26. ICU

1K 226 29
                                    

Happy reading

Semoga kalian suka

Typo harap maklum.

Elang menggedor pintu kamar Seran setelah mendapat telpon dari Cakra yang tak jelas, tapi Elang tahu jika adik sepupunya sedang tak baik-baik saja, terdengar dari suara bergetar Cakra yang minta tolong menyebut nama Langit, kebetulan Seran sudah pulang dari rumah sakit sejak setengah jam yang lalu, Elang berinisiatif untuk mengajak Seran siapa tahu kehadiran ayahnya bisa membantu kepanikan Cakra tentang Langit.

"Yah ke rumah om Jeffran sekarang, cepat yah" desak Elang, jujur saat ini dirinya sedang panik, apalagi mendengar suara Cakra yang panik tadi semakin membuat dirinya takut.

"Kenapa?" Tanya Seran santai sembari menggosok rambutnya yang basah karena habis mandi.

"Elang ngak terlalu yakin, tapi tadi Cakra telpon, minta tolong sebut nama Langit, Elang yakin sekarang Langit kenapa- napa" terang Elang panik, Seran langsung masuk kamar mengambil peralatan medisnya, ia langsung berlari menuju lantai satu diikuti Elang dari belakang.

"Mau kemana?" Tanya Oma ketika perpapasan dengan Seran dan juga Elang yang terlihat sangat panik.

"Kerumah Jeff ma" Seran, Elang, Oma dan opa langsung saja menuju rumah Jeffran yang memang tak jauh dari rumah Seran, hanya berjarak lima belas menit jika dibawa santai, maka akan lebih cepat jika mobil dibawa kebut seperti yang dilakukan Seran sekarang.

Oma dan opa baru saja mendarat di Indonesia subuh tadi, rencananya Oma ingin mendekatkan dirinya pada Langit, sejak Langit habis operasi Oma dan opa belum bertemu lagi, bahkan Oma belum minta maaf atas kejadian hari itu.

Seran mendorong pintu rumah Jeffran dengan kasar, yang ia lihat Cakra menangis sedang susah payah mengganti baju Langit yang basah, Seran dan Elang dengan sigap mengambil alih tubuh Langit dan mengganti baju basahnya, Cakra yang memang sudah mengganti baju langsung memeluk Oma dengan sangat erat

"Bang Langit Oma Cakra takut" lirih anak itu disela isakan tangisnya, dapat Oma dan opa lihat ruang tamu penuh dengan tisu yang penuh darah, opa juga membantu Seran mengganti pakaian Langit, setelah memasang oksigen portable, Seran langsung menggendong tubuh Langit dan meletakkannya dimobil kursi penumpang.

"Papamu kemana? Yang lain kemana? Kenapa cuma ada Cakra sama Langit dirumah?" Tanya Oma dengan lembut yang duduk dibangku tengah, ia sambil mengelus kepalanya Langit yang berada dipangkuannya.

"Nggak tahu Oma, Cakra udah coba hubungi papa sama mama tapi nggak ada yang jawab telpon" jawab Cakra kembali menangis, jujur ia sangat takut jika sampai kakak kelimanya itu kenapa-napa, kepala yang terus mengeluarkan darah, bibir pucat bahkan tubuh kakaknya sudah terasa seperti es.

Ketika tiba dirumah sakit Seran langsung meletakan tubuh Langit dibrangkar menuju ICU karena keadaan Langit tak memungkinkan lagi untuk dimasukan ke IGD, Seran sempat melihat Jeffran dan yang lainnya berada didepan idg pertanyaan Seran sedang apa mereka disana?

Dengan perasaan emosi dan cemas Seran langsung masuk keruang ICU untuk memberikan penanganan pada Langit yang tengah sekarat, dibantu perawat memasangkan infus ditangan kirinya, masker oksigen, Seran semakin panik ketika mendengar suara detak jantung Langit yang kian melemah.

"Langit...om mohon bertahan" gumam Seran sembari terus memberikan penanganan yang terbaik buat keponakannya ini, perawat juga membersihkan luka yang ada dipelipis Langit, Pasien yang sering ia tangani, ia cukup mengenal Langit dari anak itu menjadi pasien pribadi Seran.

Sedangkan diruang IGD Nathan sudah sedikit lebih baik setelah diberi penanganan, dari dipasangkan masker oksigen panas, cairan infus hangat dan lavage peritoneum, juga memposisikan pasien dalam posisi terlentang untuk mencegah perubahan ortostatik.

AKSENA FAMILY (Nct Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang