya kenapa? Dan kalau bukan, juga kenapa? Apakah ada masalah? Tidak bukan. Jangan berlebihan Pak Mingyu."

Mingyu terlihat geram mendengar jawaban dari Elina. Ia memajukan wajahnya agar lebih dekat dengan wanita itu.

"Tidak ada yang boleh berpacaran di hotelku! Itu hanya membuang-buang waktu sehingga bermalas-malasan dalam bekerja."

"Hahaha aturan darimana itu, Gyu? Kau tidak usah mengada-ada. Tidak ada aturan seperti itu saat penandatangan kontrak di Hotelmu. Kalau memiliki pacar satu perusahaan, mungkin saja tidak diperbolehkan seperti film 'atm error' Thailand. Tapi, bukankah perusahaanmu tidak menerapkan aturan seperti itu. Jadi, bebas saja bukan? Yang terpenting kita bekerja sesuai target yang sudah ditentukan." Elina menertawakan ucapan bosnya itu.

"Mengapa jadi membahas film?"

Mingyu semakin geram melihat Elina malah tertawa saat Mingyu mengatakan demikian. Namun, ia menangkap mata wanita itu sedikit sembab. Apakah ia baru saja menangis?

"Aturannya akan dibuat besok. Dan kau orang pertama yang aku beritahu."

"A..apa? Bagaimana bisa?"

Mingyu mengangkat sudut bibirnya sambil terus menatap ke dalam kedua mata Elina,

"Kau takut?" Seringai Mingyu.

"Tidak. Untuk apa aku takut? Lagi pula dia bukan kekasihku."

Mingyu tersenyum puas. Jawaban yang ia tunggu-tunggu akhirnya keluar juga dari mulut Elina. Harap-harap cemas ia menunggu jawaban dari Elina. Padahal Mingyu sejak awal hanya membuat karangan tentang aturannya sendiri agar wanita itu hanya fokus pada dirinya.

"Hmm benarkah?" Tanya Mingyu kembali meyakinkan Elina.

"Terserah kau saja! Sebaiknya kau pulang Mingyu.. Ini sudah malam dan kau akan kembali bekerja besok. Aku juga akan kembali masuk ke dalam." Usir Elina.

"Kau mengusirku?"

"Iya. Kenapa?"

"Hanya kau pegawai yang berani mengusir atasannya!" Tegas Mingyu.

Elina menghela nafasnya, malas menanggapi Mingyu. Jujur ia cukup lelah dan ingin beristirahat malam ini. Pertemuan dengan ayahnya tadi membuat tubuhnya lemah.

My Dear, ElinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang