CHAPTER 25 - Pertarungan Nirwana

6 7 2
                                    

William dengan cepat mendekati Nona Lisa yang terjatuh, meraih lengan wanita itu dengan lembut, serta meletak lengan kanan Lisa di tengkuknya. Dengan segenap kekuatan yang di milikinya, William berusaha membantu wanita itu bangkit.

Sorot mata William teralihkan sejenak pada sosok wanita misterius bertudung hitam di depannya, namun ia segera kembali fokus pada Lisa. William bertanya, "Nona Lisa, apakah Anda baik-baik saja?"

Lisa terdiam, tanpa sepatah kata pun. Sementara itu, William mengalihkan pandangannya pada wanita misterius tersebut dengan ekspresi tegas. "Kau akan bertanggung jawab atas segala perbuatanmu jika terjadi sesuatu pada Nona Lisa!"

Wanita bertudung hitam itu merespon dengan mengusap bibir bawahnya dengan punggung tangannya. "Tujuanku memang untuk membunuhnya. Dan jika kau berani menghalangi langkahku, maka dirimu yang akan menjadi korban berikutnya," ucapnya dengan nada dingin  menantang.

"William!"

Suara panggilan itu memecah keheningan, mengusik indra pendengaran kesatria tersebut. Dengan perlahan, William berpaling muka dan menatap ke arah Nirwana yang sudah berdiri di belakangnya. Di samping pemuda itu, seorang gadis elf, Tiara, dengan sigap mendekati Lisa yang terluka, meletakkan lengan wanita muda tersebut di tengkuknya dengan lembut.

"Aku akan membawanya ke tempat yang aman," ucap Tiara dengan suara lembut.

William mengangguk pelan. "Aku mengerti."

Tiara dengan lembut membimbing Lisa yang terluka, bergerak perlahan meninggalkan taman di tengah derasnya hujan yang mengguyur daratan. Sementara itu, William dan Nirwana tetap berdiri tegak, siap untuk menghadapi wanita misterius yang bernama Jessica.

Dengan gerakan cepat, William mencabut bilah pedang dari sarungnya, siap untuk menghadapi Jessica dengan penuh amarah yang membara di matanya. Senyum bengis terukir di wajah Jessica saat ia berdiri tegak di hadapan William yang mengacungkan pedang ke arahnya.

"Kau pikir dirimu dapat mengalahkanku hanya dengan bermodalkan pedang itu? Lakukan saja, bocah!" ucap Jessica dengan nada menantang, menciptakan ketegangan yang menggigit di udara.

Gemuruh sambaran petir memecah keheningan malam, mendominasi derasnya hujan yang mengguyur daratan, menciptakan suasana yang mencekam. Suara derap langkah kaki yang cepat terdengar semakin dekat, mengiringi langkah kaki sosok kesatria yang berlari menuju Jessica.

Dengan segenap amarah yang menggebu di dalam dirinya, William terlihat menjunjung tinggi bilah pedangnya yang berkilau di bawah sorotan petir yang menyambar. Dengan gerakan yang cepat, ia mengayunkan pedangnya menuju sosok wanita misterius tersebut, menciptakan lengkingan pedang yang membelah udara di tengah derasnya hujan.

Dalam adegan yang penuh dengan ketegangan dan kejutan, Jessica dengan cepat menghilang saat ketajaman pedang William nyaris membelah tubuhnya, hanya untuk muncul kembali dalam sekejap membelakangi kesatria tersebut.

Dengan tawa yang menggema, Jessica mengejek, "Hahaha. Sebatas itu kemampuanmu, bocah?" Sorot mata biru William melirik wanita misterius tersebut, dan tanpa banyak bicara, ia segera membalikkan tubuh dan mengayunkan pedangnya. Namun, Jessica kembali menghilang dari pandangannya, muncul di tempat yang berbeda dengan kecepatan yang mengejutkan.

Nirwana terbelalak keheranan, "Mustahil! Bagaimana bisa ia menghilang secepat itu?!" Sementara William menghembuskan nafas kesal, "Sialan! Bagaimana bisa ia menghindari seranganku hanya dalam hitungan detik."

Jessica hanya mampu mengumbar tawa sambil melipat sepasang tangan di depan dadanya. "Jika aku bisa membunuhmu hanya dengan kata-kata, apa sulitnya... Hahaha! Kalian berdua hanyalah sepasang sampah yang sepatutnya dibuang pada tempatnya."

FINAL FANTASY The Legend Of AmartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang