MOHON MAAF, HARAP FOLLOW SEBELUM BACA, KARENA BERESIKO TERTINGGAL UPDATE.
CERITA INI HANYA BERSIFAT FIKSI, BERUNSUR ADEGAN DEWASA, DAN BERNIAT MENGHIBUR, HARAP PEMBACA BIJAK DALAM MEMILIH.
Terima kasih,
Enjoy for reading.
✨✨✨
"Gue turun di sini aja," pinta Bianca.
Dewangga yang berada di sisi kemudi hanya melirik tipis, turuti apa mau gadis itu. Tanpa berbicara apapun Bianca keluar dari mobil Dewangga, lagi pula tumben sekali anak itu bawa mobil. Kejadian tadi cukup membuat Bianca tak seceria awal datang, ia tetap diam sampai makanan habis dan Mamahnya ingin mereka pulang bersama.
Drama kolosal sekali!
Baru akan melangkah, suara Dewangga mengintrupsinya, "Besok jam sembilan kumpul depan kampus."
Bianca menoleh hanya untuk acungkan jari tengah, menjawab judes, "Y!"
Ya, keduanya kembali seperti semula. Entah apa rencana Bianca hingga bisa semanis tadi. Tapi tak Dewangga pungkiri, ia semakin tertarik. Melihat gadis itu berjalan cepat hingga celana jeans yang hampir menutupi sepatunya itu kotor, gemas sekali.
"Apaan tuh cowo liatin mulu? Bukannya jalan!" ucap Bianca semakin cepat bahkan hampir berlari, untung saja ia memakai hoodie, walau crop tetap aman karena ia akan berjalan sedikit jauh lagi.
Ponsel di genggamannya berdering, ada panggilan dari Mona. Benar, sebelum ia keluar dari mall ia dapat ajakan untuk menginap di apartemen Zeta, agar besok bisa ke sanggarloka bersama. Pelankan laju jalan, Bianca angkat telponnya.
"Apartnya yang mana, Mon? Gue udah jalan nih," info Bianca sedikit sulit atur nafas. Keningnya mengerut cari pintu masuk ke gedung apartemen, baru mengangguk patuh, "ah, ada. Gak perlu pake akses apapun, nih? Oke."
Bianca mematikan ponselnya, sempat ditanya mau ke siapa oleh keamanan, untungnya ia ingat nama lengkap Zeta. Ia masuk dan langsung menuju baseman, katanya Mona di sana.
Dari kejauhan ia bisa lihat seseorang bersandar di mobil, sedangkan satunya jongkok di bawah, memakai jeans kebesaran dan kaos kebesaran juga. Kepalanya tertutup topi, tapi dari rambut panjangnya Bianca tau itu siapa.
"Tuh, Bianca," seru Mona, "Bi, kasian Zeta abis dikejar sasaeng."
Bianca yang sedikit kelelahan meminta air dari cup yang Mona pegang, membuat sang pemilik menatap aneh, "lo juga abis dikejar sasaeng apa gimana?"
"Cape anj, jauh banget," keluh Bianca, ia menatap Zeta yang setegah gemetar itu, "Ze, kok bisa?"
Zeta mengangkat wajahnya yang pias, memaksakan senyum karir. Ia segera ulurkan tangannya dan ditarik secara bersamaan oleh Mona dan Bianca, walau kakinya masih sedikit bergetar, gadis itu tetap berjalan bersama kedua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn, You Marry Me!
RomanceDilarang plagiat, hak cipta dilindungi undang-undang. "Gue gak butuh tanggung jawab dari lo!" pekik Bianca geram. Ia akan benci sejauh Dewangga mencoba. Bianca dan Dewangga dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Ternyata mereka satu kampus dan fakulta...