Ravenna Pov*
"Bagaimana dengan nama Liv?" Tanya ku.
'(Diterima. sekarang nama saya adalah Liv)' sepertinya nama itu lumayan cocok juga.
"Nah Liv tolong beritahu kondisi tubuhku saat ini" Aku penasaran apakah dia bisa melakukannya sesuai dengan apa yang dideskripsikan.
'(Kondisi tubuh stabil, tanpa adanya kerusakan maupun anomali. Kesimpulan tubuh dalam kondisi prima)' ya sepertinya berhasil.
"Apakah kau memiliki emosi Liv?"
'(ya yang mulia, saya memilikinya)' ucapnya yang masih seperti robot.
"Kalau begitu berbicara lah dengan nada biasa, jangan seperti robot, rasanya aneh kalau berbicara dengan robot" Kataku, sambil memandangi kota dari balik jendela kamar.
'(Baik sesuai keinginan anda. Sekarang sudah mengaktifkan Emosi)' katanya.
Aku kemudian teringat fungsi lain dari nanobot ini, jadi aku pun bertanya.
"Aku punya satu pertanyaan" Tanya ku, dengan tenang.'(Ya, dan Apa itu yang mulia?)' katanya yang sekarang sudah terdengar bernada.
"Kau tadi mengatakan, bahwa kau bisa memberi ku suatu support. Jadi support seperti apa yang kau berikan Liv?"
'(Support yang ku berikan, merupakan dukungan untuk membantu pengguna dalam menyelesaikan atau menghadapi situasi apapun, seperti rekonstruksi suatu peristiwa." Jawabannya, namun aku juga penasaran cara kerjanya.
"Liv, bagaimana cara mu untuk merekonstruksi suatu peristiwa?" Tanyaku penasaran sambil memegang dagu.
'(Saya dapat melakukan nya dengan cara, menganalisis tempat bekas suatu peristiwa, dari bentuk kerusakan, perubahan, noda, dan yang lainnya. Sehingga saya bisa memperhitungkan gambaran bagaimana atau apa penyebab dari suatu peristiwa tersebut bisa terjadi)' kata Liv, dan aku mendengarkan dengan seksama.
'(Saya bahkan bisa membantu untuk menemukan arah jalur yang tepat. dengan menganalisis setiap detail di setiap jalur tersebut, sehingga saya bisa mengkalkulasikan kan jalur mana yang lebih aman dan efisien)' itu membuatku sangat terkesan, dengan fitur yang akan mempermudah perencanaan ku.
"Itu akan sangat berguna, Jadi Liv, apakah kau bisa juga membantu ku untuk menganalisa seseorang juga?" kataku sambil memuji dan bertanya lagi.
'(Ya, dengan menganalisa gerak gerik, ekspresi, gelombang otak, detak jantung, pernapasan, dan hormon yang ada pada target, maka saya bisa mengetahui apakah dia berbohong atau tidak, dan saya juga bisa melihat emosi apa yang target sembunyikan dari Yang Mulia)' jelasnya, dan aku sungguh sangat senang.
"Itu sungguh mengesankan Liv, dan apakah kau hanya memberi dukungan internal saja?"
'(Tidak, saya juga bisa memberi support untuk membantu gerakan pengguna dengan mengendalikan otot tertentu, sehingga saya bisa memberikan support pada aktivitas fisik)'
"Berarti kau bisa membuat tubuhku bergerak sendiri? ini mirip auto pilot"
'(Ya yang mulia, dengan izin lebih lanjut dari Yang mulia untuk akses, maka saya bisa melakukan nya. Dan dengan jumlah perangkat komputasi yang lebih banyak, maka saya bisa memberikan support yang lebih maksimal. apakah ada pertanyaan lainnya?)' jelasnya.
"Performa mu itu, sangat melebihi ekspektasi ku Liv" puji ku untuk kedua kalinya.
namun karena aku merasa sudah cukup jadi aku hanya ingin istirahat sekarang setelah melalui hari yang banyak peristiwa ini.
"dan mungkin sudah cukup Liv, mungkin aku akan istirahat saja sekarang" dengan begitu Ravenna menguap dengan Liv yang masih online.
Third Pov*
YOU ARE READING
Veteran Soldier Went To Another World And Became A [Ruler]
ActionSeorang veteran muda, yang bernama Hanibal, harus pensiun dini akibat luka parah yang di alaminya. Membuat dia tidak bisa kembali ke dalam militer. Dan dia mulai menjalani hidup bagaikan rakyat biasa. Hidupnya berjalan normal, berhasil menemukan pe...