4. Rumit

1.3K 146 8
                                    

Reynand itu sebenarnya sangat menyayangi Langit daripada yang lainnya, Bahkan Jevano yang selalu menampakkan afeksi rasa sayangnya dengan Langit saja kalah jika dibandingkan dengan pengorbanan Reynand untuk adik ketiganya itu.

sejak tadi Reynand hanya diam saja di dalam kelas, dia menerawang jauh apakah dia salah jika mendiami adik ketiganya itu? dia juga sudah cape jika harus terus mengalah.

Jujur saja Reynand menyesal dengan ucapannya satu Minggu yang lalu, iya sudah satu Minggu kejadian dimana Reynand menyindir Langit anak yang manja, dan sejak saat itu Langit benar menghindari dirinya, seolah memang Reynand yang bersalah dan seharusnya Reynand juga yang meminta maaf.

Egois bukan?

Reynand yang tidak perduli, kembali mendiami Langit sampai sekarang, dia ingin mengajari hidup yang sebenarnya dengan Langit, bahwa hidup tidak harus terfokus dengannya.

Reynand sama sekali tidak memperhatikan guru di depan, perang dingin yang dia lakukan benar mengacaukan pikirannya.

Puk

Reynand berjenggit terkejut ketika ada yang menepuk bahunya, Reynand menoleh ke arah Nathan sang pelaku, Reynand menaikan sebelah alisnya tanda bertanya?

"Kenapa bang? Dari tadi ngelamun aja?" Tanya Nathan menjawab kebingungan sang kakak kembar, memang Nathan dan Reynand itu satu kelas yaitu kelas 12 IPA 1, sedangkan Jevano kelas 12 IPA 3.

Reynand hanya menjawab dengan lesu, "Abang selalu kepikiran sama Langit, Abang lagi mikir yang salah disini, Abang atau dia sih?" Kesal Reynand yang hampir saja berteriak jika dia tidak sadar kalau mereka masih didalam kelas dengan guru yang sedang menerangkan.

"Buk" Nathan mengangkat tangannya, Bu Rani menoleh ke arah Nathan, "Saya mau izin ke toilet!" Nathan menoleh ke arah Reynand, "kalau boleh ditemani sama Reynand"

"Silakan"

Nathan menyeret Reynand pergi ke taman belakang sekolah, dia ingin memberikan solusi dengan kakak kembarnya ini, mungkin Reynand mau mendengarkan sarannya 'kan? Sebenarnya taman sangat beresiko untuk mereka berdua tapi hanya taman yang cocok untuk mereka ngobrol pikirnya.

Lama Reynand terdiam bersama Nathan, Nathan hanya menghela nafas pelan, ini Reynand tidak mau cerita apa dengannya?

"Terus?" ucap Nathan kesal karena kakak beda 10 menitnya ini belum juga membuka mulut atau sekedar basa basi.

"Terus?" Ucap Reynand bingung.

Nathan memutar bola matanya malas, apa bertengkar dengan Langit membuat kakaknya ini berubah jadi lemot, "Abang mau sampai kapan perang dingin sama Langit? Kakak cape loh bang lihat Abang selalu ketus sama Langit!"

"Langit aja ngak mau minta maaf sama Abang" elak Reynand yang masih dengan ego yang lebih tinggi.

Nathan memutar matanya malas, "harus Langit dulu bang? 'Kan di sini yang salah Abang, Abang yang bentak Langit duluan"

"Salah Abang kak?" Marah Reynand tidak habis pikir "Kenapa sih semuanya bela Langit? Apa sih spesialnya anak itu? Heran Abang, ngak mama, engak papa, engak Jevano dan sekarang Lo semuanya bela Langit, muak gue" marah Reynand

"Jelas dia yang salah kak, dia yang pergi tanpa kabar, buat mama khawatir, buat papa khawatir, dia itu sama kayak kita kak, bisa berpikir, kecuali dia yang ngak normal"

"ABANG" bentak nathan marah ketika ucapan Reynand yang sudah keterlaluan.

"Bela aja kak, percuma kita ngobrol di sini kalau ujung-ujungnya kita berantem karena anak itu" marah Reynand yang pergi meninggalkan Nathan, sedangkan Nathan menatap punggung Reynand nanar niat hati memberikan solusi malah masalah menjadi semakin rumit.

AKSENA FAMILY (Nct Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang