19. Cakra Cemburu

1.1K 173 29
                                    

Happy reading

Jangan lupa vote dan coment

********

Jevano termenung didalam kamarnya, dia masih kepikiran dengan perdebatan ayah dan juga adiknya pagi tadi, sejak pagi tadi dia belum melihat siluit adiknya itu.

Jevano sebenarnya tidak tenang, dia takut terjadi sesuatu pada Langit, dia juga memiliki ketakutan yang sama dengan Jeffran yang selalu menyaksikan Langit meregang nyawa, dulu Jevano yang selalu memperhatikan Langit sebelum saudaranya tahu, dulu Jevano yang selalu menemani Langit ketika hati remaja itu sedang gundah.

"Kenapa?" Tanya Nathan menepuk bahu Jevano yang duduk dimeja belajar dengan termenung, memang dia memegang buku tapi pikirannya menerawang jauh, tentang kesakitan Langit, jujur Jevano bersyukur karena adiknya yang hilang ingatan dia bisa melihat adiknya tersenyum lepas, dia bisa melihat adiknya bisa dekat dengan saudara yang lain selain dirinya.

Jevano menghela nafas panjang, dia tatap wajah adik kembarnya dengan intens, "Kepikiran soal Langit"

Reynand yang sedang belajar menghentikan aktivitasnya dan berjalan mendekati Jevano, dia tarik kursi miliknya ke dekat Jevano, "Abang juga kepikiran sama Langit, apalagi adek baru aja keluar rumah sakit"

Nathan mengulum bibirnya ke dalam, dia juga kepikiran dengan Langit sebenarnya, apalagi rasanya mereka merasa tidak nyaman karena pertengkaran antara Jeffran dan Langit pagi tadi.

Jevano berdiri ketika mendengar pintu kamar Langit ditutup, ketika mereka keluar dia mendapati ayahnya yang menyender didepan pintu kamar Langit dengan pandangan sendu, Jevano ambil langkah mendekati Jeffran lalu memeluk tubuh yang sedang rapuh.

"Papa takut mas...." lirih Jeffran didalam dekapan Jevano, Nathan dan Reynand bisa menyaksikan pelukan hangat Jevano, Reynand merasakan sesak didadanya ketika melihat ayahnya dengan rapuh, dulu, Jeffran ayah yang tidak pernah menunjukkan sisi rapuhnya, Dimata anak-anaknya Jeffran sosok ayah yang kuat dan tangguh.

"Mas tahu, papa menyayangi adek lebih dari apapun, kami pun begitu pa, selalu sayangi Langit ya pa semampu papa, karena kita tidak tahu kedepannya seperti apa" balas Jevano membawa tubuh Jeffran turun ke lantai satu.

Reynand dan Nathan mengikuti langkah Jeffran dan Jevano, Dona yang melihat itu hanya terdiam menatap suaminya yang baru saja turun dengan anak kembarnya.

"Gimana? Langit sama papa udah maafan?" Jeffran mengangguk pelan, dia peluk tubuh istrinya, "Bujuk adek ya ma, suruh dia sekolah dirumah, kali ini ma, papa ngak bisa lagi ngelepas Langit tanpa pengawasan kita" Dona mengangguk didalam dekapan hangat sang suami.

****
Jevano membuka pintu bercat coklat milik Langit, Jevano menyembulkan kepalanya menyapu isi kamar Langit, dapat dia lihat adiknya berbaring di atas kasur dengan tubuh yang terbungkus selimut, Jevano mendekati Langit dapat Jevano pastikan jika adiknya sedang menangis.

"Kenapa menangis hm?" Jevano mencoba menarik selimut yang membukus tubuh Langit, dapat Jevano lihat mata yang sembab hidung yang merah. " mau cerita sama mas?" Tawar Jevano yang mengambil posisi disamping Langit dengan punggung yang dia sandarkan disandaran ranjang.

Langit menyeka air matanya yang turun semakin deras, dia tidak sama sekali merubah posisinya yang masih tengkurap di atas kasur, "mas tahu perasaan adek gimana sekarang, tapi dengan cerita sama mas, mungkin hati adek bisa sedikit lega"

Langit mendudukan dirinya, dia menghela nafas panjang, lalu melirik kearah Jevano yang menatap dirinya dengan teduh, "Adek durhaka ya sama papa?" Tanya Langit dengan air mata yang kembali menetes.

AKSENA FAMILY (Nct Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang