10. Penyesalan Reynand

1.5K 183 19
                                    

Selamat malam Minggu

Happy reading

****

Semilir angin menerpa wajah seorang pemuda yang kini duduk ditepi pantai dengan pandangan kosong, suara ombak yang menerpa begitu menenangkan, tapi tetap saja suara-suara itu tidak bisa menghilangkan suasana hati yang sedang gundah. Hampir sejam Reynand duduk tanpa melakukan apapun.

"AAAAAAARRRRGGGG...." teriak Reynand melampiaskan kemarahannya, tidak Reynand tidak marah dengan Langit, justru dia marah dengan dirinya dan kenyataan.

Reynand menyesal karena sempat melampiaskan kemarahan dengan Langit, Reynand menyesal telah mendiami Langit akhir-akhir ini.

"Kenapa harus kamu A? Kenapa ngak Abang aja yang merasakan kesakitan Aa', dan bodohnya Abang ngak tahu apa-apa soal Aa" lirih Reynand menatap lurus hamparan ombak yang menerjang pasir.

"Aa' suka pantai 'kan? Nanti kita kesini ya A' sama Abang sama yang lain juga, Aa' harus sembuh nanti ya?" Reynand mengucapkan kata itu seolah Langit sedang bersama dirinya, nyatanya reynand hanya bicara dengan angin, remaja itu mengusap air matanya kasar, Reynand benar belum siap dengan semua yang terjadi ke depannya.

Banyak ketakutan yang Reynand rasakan, penjelasan Seran kemarin malam benar mengganggu pikiran Reynand, tentang operasi yang gagal, Langit yang akan mengalami sakit kepala, kesulitan berbicara, menulis dan membaca dan banyak lagi, Reynand tidak pernah siap jika semua itu terjadi dengan adiknya.

Reynand menghidupkan benda berbahan nikotin itu, hatinya tengah gelisah, pikirannya tengah kalut, banyak kejadian yang tidak terduga akhir-akhir ini, di keluarganya dirinya dan Jevano yang merokok selainnya tidak ada yang menyentuh barang yang orang sebut rokok itu.

Jeffran dan Dona tidak melarang asalkan masih dalam batas wajar, bagi semua anak-anak Dona dan Jeffran itu orangtua idaman.

Reynand melirik jam dipergelengan tangan kirinya, terlihat jam menunjukkan pukul 11.00, Reynand memutuskan beranjak dari bibir pantai.

Reynand memasuki mobilnya dan meraih ponsel yang memang dia tinggalkan didalam mobil, detak jantung Reynand berpancu dengan cepat, bahkan dia merasakan pasokan oksigen menipis.

"Bodoh..." lirih Reynand memukul dashboard sembari memaki dirinya, pesan dari Cakra benar membuat Reynand merasakan sesak.

Cakra
Abang dimana? Aa' drop bang!

Reynand menyetir mobil bak orang kesetanan menuju rumah sakit.

Reynand berhenti didepan ruang ICU, air matanya sudah menetes sejak tadi, Dona berjalan mendekati Reynand dan memeluk daksa milik anak keduanya itu, "Mama ngak kuat bang, mama ngak kuat..."

Reynand memeluk daksa sang mama tidak kalah erat, Reynand pun sama dia juga tidak kuat dengan semuanya.

Reynand melepaskan pelukannya dengan sang ibu, dia berjalan mendekati kelima saudaranya yang memantau daksa sang adik yang terbaring lemah diruang ICU, Reynand tatap tubuh lemah itu lewat kaca dinding pembatas antara dirinya dan sang adik.

"Adek kenapa masuk ruang ini lagi dek? Adek lagi ya cape ya? Jangan lama-lama istirahatnya, nanti kita ke pantai adek mau?" Reynand mengusap air matanya yang jatuh, rasanya dadanya begitu sesak ketika tubuh itu dipenuhi dengan kabel penunjang kehidupan, masker oksigen, infus yang sudah berpindah tangan karena tangan sebelumnya sudah membengkak efek dari infus.

🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻

Langit yang memang sudah sadar kembali drop karena memikirkan Reynand yang tadi pergi tanpa pamit, semenjak Reynand pergi Langit tidak bisa berpikir positif, setelah lama terdiam, Langit kembali merasakan sakit kepala parah bahkan sampai muntah dan berakhir dirinya tidak sadarkan diri, karena pendarahan diotaknya sudah semakin parah, tim medis memutuskan untuk Langit kembali ke ruang ICU.

AKSENA FAMILY (Nct Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang