Part 15

91 3 8
                                    


Di keesokan paginya,mereka sudah berada di tempat sholat masing masing. Mereka melaksanakan sholat shubuh berjamaah. Setelahnya mereka duduk di balkon kamar yang mereka tempati,sembari menikmati keindahan di pagi hari ditemani oleh secangkir kopi dan secangkir teh.

Kini Salwa telah mengganti pakaiannya dengan meminjam sarung serta Hoodie milik Ustadz Faqqih,karena ia gerah jika seharian memakai gamis. Ia juga malas jika harus mengambil pakaian di kamarnya, pasti akan timbul pertanyaan dari temannya yang tiada habisnya.

Kupluk Hoodie sengaja Salwa rapatkan pada mukanya,karena memang ia sedang tidak menggunakan jilbab, sehingga pipi tembam Salwa nampak jelas. Ustadz Faqqih melihat itu,ingin rasanya ia menggigit pipi itu hingga habis. Namun apa boleh buat,ia hanya bisa memandanginya,bahkan menyentuh pun tak bisa.

Salwa merapatkan kakinya dan menjadi tumpuan untuk tangan dan kepalanya,ia memejamkan matanya sembari menikmati suasana pagi hari.

"Ngantuk lagi kamu?" Tanya Ustadz Faqqih yang melihat Salwa memejamkan matanya

Tak ada jawaban dari Salwa,ia tetap memejamkan matanya dan di sisi lain ia juga mencoba untuk menenangkan pikirannya. Itu adalah suatu kesempatan bagi Ustadz Faqqih bisa memandang wajah Salwa yang tenang dari dekat,ingin sekali rasanya ia kecup setiap inci dari wajah istrinya ini.

5 menit berlalu,selama 5 menit juga Ustadz Faqqih memandang wajah Salwa dan dengan segala pujian yang ia berikan di dalam hatinya. Ustadz Faqqih buru buru memalingkan pandangan, seakan akan tidak ada apa apa.

Salwa melihat ke arah Ustadz Faqqih sekilas dan memberikan sedikit senyuman tipis yang hampir tidak ketara.

"Kamu emang udah nyaman pake pakaian gini Sal?" Tanya Ustadz Faqqih yang pasalnya ia jarang melihat perempuan seperti Salwa ini yang memakai sarung,karena kebanyakan di luar sana kebanyakan perempuan lebih memilih rok mini atau celana yang ketat.

"Udah biasa,cuma emang udah jarang pake aja"Jawab Salwa sambil menyeruput kopinya

Kopi hitam itu milik Salwa dan Teh milik Ustadz Faqqih,sangat terbalik bukan? Pasalnya memang Salwa suka sekali kopi, apalagi kopi hitam tanpa gula. Ustadz Faqqih juga suka,namun jika di pagi hari,ia lebih memilih teh untuk ia nikmati.

"Pinjem hp" Ucap Salwa sambil menengadahkan tangannya untuk menerima hp Ustadz Faqqih.

Ustadz Faqqih langsung memberikan hp nya kepada Salwa tanpa berat hati.

"Saya kebawah dulu mau ambil sarapan,kamu mau sesuatu yang lain? Biar aku sekalian belikan" Tawar Ustadz Faqqih

"Nggak,udah itu aja,samain aja kayak punya Ustadz" Jawab Salwa yang mulai mengotak atik hp Ustadz Faqqih

Dan untungnya disini,yang Ustadz Faqqih berikan adalah Hp kerjanya,yang dimana, disitu hanya ada file file kerja.

Ustadz Faqqih langsung keluar dari kamarnya, meninggalkan Salwa yang sedag mengotak atik hp nya.

"Monoton banget isinya,foto aja kali ya?" Ucap Salwa yang bermonolog sendiri

Ia mengambil foto dirinya,entah sudah berapa kali foto yang ia ambil,karena jika ia sudah membuka kamera,sama saja dengan ia foto shoot yang tidak akan ada habisnya. Sepertinya ia juga lupa bahwa yang sekarang ia pegang adalah bukan hpnya,ia sampai melepas tautan Hoodie nya dan foto kembali tanpa menutup rambut panjangnya itu.

Tak lama Ustadz Faqqih kembali ke kamarnya dan membuat Salwa buru buru menutup rambutnya,karena Salwa terburu buru, membuat rambutnya masih banyak yang keluar dan terlihat.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menikah Rahasia dengan Ustadz Impostor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang