secret marriage 18

1K 79 12
                                    

Mereka berdua sudah tiba di apartemen sejak satu jam yang lalu, sekarang kedua pasang suami-istri itu tengah berpelukan hangat sambil menonton film romance, Jennie yang menginginkannya. Terlihat romantis, sama seperti genre filmnya.

"Kamu cape ga?" tanya Jennie.

Haechan yang tengah fokus sambil mengelus rambut Jennie lembut pun terhenti, mengernyit bingung, "Cape kenapa?" tanya nya.

"Sama sikap aku yang kaya anak kecil"

"Kenapa harus cape? aku engga ngerasa gitu kok, malah seneng kamu kaya gini"

Jennie yang mendengar jawaban Haechan tersenyum, lalu menatap wajah sang suami dalam. "Padahal disini yang lebih muda itu kamu, tapi aku yang sikapnya malah kaya gitu. Maafin aku ya?"

Haechan terkekeh melihat wajah Jennie yang terlihat lucu lalu ia mengecup bibir Jennie, "Kata aku tadi apa? aku malah seneng kamu kaya gini, kamu kaya anak kecil aku seneng. Udah ya jangan ngebahas hal-hal yang kaya gitu lagi. Yang pasti aku itu cinta dan sayang sama kamu, aku bakal suka sama semua hal yang kamu lakuin apapun itu aku suka"

"Gombal banget anak kecil" Jennie terkekeh, lalu mendorong tubuh Haechan menjauh.

"Eh anak kecil gini bisa bikin anak kecil juga loh, mau tau?"

Mendengar perkataan Haechan barusan membuat Jennie segera berlari dari pria itu, siaga satu, bahaya sekali. Dan haechan yang melihat itu hanya terkekeh, lucu pikirnya.

Dan langit pun mulai berganti menjadi gelap, menandakan sudah malam hari. Kedua pasutri itu sekarang tengah sibuk dengan dunianya masing-masing, Haechan yang tengah sibuk menulis sesuatu yang Jennie tidak tahu apa yang dia tulis.

Sedangkan Jennie sendiri tengah bermain ponsel membuka-buka sosmed, aplikasi yang ia buka sekarang itu Instagram. Sibuk scroll dan akhirnya ia menemukan sesuatu yang mengambil alih atensinya. Sebuah foto.

Wajah Jennie langsung berubah setelah melihatnya, apa-apaan foto ini? Dengan kesal Jennie langsung menghampiri Haechan dan menarik tubuh pria itu agar menghadapnya.

"Ada apa?" tanya Haechan bingung melihat ekspresi Jennie yang terlihat kesal.

Tidak menjawab pertanyaan itu Jennie lebih memilih menyodorkan ponselnya ke depan dan Haechan bisa melihat dengan jelas apa yang di layar ponsel itu. Itu adalah foto dirinya, selca nya yang ia post kemarin.

"Kenapa dengan selca ku? tampan bukan?" Haechan bertanya dengan wajah menyebalkan nya, ditambah menaik-turunkan alis nya.

"Sengaja kan pamer-pamer begini? biar apaan coba?" tanya Jennie kesal. Itu bukan hanya sekedar selca yang biasa pria itu berikan untuk penggemarnya, tetapi yang membuat ia kesal itu di foto itu Haechan tidak memakai apapun ya meskipun hanya terlihat bahunya saja tetapi tetap saja!

"Biarin"

Jawaban Haechan membuat Jennie benar-benar kesal, menyebalkan sekali memang. Karena kesal sekali Jennie langsung meninggalkan Haechan tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Noona mau kemana? tunggu!" panggil Haechan, ia langsung mengikuti Jennie.

Jennie tidak menghiraukan sedikitpun panggilan dari pria itu, ia tetap saja berjalan menuju ruang tamu lalu mendudukkan dirinya.

"Sayang tunggu!" Jennie mendelik mendengar dirinya di panggil sayang, sebenarnya jantungnya ini sudah berdegup kencang tetapi ia harus tetap stay cool.

"Maaf ya, lagian aku ga ekspos semuanya kok. Kan yang bisa liat semaunya cuman kamu, yang udah cobain juga cuman kamu" ucap Haechan diiringi dengan kekehannya.

Jennie mencubit lengan pria itu, kesal banget. Ditambah malah bilang kaya gitu tambah kesal, emang tengil banget cowo satu ini.

"Aduh sakit banget, kayanya aku mau berdarah deh coba lihat udah merah gini" Haechan mengadu kesakitan sambil mengusap lengannya yang memang agak sedikit merah.

Jennie panik, tentu saja. Ia langsung mengelus tangan Haechan dengan lembut sambil sesekali ia tiup-tiup. "Maaf ya, sakit banget ya? sampe merah gini" sesal jennie, wajahnya udah merah mau nangis.

Dia itu tipikal cewe yang tidak tegaan, apalagi dengan hal kaya gini. Padahal Haechan itu cuman ngejahilin dia aja, ga ngerasa sakit sama sekali padahal. Sakit sih tapi dikit doang, selebihnya emang lebay aja.

"Hei jangan nangis, aku gapapa. Tadi bohong kok" Haechan menarik Jennie ke dalam pelukannya.

"Suruh siapa gitu!" kesal Jennie.

"Iya-iya engga lagi-lagi kok" ucap Haechan.

"Tapi ga janji ya" lanjutnya sambil tertawa.

Jennie memukul dada bidang pria itu kencang, lalu mencubit perutnya. "Rasain!" kesalnya.

"Iya ampun.."

"Udah yuk ke kamar, kita tidur. Besok aku ada jadwal, subuh udah harus ke agensi. Kamu gapapa disini sendirian?" tanya Haechan.

Jennie menggeleng pelan, "Gapapa, besok kan adik kamu main kesini"

Haechan menoleh terkejut, "Beneran? bocah bertiga kesini semuanya? kok ga bilang-bilang"

"Seungyeon doang sih dia ngajakin masak bareng, kalo Gyeomi sama dongmin aku gatau. Apa aku ajak mereka berdua juga ya? biar rame"

Haechan dengan cepat menggeleng keras, "Jangan ya. Nanti yang ada apartemen ini jadi kapal pecah"

"Kenapa? gapapa kok, nanti aku yang bersihin lagi. Malah biar lebih rame banyak orang, biar aku ga kesepian" ucap jennie membuat Haechan lagi-lagi menggeleng keras.

"Nanti kamu cape beresin semuanya, udah ya jangan. Sama Seungyeon aja gausah ajakin 2 bocah itu lagi" final Haechan.

Ia langsung menggendong Jennie ala bridal style menuju kamar mereka.

to be continued...

secret marriage [jennie x haechan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang