Keheningan yang terjadi di dalam sebuah mobil sejak beberapa menit yang lalu, sejak Jennie izin untuk tidak ikut ke asrama karena ia akan pulang kerumah.
Bukan rumah orangtuanya tetapi rumah dia dan suaminya.
Tadi pun ia dijemput oleh Haechan dan saat memasuki mobilnya pun Jennie berhati-hati, ia menggunakan masker dan topi untuk menutupi dirinya.
Karena ia tahu meskipun ini sudah malam hari tetapi paparazi pasti ada dimana-mana.
Dan sekarang mereka berdua masih berdiam diri tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Haechan yang fokus menyetir dan Jennie yang fokus melihat jalan.
"Kalau noona lelah tidur saja"
Jennie menoleh kemudian ia menggeleng sambil tersenyum tipis, "Kupikir kau yang lebih lelah, mau bertukar menyetir nya?" tawar Jennie.
"Tidak, biar aku saja" Jennie mengangguk dan suasana kembali hening.
Sekitar setengah jam lebih mereka sampai di apartemen, memarkirkan mobilnya lalu turun dengan serba tertutup. Lalu tidak lama mereka sudah sampai di depan unit apartemen mereka.
"Mau makan dengan apa?" tanya Jennie sambil melepaskan masker dan topinya lalu berjalan kearah dapur.
"Mie saja yang mudah, noona pasti lelah kalau harus memasak" jawabnya.
Jennie tersenyum kecil mendengar jawaban dari suaminya itu, lalu ia kembali menyadarkan dirinya dan mulai memasak mie.
Saat ia tengah memasak ia mendengar langkah kaki yang mendekati nya lalu ia menoleh dan ternyata itu Haechan yang sudah selesai mandi.
Pria itu hanya menggunakan kaos serta celana pendek dengan rambut basah nya, sepertinya dia baru keramas karena Jennie bisa mencium aroma shampo nya itu.
"Mau ku bantu?" tawar Haechan.
"Tidak usah, ini sebentar lagi akan selesai. Kau duduk saja disana" titah Jennie.
Langsung menurut, pria itu duduk di kursi sambil memainkan ponselnya dan beberapa menit kemudian Jennie datang membawa mie yang sudah matang itu.
Lalu saat ia akan duduk ia melihat rambut Haechan yang masih basah, airnya berjatuhan mengenai kaosnya membuat Jennie geleng-geleng kepala melihat hal itu.
Ia langsung mengambil handuk lalu berdiri di belakang Haechan dan mengeringkan rambut nya, "Kalo rambut basah itu keringin kayak gini, jangan di diemin aja terus baju kamu basah nanti masuk angin"
Haechan yang mendengar itu hanya mengangguk-angguk saja, seperti anak kecil yang tengah di beritahu oleh ibu nya.
Setelah selesai Jennie langsung menyimpan handuk itu dan kembali duduk tepat di depan Haechan.
"Terimakasih noona" Jennie membalasnya dengan senyuman.
Dan setelah itu mereka berdua makan dengan tenang tanpa ada yang berbicara.
"Aku sudah selesai, aku akan langsung mandi saja nanti piring kotornya simpan dulu saja biar aku cuci nanti" ujar Jennie.
"Tidak usah, biar aku saja yang mencucinya noona" ucap Haechan.
Saat ia akan menjawabnya Haechan sudah lebih dulu mencucinya, tidak lupa mengucapkan terimakasih lalu Jennie pergi untuk mandi karena badannya sudah lengket terkena keringat.
Setelah selesai ia bersiap untuk merebahkan dirinya di kasur tetapi matanya melirik ke samping dimana ia melihat Haechan yang tengah membawa bantal serta selimut menuju sofa.
"Kenapa tidak disini saja?" tanya Jennie.
"Bukannya biasanya aku disini ya?"
Jennie tersenyum tipis lalu mengambil bantal dan selimut yang Haechan bawa tadi dan menyimpannya di kasur membuat sang pria kebingungan.
"Disini saja" ucap Jennie.
"Tidak apa?" tanya Haechan memastikan.
Jennie terkekeh kecil, "Kenapa harus bertanya seperti itu? sekarang kita suami istri dan kamu juga berhak atas semua yang ada disini, ini juga rumahmu" jawab Jennie.
"Dan maaf kalau sebelumnya kau selalu tidur di sofa" lanjut Jennie menyesal.
"Tidak apa noona, aku tahu kau pasti belum terbiasa kan? yasudah sekarang kita tidur" Haechan berjalan mendekati kasur dan merebahkan badannya di samping Jennie.
Mereka berdua saling membelakangi dan belum ada yang memejamkan matanya satu pun. Setengah jam berlalu dan mereka berdua pun tetap sama belum ada tertidur, yang termuda membalikkan badannya menatap punggung Jennie.
"Noona.. apa kau sudah tidur?" Haechan bertanya dengan suara kecil, terdengar seperti merengek.
Jennie yang memang belum tertidur itu pun membalikkan badannya dan sekarang mereka berdua berhadapan, "Kenapa?" tanya Jennie.
"Aku tidak bisa tidur jika tidak memeluk sesuatu" ujar nya membuat Jennie yang mendengar itu terkekeh.
Jennie mengisyaratkan Haechan untuk mendekat dan pria itu dengan menurut mendekat dan langsung memeluk Jennie, pelukan yang nyaman membuatnya memejamkan matanya.
"Tapi kenapa saat tidur di sofa kau tertidur nyenyak?"
"Itu karena aku sangat lelah jadi aku langsung tertidur, tetapi terkadang aku hanya memejamkan mata dan tidak bisa tidur sampai pagi" jelasnya dengan mata yang terpejam.
Jennie gemas melihat Haechan yang seperti ini, di elus nya rambut coklat pria itu lembut membuat Haechan semakin terpejam karena merasa nyaman.
"Sweet dreams my baby bear" bisiknya.
Haechan yang mendengar itu tersenyum dan setelah itu ia terlelap.
to be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
secret marriage [jennie x haechan]
General Fictionbagaimana ketika dua orang dari grup terkenal ternyata sudah menikah? di depan publik terlihat seperti tidak mengenal satu sama lain tetapi di belakang sana mereka adalah sepasang suami istri yang sangat romantis. high rank : #1 in kimjennie (14-08...