17. Drop

1.4K 167 2
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote dan coment.

Kasih aku kata-kata semangat dong.

*********

Setelah bel istirahat berbunyi, Langit sibuk memasukan buku-bukunya ke dalam tas, dia melirik Elang sejak tadi menatapnya tanpa henti, Langit menatap Elang tak suka, karena jujur saja dirinya risih di tatap sejak tadi, apalagi Langit sama sekali tak mengenali Elang, tapi Langit sejak tadi berpikir karena Elang juga pakai nama belakangnya Aksena.

"Bisa ngak lihat Langitnya biasa aja" kesal anak itu jengah dengan tingkah Elang, anak itu hanya tersenyum menatap wajah cemberut Langit yang terlihat sangat lucu dimatanya.

"Benaran lupa sama aku dek? Aku bang Elang loh" ucap Elang jujur dari tadi dia memikirkan soal Langit yang lupa dengan dirinya, tiga tahun bukan waktu cukup lama untuk merubah wajah seseorang, dirinya saja tak lupa dengan Langit dan saudaranya.

"Aku ngak tahu kamu benar saudara Langit atau bukan, tapi yang harus kamu tahu kata papa dan om Seran Langit amnesia" jelas anak itu, Elang menatap mata Langit mencari kebohongan, tapi yang Elang dapat tak ada sama sekali.

"Elang" Elang menoleh ketika ada yang menyebut namanya, dia menatap Jevano yang menatap dirinya tajam, dia memutar bola matanya malas ketika tatapan Jevano tak pernah berubah dengan dirinya.

"Mas kenal sama Elang?" Tanya Langit menatap Jevano polos, dia sejak tadi juga bingung dengan sikap Elang yang membuatnya tak nyaman.

"Elang ini anaknya om Seran" Langit membuka mulutnya membentuk huruf o, dia lirik kembali wajah kakak sepupunya ini sedikit mirip dengan kakak ayahnya itu, Langit dan Elang itu terpaut umur tua Elang tiga bulan daripada Langit.

Jevano membawa Langit pergi menuju kantin, Elang tak tinggal diam, dia mengikuti dua bersaudara itu dari belakang.

Jevano dan Langit duduk ditempat keempat saudaranya yang sudah memesan makanan, mereka tak heran lagi keberadaan Elang karena mereka sudah tahu jika anak itu pindah sekolah di Indonesia, mereka memang sengaja tak memberitahu Langit, Langit yang sedang amnesia mana ingat dengan Elang yang memang tak di Indonesia selama tiga tahun lamanya.

Elang tak banyak bicara, dia menikmati makananya yang tadi dia pesan, sedangkan Langit menikmati makananya yang memang dipesan oleh Nathan, makanan paling sehat untuk Langit, berhubung mereka tak pulang ke rumah karena menginap di rumah sakit.

Jevano, Reynand dan Nathan terang - terangan menatap Elang tak suka, berbeda dengan Jian dan Cakra yang memang dekat dengan Elang sama seperti Langit.

"Kangen papa" ucap Langit menompang kedua pipinya, dia sejak tadi terus memikirkan ayahnya itu.

"Memangnya om Jeffran kenapa?" Tanya Elang pada Langit, anak itu menatap Elang polos, lama dia tatap wajah yang sedikit mirip dengan Jevano itu.

"Kemarin papa kecelakaan dan sekarang dirumah sakit" Elang melototkan matanya, dia baru tahu jika adik ayahnya itu masuk rumah sakit, karena setahu Elang ayahnya santai saja kemarin itu tandanya Seran belum mengetahui perihal Jeffran yang kecelakaan.

Elang merogoh ponselnya dan mengirim pesan pada Seran yang sekarang masih berada di rumah, karena Seran sempat izin dengan Elang dia pergi ke rumah sakit nanti sore.

****
Sejak pulang sekolah Langit merebahkan tubuhnya di brangkar samping brangkar Jeffran, Reynand merasakan pergerakan Langit sangat gelisah, Reynand membuka matanya dan mendapati adiknya yang bergerak kekanan dan kekiri dengan nafas yang memburu jangan lupakan keringat yang sebesar biji jagung.

"Adek bangun dek" Reynand mencoba mengguncang tubuh Langit agar anak itu membuka matanya yang sejak tadi terpejam.

Jeffran dan Dona yang tadi tertidur membuka matanya, dia melihat anaknya terlihat sangat gelisah.

AKSENA FAMILY (Nct Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang