8. Rumah Sakit

1.9K 175 7
                                    

Sebelumnya makasih buat kalian yang udah vote, coment, karena itu salah satu semangat buat aku yang pertama kali menulis.

Aku senang banget sama antusias kalian yang baca cerita aku, jujur awalnya aku merasa insecure sama cerita aku, takut ngak ada yang baca.

So, kalian belum vote tolong vote ya makasih sebelumnya.
........

Setelah dapat izin dari Jeffran jika dia boleh meninggalkan ruang tamu yang mencekam, Langit memasuki kamarnya dengan perasaan kecewa, bukan sekali dua kali Oma memperlakukan dirinya berbeda dengan saudaranya yang lain, jujur Langit sama sekali tidak mengharapkan warisan dari Oma karena dia sadar diri akhir-akhir ini saja tubuhnya seperti tak sehat.

Langit hanya berharap Oma memberikan dirinya pengertian, mungkin jika hanya warisan yang tak Oma berikan mungkin Langit memaklumi tapi Oma selalu memandang dirinya sebelah mata itu yang membuat dirinya sakit hati.

Setelah mengusap air matanya Langit ingin meraih gelas yang ada di atas meja samping tempat tidur karena tenggorokannya terasa kering, tapi tiba-tiba tubuh Langit gemetar dan menyenggol gelas itu hingga pecah.

Prang

Brug

Gelas itu pecah, air yang bercecer kemana-mana, beling yang berserakan melukai lengan kanan Langit karena tubuhnya ikut jatuh karena tubuhnya yang tiba-tiba hilang keseimbangan, darah merembes bercampur dengan air yang menciptakan bau anyir yang menyengat.

"Shhh" ringis Langit merasakan perih dilengan kirinya, hanya dia tatap luka itu, dia nikmati rasa perihnya karena jujur saja tangannya sangat sulit digerakan.

Tiba-tiba saja tubuh remaja 17 tahun itu gemetar hebat, Langit merasakan tubuhnya kaku tidak bisa digerakkan, dalam hitungan detik tubuh Langit mulai kejang, tubuhnya bergetar hebat, keringat bercucuran membasahi wajah pucatnya, nafasnya terasa tercekik, tubuh itu bahkan bergerak acak.

Brak

Jeffran merasakan tubuhnya lemas, melihat Langit tergeletak dengan tubuh yang bergerak secara tidak terkendali.

"Aa'...." teriak Dona histeris, tubuh itu tidak merespon sama sekali, pandangannya kosong menghadap langit-langit kamar, tubuhnya mulai terdiam kaku tidak sebrutal tadi.

"Aa' ini mama nak, ini mama...." panggil Dona dengan panik, karena Langit sama sekali tidak merespon Dona.

"Aa'... Aa' dengar papa nak?" Panggil Jeffran memangku kepala Langit, dia usap keringat yang bercucur membasahi wajah anak itu, bahkan sangat Jeffran rasakan kulit Langit yang dingin.

Marvel yang memang calon dokter, siaga langsung menelpon ambulance, sebelum ambulance datang, Marvel langsung memiringkan tubuh Langit yang baru saja kejang agar Langit tidak muntah.

Anak itu linglung apa yang barusan saja terjadi, pandanganya masih kosong, nafasnya terdengar berat, tubuhnya terasa sangat kaku, samar-samar Langit  hanya mendengar suara Jeffran dan Dona dan juga kamar itu penuh dengan tangisan menyedihkan.

"Ini mama nak..."

"Ma-ma...."

Reynand menangis sesegukan, bagaimana tubuh adiknya yang tiba-tiba kejang.

Tidak lama terdengar suara ambulance dihalaman mansion Jeffran, Jeffran dibantu Marvel dan Jevan mengangkat tubuh bongsor Langit dengan hati-hati.

Langit masih diam, jujur dia bingung kenapa tubuhnya terasa sangat lemas, bahkan anggota keluarganya semuanya menangis, tiba-tiba saja telinga Langit berdenging, matanya memberat.

Perawat langsung memasangkan masker oksigen dan juga infus ditubuh gemetar Langit sampai kesadaran Langit menghilang.

"Aa' bangun nak, bangun" Dona menangis histeris ketika Langit menutup matanya secara perlahan.

AKSENA FAMILY (Nct Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang