secret marriage 16

1.3K 81 17
                                    

"Noona, aku sungguh minta maaf perihal tadi. Tadi pagi Mark Hyung menelpon dan menyuruhku cepat ke agensi karena kita ada syuting, aku tidak ada niat pergi tanpa memberitahu mu. Sungguh aku minta maaf.." sea Haechan sembari menunduk.

Tetapi Jennie masih diam, menatap lurus ke depan tanpa berminta menoleh sedikit pun. Melihat sang lawan bicara.

"Noona.. maaf, apa aku perlu telpon mark hyung agar kau mau memaafkan ku?"

"Tidak usah" akhirnya Jennie bersuara, meskipun singkat.

Jennie memejamkan matanya sebentar lalu ia menoleh ke samping dimana Haechan berada. "Kau selalu dekat dengan dia ya? apa kau cepat-cepat pergi tadi agar bisa bertemu dengannya karena mau menyesal telah melakukannya denganku"

Haechan dengan cepat menggeleng keras ia mendekatkan dirinya kepada Jennie, mengikis jarak antara mereka. "Noona jangan berbicara seperti itu. Aku sama sekali tidak menyesal, malah aku sangat bahagia. Apa aku benar-benar harus telepon mark hyung agar noona mau percaya? lihat saja di ponsel noona, mark hyung meneleponmu juga dan itu aku yang mengangkatnya" kelas Haechan.

Jennie kembali mengingat dimana ia melihat ada bekas panggilan dari mark, oke ia percaya tetapi ia masih ragu saat mendengar kembali suara perempuan saat jisoo menelpon tadi.

"Perempuan tadi siapa?"

Haechan mengerutkan dahinya tidak mengerti, "Perempuan mana?" tanya nya bingung.

"Saat Jisoo eonnie meneleponmu, aku mendengar suara perempuan. Perempuan yang sama, aku yakin"

Haechan mengangguk. "Benar, tapi sumpah aku tidak menggubris nya. Aku sibuk dengan telepon, dan tidak lama pun aku pergi untuk menemuimu disini"

Jennie mengangguk-angguk tetapi ia belum mengeluarkan suara kembali membuat Haechan menghela nafas kasar. "Noona bisa tanyakan langsung Taeyong Hyung kalau tidak percaya"

"Kenapa saat melihat kau dengan perempuan lain aku tidak suka ya?" Jennie bertanya, tetapi matanya kembali menatap lurus ke depan.

Senyuman terukir di wajah Haechan. Pemuda tersebut sangat senang mendengarnya, berarti Jennie mencintai nya kan?

Tangan nya mengambil tangan mungil Jennie lalu mengelusnya dengan lembut, tidak ada pemberontakan dari sang wanita karena dia pun hanya bisa pasrah. Dia tidak bisa menolak.

"Noona sudah mencintai ku?" tanya nya lembut.

"Memangnya kalau aku katakan iya itu bisa menjamin kau mencintaiku balik?" Jennie bertanya balik.

"Noona.. meskipun pernikahan kita itu bermula dari perjodohan tetapi saat itu aku berjanji untuk mencoba membuka hati, aku juga berjanji kepada diriku sendiri kalau pernikahan ini harus sekali seumur hidup meskipun pernikahan kita hasil dari perjodohan pun harus" jelas Haechan.

"Dan dari waktu ke waktu kita sudah mulai terbiasa satu sama lain dan tanpa di sadari dari keterbiasaan itu munculah benih-benih cinta, aku tidak menyadari kapan aku mulai jatuh cinta pada noona. Maaf karena aku tidak pernah mengucapkan kata cinta sekali pun, aku sangat-sangat minta maaf. Tetapi hari ini.. i love you Lee Jennie, i'm always love you. Mari berjanji untuk saling bersama sampai tua, sampai kita melihat anak-anak kita dengan keluarga mereka"

Air mata yang Jennie bendung kali ini tidak terbendung, ia meneteskannya karena terharu mendengar semua yang Haechan lontarkan. Dengan segera Haechan memeluk tubuh Jennie dengan sayang, mengelus punggung nya lembut mencoba menenangkan sang istri yang masih menangis.

"don't cry, aku sedih liat noona menangis. Aku minta maaf atas semua hal yang telah aku lakukan, aku minta maaf. Untuk perempuan itu aku akan menjauhinya demi noona, aku berjanji" ucap Haechan pelan.

Jennie menggeleng pelan, ia tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Jadi yang ia lakukan hanya menangis. Sepertinya matanya sudah bengkak akibat terlalu banyak menangis dari kemarin.

Haechan menarik pelukan Jennie lalu memperhatikan wajah wanita itu sambil tersenyum. Dan dengan lembut menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah cantik istrinya.

Dimatanya Jennie benar-benar lucu dan cantik, bahkan tanpa make up. Seperti sekarang pun sangat cantik saat tengah menangis. dengan gemas Haechan mencium pucuk rambut istrinya, lalu dahinya, kedua matanya, kedua pipinya dan juga bibirnya.

"Jangan menangis karenaku lagi" Jennie tetapi tidak membalas, dia hanya diam saja sambil menangis tersedu-sedu.

"Sudah dong noona, nanti aku jadi ikut menangis"

Jennie mengangguk pelan, dengan wajah menunduk. "A-aku juga minta maaf..." suara nya kecil agak bergetar.

"Tidak, seharusnya aku yang meminta maaf. Wajar saja noona seperti ini, karena Noona mencintaiku kan? aku juga akan melakukan hal yang sama kalau aku yang berada di posisi noona" ujar Haechan.

"Bajumu jadi basah karenaku" mata nya menangkap baju yang Haechan kenakan basah apalagi area dada.

"Tidak papa" jawabnya.

Jennie diam, ia tidak tahu harus berbicara apalagi. Melirik sekilas haechan, pria itu tengah menatapnya dengan senyum nya membuat Jennie kembali menunduk.

"Jangan menunduk terus, nanti leher noona bisa sakit" Dengan patuh perlahan Jennie mendongak dan mata mereka bertemu.

Jantung keduanya berdebar.

Dan juga salah tingkah.

"K-kita pulang saja?" tanya Haechan dengan gugup. Jennie hanya membalasnya dengan anggukan.


to be continued...

secret marriage [jennie x haechan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang