secret marriage : 04

1.3K 72 0
                                    

Hari sudah semakin siang dan seperti rencana sebelumnya Jennie akan pergi ke supermarket untuk berbelanja bulanan.

Ia sudah siap dengan dress berlengan pendek selutut berwarna dominan putih dengan garis hitam di bagian lengannya. Tidak lupa juga ia memakai masker.

Karena supermarket nya yang tidak terlalu jauh dari rumah ia memutuskan untuk berjalan kaki saja ditengah teriknya panas ini.

Setelah sampai disana ia segera menuju tempat bahan-bahan yang ia perlukan, karena sebelum kesini Jennie sudah mencatat lebih dulu apa saja yang harus ia beli.

Hampir setengah jam Jennie berkeliling dan troli nya pun sudah penuh, semua barang yang masuk dalam list pun sudah ada semua, ia langsung bergegas ke kasir untuk membayar.

Antrian tidak terlalu penuh membuat Jennie bernafas lega. Lalu ia pun membayar belanjaannya. Jennie mendesah kasar saat melihat 2 jinjingan besar yang berada di depannya, apa ia harus membawanya sambil berjalan di tengah terik nya matahari atau ia memesan taksi?

Dan Jennie memutuskan untuk memesan taksi karena ia tidak bisa membawa belanjaannya yang banyak ini.

Setelah menaiki taksi Jennie turun di depan apartemennya, menenteng jinjingan besar itu. Ribet sekali memang, tetapi mau bagaimana lagi.

Saat Jennie kesusahan menekan tombol lift tiba-tiba ada sebuah tangan yang menekankan nya membuat Jennie berucap terimakasih.

Jennie kembali ke susahan saat memasuki lift tetapi satu totebag nya tiba-tiba diambil alih oleh seorang pria yang tadi. "Ah terimakasih sudah membantu saya" Jennie canggung, karena merasa tidak enak kepada orang ini ia hendak mengambil jinjingannya itu tetapi pria tersebut tidak memperbolehkan.

"Biar saya saja, kamu kesusahannya membawanya. Kamu di lantai berapa?" tanya pria tersebut.

"5" jawab Jennie singkat. Pria itu mengangguk lalu lift berhenti di lantai 5.

"Kebetulan saya juga di lantai ini, kamu di unit berapa?" tanya pria itu kembali.

"166" jawab jennie.

Pria itu mengangguk paham. Lalu mereka berjalan menuju unit Jennie, dan tidak butuh waktu lama sudah sampai.

"Terimakasih banyak" Jennie berucap.

Pria itu tersenyum, "Sama-sama. Kebetulan juga saya di unit 168, hanya terhalang satu unit saja"

"Oh iya perkenalkan nama saya Hajoon, nama kamu?" tanya pria bernama Hajoon itu.

"Saya Jennie, sekali lagi terimakasih saya izin masuk dulu" pamit Jennie, dengan cepat ia menakan sandi lalu masuk.

Hajoon yang masih diluar sedikit mengintip ke dalam ia melihat ada foto pernikahan, mungkin itu pernikahan orangtuanya, pikirnya.

...

"Setelah ini bagian diriku ya?" Haechan bertanya kepada Mark yang berada di sebelahnya.

"Iya, yang lain udah pada selesai tinggal kau saja" jawab Mark.

Haechan mengangguk paham, ia tengah memperhatikan Jungwoo yang sedang rekaman lalu beberapa menit kemudian Jungwoo selesai dan Haechan di panggil masuk.

Dan akhirnya rekaman pun sudah selesai, semua member sudah melakukan rekaman suara untuk comeback mereka sebentar lagi.

Setelah selesai semua member tengah berkumpul di tempat latihan, tetapi latihan belum dimulai jadi mereka masih bersantai-santai.

"Haechan mana buku yang aku titipkan itu, apa kau membawanya?" Haechan membulatkan matanya.

"Kenapa kau memelototi ku seperti itu?!"

"Hehe tidak hyung" Haechan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia lupa membawa buku desain.

"Kau ini bagaimana sih, kan aku sudah memberitahumu sekarang harus dibawa jangan sampai lupa. Itu sangat penting"

"Yasudah aku akan mengambilnya kerumah dulu" Haechan hendak berdiri tetapi kyohong menahannya.

"Kau minta antarkan saja kesini, kalau kau pulang untuk mengambilnya kau tidak bisa karena kita akan berlatih sebentar lagi" jelas kyohong.

"Telpon Jennie noona saja, minta dia antarkan kesni" ucap Mark membuat Haechan melirik tajam pria itu.

Mau tidak mau Haechan menelepon Jennie dan menyuruhnya untuk mengantarkan buku itu kesini.

"Hyung tapi diantarkannya sore tidak apa?" tanya Haechan, kyohong mengangguk lalu pergi meninggalkan ruang latihan.

"Hei menapa wajahmu jadi lesu seperti itu sih?" tanya Jhonny sambil merangkul Haechan.

"Aku tidak mau Jennie noona kesini, nanti kalau ketemu mantannya itu bagaimana??"

Semua anggota tertawa mendengar perkataan Haechan termasuk jhonny, "Kenapa kalian menertawakan ku sih?!" kesal Haechan.

"Aku sudah merekamnya dan akan mengirimnya kepada Jennie" ujar Doyoung.

"Hyung jangan seperti itu, aku malu!" Haechan berlari menghampiri Doyoung tetapi pria itu mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

Haechan memutar bola matanya malas lalu kembali duduk di samping Jhonny, "Tunggu, kenapa kau bisa mempunyai nomor Jennie noona??" tanya Haechan curiga.

"Dia kan mantan pacarku dulu, kamu pacaran sangat romantis" Doyoung sengaja memanas-manasi adiknya itu, ia terhibur melihat wajah Haechan yang sudah merah dan menatap nya tajam.

Jhonny yang berada di pinggir Haechan mengelus lembut punggung maknae nya ini. "Sudah jangan menjahilinya seperti itu, nanti dia menangis bagaimana?"

"Jangan dengarkan perkataan Doyoung, dia berbohong" lanjut Jhonny.

"Iya-iya aku berbohong, aku mempunyai nomor Jennie karena kita sama 96l" jelas Doyoung.

"Awas saja kau Kim Doyoung!" teriak haechan kesal.

"Sudah-sudah, sekarang kita mulai latihannya saja" Taeyong melerai perbedaan antara kucing dan anjing itu.


to be continued...

secret marriage [jennie x haechan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang