11. Kalian siapa?

1.5K 186 28
                                    

Didalam ruangan itu ketiga pria berbeda usia terdiam, Jeffran yang menerawang jauh, Marvel yang sibuk memperhatikan hasil ronsen terbaru terkait kesehatan Langit, sebelum melakukan operasi pagi ini.

"Ingat Jef apa yang mas bilang, setelah operasi ini selesai, Langit ngak boleh sendirian, karena sewaktu-waktu dia bisa tiba-tiba jatuh karena kurang keseimbangan, syukur-syukur Langit jatuh ditempat datar, kalau Langit lagi di tangga? Atau ingin nyebrang? Kita harus waspada sama yang akan terjadi, kita ambil resiko terburuk" jelas Seran menatap sepasang ayah dan anak yang tengah kalut.

"Dan satu lagi jangan kaget kalau sewaktu tiba-tiba Langit hilang penglihatan dalam beberapa detik karena itu efek dari sel-sel otak Langit yang mati karena efek operasi ini"

Jeffran menatap Seran serius, "tolong selamatkan Langit mas" mohon Jeffran lirih.

Seran tersenyum, "mas usahain Jef, mas akan melakukan yang terbaik buat Langit, karena jika semua itu terjadi, mas yakin Elang akan marah besar dengan mas karena gagal menyelamatkan adik kesayangannya"

Jeffran terkekeh ketika mengingat keponakanya itu, yang kini berada di Korea karena tinggal bersama ibunya.

Jeffran, Seran dan Marvel memasuki ruangan Langit, tubuh anak itu menegang ketika melihat senyum Seran yang terasa misterius, padahal senyuman dokter itu hanya terlihat biasa.

"Udah siap?" Tanya Seran yang meriksa denyut nadi Langit yang terasa normal, Seran mengelus dada Langit yang berdetak dua kali cepat karena tengah takut, Seran mengelus kepala remaja itu yang sudah botak karena perintah dari Seran agar operasi Langit berjalan lancar dan tidak mengganggu.

Langit menatap Jeffran dan Dona secara bergantian, jujur dia takut, karena operasi 10 tahun yang lalu dia tidak sadar karena kecelakaan.

Jeffran menggenggam jemari dingin putranya, "harus percaya sama papa, semuanya bakal baik-baik aja" Langit hanya mengangguk ragu mendengar ucapan Jeffran yang terdengar seperti omong kosong.

****
Jeffran sejak tadi sama sekali tidak tenang, sama seperti sepuluh tahun yang lalu dimana Langit berjuang di ruang operasi, ketakutan itu datang lagi, takut dan cemas itu yang sangat terasa oleh keluarga Aksena.

Jam menunjukkan pukul delapan pagi, Sudah hampir dua jam Langit masuk ke dalam ruang operasi, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda jika operasi selesai.

Dona menyenderkan kepalanya dibahu Marvel dengan tangan yang digenggam oleh Nathan, Dona sama kalutnya dengan Jeffran, tapi Jeffran yang merasakan ketakutan itu terus menerus, yang pertama operasi di mana Langit harus dilahirkan secara sesar, kedua Langit operasi pendarahan diotak akibat kecelakaan dan sekarang Langit kembali lagi ke ruangan itu, karena lagi dan lagi ada pendarahan diotak Langit.

Tangan Jeffran bergetar, panik attack nya kambuh disaat yang tidak tepat, Marvel yang menyadari itu langsung membantu Jeffran duduk disamping Dona yang kini menatapnya khawatir, Dona menahan air matanya agar tidak jatuh, dia yang sudah menciptakan trauma pada diri Jeffran tanpa dia sadari.

"Nafas pelan-pelan pa" intruksi Marvel yang melihat papanya yang mulai kesulitan bernafas, Jeffran mengikuti intruksi dari Marvel sampai nafasnya Jeffran perlahan membaik walaupun masih terdengar berat.

Cakra yang tadi kalut melihat tubuh ayahnya yang bergetar dan sulit bernafas, anak keenam Jeffran itu berlari menuju kantin dan membeli sebotol air mineral untuk membantu ayahnya menetralkan nafasnya yang sedikit memburu, Cakra menyodorkan sebotol air mineral pada Reynand dan membantu Jeffran minum dengan pelan.

Jeffran menyenderkan punggungnya dengan nafas yang masih terdengar sangat berat, Dona mendekap tubuh rapuh Jeffran, ia sangat mengerti dengan perasaan Jeffran saat ini, bagaimana sayangnya Jeffran pada Langit, bagaimana takutnya Jeffran kehilangan Langit.

AKSENA FAMILY (Nct Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang