Go publik

3.1K 247 26
                                    

JANGAN SIDER DONG KALO GAK MAU PINDAH KK. VOTE BURU VOTE.

MOHON MAAF, HARAP FOLLOW SEBELUM BACA, KARENA BERESIKO TERTINGGAL UPDATE.

CERITA INI HANYA BERSIFAT FIKSI, BERUNSUR ADEGAN DEWASA, DAN BERNIAT MENGHIBUR, HARAP PEMBACA BIJAK DALAM MEMILIH.

Terima kasih,

Enjoy for reading.

✨✨✨

Sejak keluar dari kampus benda yang tak lepas dari tangan Bianca adalah ponsel. Ia gigit jari terus scrool isi base twitter, namanya jadi perbincangan, apalagi base kampus yang terlalu fanatik dengan Dewangga, kerap mencari tau tentang Bianca dan menyebarkannya di komentar. Hela nafas berat, gadis itu memejamkan mata, ia takut sekali, kenapa tadi seberani itu mengucapkan pengakuan pada si Fitri itu.

Sadar raut wajah Bianca bukan fokus ke tecnical meeting yang tengah berlangsung. Di kantor wedding planner, tepatnya di ruang pertemuan beberapa pendiri vendor berkumpul, siap beri informasi apa saja tentang keinginan mempelai yang akan menikah. Takut gadis di sampingnya tak mengerti, ia segera ambil ponsel Bianca dari tangannya, kejutkan gadis itu. Tatapan mereka bertemu sebelum Dewangga berbisik lembut.

"Dengerin dulu, sayang. Nanti base biar aku yang urus," hembus mint Dewangga tenangkan hati bertalu Bianca, terbitkan senyum tipis.

Bianca tegakkan posisi duduk dan benar-benar fokus pada beberapa orang di depannya, hanya Giandra yang ia kenal, selebihnya vendor catering, fotografi, decor, MUA, attire, transportasi logistik, dan invinite suite, Bianca harus kenal mereka karena akan membantu pernikahannya nanti.

"Selaku tanggal pernikahannya tiga pekan ke depan, saya akan memastikan lagi, apa benar tanggalnya 12 bulan November tahun 2024, Tuan Dewa, Nona Bia?" tanya Glencia—selaku wedding planner.

Dewangga anggukan kepala serius, ambil alih jawaban, "Betul, itu sudah pasti."

Glencia mengangguk, centang list di tabletnya. Ia angkat tangan untuk mengarah ke seseorang di ujung meja, memakai kaca mata, beritahu lebih lanjut, "Kalau begitu, Wira akan mengatur save the date dan invinite suite."

Wira selaku Invinte organizer serahkan tablet miliknya, beritahu apa yang akan ia buat dengan memperlihatkan katalog jenis-jenis undangan. Dewangga gentle ambil, perlihatkan pada gadis di sampingnya.

Wira berbicara selagi Dewangga memilih, "Untuk list tamu undangan resmi harap Tuan Dewa dan Nona Bia konfirmasi kembali, akan saya kirimkan file yang dikirim Tuan Besar."

Bianca hentikan satu foto, undangan beruba kertas yang digulung lalu diikat gunakan pita. Seolah mengerti, Dewangga serahkan kembali ke Wira, ucapkan pilihannya, "Kami mau yang seperti ini."

Wira tersenyum lebar, mengangguk mengerti.

"Untuk save the date itu akan jadi sebuah teaser undangan, sebelum undangan disebar, saya bisa ambil dari bahan prewedding session," jelas Wira.

Glencia menambahkan cepat, "Prewedding bisa Tuan Dewa dan Nona Bia diskusikan dengan Tirta sebagai fotografer."

Yang bernama Tirta alihkan perhatian Dewangga dan Bianca saat berdiri untuk perkenalkan diri, "Saya Tirta Widjoyo, Tuan Dewa dan Nona Bia," lelaki itu kembali duduk untuk lanjutkan, "Jika berkenan kita bisa berdiskusi soal konsep prewedding kalian, maunya seperti apa?"

Dewangga tatap Bianca, menunggu apa gadis itu akan memberikan suara lagi. Gadis itu berkedip lama untuk berpikir, dia belum sempat memikirkan menikah, ternyata ada sesi prewedding begini.

Damn, You Marry Me! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang