CHAPTER 20 - Perbedaan Kasta

7 7 0
                                    

Pemandangan yang digambarkan begitu memesona. Jalan setapak yang terbuat dari batu alam, dikelilingi oleh gedung-gedung kuno dengan ukiran rumit yang estetis, dan dihiasi oleh pepohonan yang berjajar rapi, menciptakan suasana yang tenang dan memesona. Suara langkah kaki dan sepatu kuda mengisi keramaian di ibukota Ignea, menambah kesan klasik dan historis pada lingkungan tersebut.

Nirwana melihat sekeliling dengan senyum yang indah, berinteraksi dengan orang-orang yang ia temui di sepanjang jalan. Di ujung jalan, terdapat air mancur yang menambah pesona alam, disertai dengan pemandangan bunga-bunga yang bermekaran, memberikan sentuhan warna yang memikat di ibukota Ignea.

Sementara itu, di hadapan Nirwana dan Tiara, terdapat dinding besar yang kokoh menjulang tinggi, melambangkan kekuatan dan keagungan. Sepasang penjaga setia berdiri di samping gerbang istana, siap melindungi dan menjaga keamanan tempat tersebut. William, dengan penuh inisiatif, turun dari punggung kuda dan mendekati salah satu penjaga.

William dengan tegas memberikan perintah kepada prajurit untuk menyampaikan pesan kepada Paduka Raja mengenai kedatangan tamu yang diundang. Dengan sikap yang lugas, prajurit tersebut langsung menegakkan tubuhnya sambil menghentakkan ujung tombaknya ke tanah dengan gagah berani. "Tentu, Tuan William," jawabnya dengan penuh kesetiaan.

Pintu gerbang istana mulai terbuka secara perlahan, mengungkapkan pemandangan yang memukau di dalamnya. Bangunan istana terlihat megah dan anggun, dengan ukiran-ukiran rumit yang memperindah setiap sudutnya. Cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah pintu gerbang menyoroti detail-detail artistik pada dinding istana, menciptakan bayangan yang menawan di sekitarnya.

Suasana keheningan dan antisipasi terasa di udara saat pintu gerbang semakin terbuka lebar, memberikan kesempatan bagi tamu yang diundang untuk memasuki istana dan menikmati kemegahan serta keindahan arsitektur yang mempesona. Setiap langkah yang diambil di dalam istana ini dipenuhi dengan aura kemuliaan dan keagungan yang melambangkan kekuasaan dan kebesaran Raja.

Nirwana memandang sekeliling dengan kagum, tersanjung oleh keindahan istana yang belum pernah ia saksikan sebelumnya. Dengan langkah yang penuh kehati-hatian, pemuda itu melangkah melintasi jalan setapak yang dipenuhi dengan hiasan-hiasan indah, dihiasi oleh bunga-bunga yang sedang bermekaran. Tiara, yang berjalan di sampingnya, menyamakan langkahnya dengan lembut, jemari lentiknya menggenggam erat pergelangan tangan Nirwana saat keduanya bersiap memasuki ruang istana.

Setiap langkah yang diambil oleh Nirwana dan Tiara di dalam istana dipenuhi dengan keajaiban dan keindahan yang melampaui imajinasi mereka. Suasana istana yang mewah, hiasan-hiasan yang megah, dan aroma bunga yang harum menciptakan suasana yang magis.

Di aula istana terdapat karpet merah yang panjang dan mewah, memberikan kesan kemewahan dan keanggunan. Cahaya lampu gantung kristal yang bersinar terang memantulkan kilauan yang memperindah ruangan.

"Ini adalah kali pertama dalam sejarah, aku melangkah ke dalam istana yang begitu megah," gumam Nirwana sambil memandang keindahan bangunan tersebut.

William yang berjalan di sampingnya mengangguk pelan pada Nirwana. "Tentu saja, Tuan Nirwana. Sepertinya Anda adalah salah satu dari sedikit tamu istimewa yang diizinkan oleh Yang Mulia untuk menghadap beliau di aula istana," ucapnya dengan penuh hormat.

Di sepanjang sisi karpet merah, beberapa pejabat tinggi berdiri dengan sikap yang tegap dan anggun. Mereka mengenakan pakaian resmi yang mencerminkan kekuasaan dan otoritas mereka. Para pejabat tersebut tersusun rapi, menunjukkan kedisiplinan serta rasa hormat dalam suasana yang penuh kemegahan.

Sang Raja segera bangkit dari singgasananya. Matanya menatap tajam sepasang tamu dan seorang kesatria yang mengawalnya melewati karpet merah. Senyum samar terukir di wajahnya.

FINAL FANTASY The Legend Of AmartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang