Pepohonan besar dengan rumput-rumput liar yang menjulang tinggi, langit gelap menambahkan suasana mencekam, ditambah suara jangkrik yang bising. Tidak ada orang lain di sana selain pemuda itu dengan sisa keberanian yang tak begitu besar.
Angin kencang tak henti berembus. Dengan helaan napas berat dirinya memberanikan diri untuk melangkah, mencari tahu qpa yang ada di balik sana.
Setelah beberapa langkah, suara asing itu kembali mengusiknya, menurunkan nyalinya. Jantungnya berdegup kencang, keringat mulai membasahi tubuhnya, rasanya ingin menjauh, tetapi dirinya sudah terlanjur berada di tempat tersebut dan semakin dalam.
Ketika matanya beralih menyusuri tempat menyeramkan tersebut, tiba-tiba tampak sosok hitam berdiri di balik pohon sambil memperhatikannya. Kakinya bergetar hebat, sosok itu yang selama ini mengikutinya ke mana pun ia berada.
Dirinya tak bisa melihat dengan jelas bagaimana wajah sosok misterius tersebut, yang tertangkap oleh matanya hanyalah mata yang bersinar dan bibir yang melengkup skeptis.
Alih-alih merasa takut, pemuda itu malah melangkah mendekatinya, mata yang bersinar terang itu seakan menariknya untuk datang ke sana. Namun, seketika ribuan gagak terbang menghampiri membuatnya tersadar dan memberontak.
"Tidak!"
Rezga terbangun dari mimpi buruknya itu, lagi. Diliriknya jam dinding yang menunjukkan pukul 07.00 am, hingga membuatnya terbelalak. Dengan cepat dirinya menuju kamar mandi untuk bersiap ke kampus.
.....
Dua menit lagi pelajaran akan segera dimulai, untunglah dirinya sudah sampai di koridor menuju kelasnya. Dengan penampilan yang seperti biasanya, jaket dengan kupluk yang menutupi kepala, dirinya tak lepas dari perhatian mahasiswa lain.
Saat hendak masuk ke dalam kelasnya, tiba-tiba seseorang menghentikannya dengan berhenti di ambang pintu. Tanpa mengalihkan tatapannya, Rezga tahu siapa orang tersebut.
"Jadi, Devia menyukai orang ini?" Suara berat itu sudah tak asing di telinganya.
Rezga hanya diam, lagipula tak ada guna dirinya melawan sekelompok pemuda pembuat onar tersebut.
"Hei! Apa yang kalian lakukan?!" Suara lembut yang akhir-akhir ini menghiasi pendengarannya pun datang.
"Hai, Devia, kita hanya ingin berkenalan dengan si freak ini," jawab salah satu pemuda bernama Troy.
"Kembalilah ke kelas kalian! Sebentar lagi kelas akan mulai!" suruh Devia membuat lima pemuda itu akhirnya pergi.
Gadis itu menatap Rezga, hingga akhirnya keduanya masuk kelas bersama. Apa yang terjadi di depan kelas dan sikap gadis itu menjadi bahan pembicaraan teman sekelasnya. Tatapan bingung dan tak suka tertuju pada kedua insan tersebut.
Rezga tahu betul bagaimana banyak orang yang mengangumi Devia karena kepintaran dan paras cantiknya. Gadis itu juga dikenal lembut dan baik hati, ditambah lagi keramahannya pada setiap orang.
Rezga duduk di tempatnya, bangku paling belakang dekat jendela. Sedangkan Devia, duduk di bangku tengah di baris sebelah kanannya. Tak lama kemudian seorang dosen datang dan kelas pun dimulai.
Sepanjang kelas berlangsung, Rezga hanya diam memperhatikan buku di atas mejanya dengan saksama. Kali ini dirinya berusaha untuk tetap terjaga dan fokus agar tak terulang kejadian sebelumnya. Ia bosan menjadi pusat perhatian karena harus diusir dari kelasnya.
Jam pertama.
Suara-suara aneh itu mulai mengusik ketenangannya, lagi. Namun, dirinya berusaha untuk mengabaikan kebisingan tersebut.
Jam kedua.
Ketika matanya beralih, tampak sosok hitam berdiri di luar kelas dengan jelas. Lagi, pemuda itu berusaha untuk tetap tenang dan fokus.
Jam ketiga.
Rezga merasa seperti ada yang berdiri di belakangnya. Punggungnya terasa panas, padahal tangannya terasa dingin karena pendinging ruangan. Dirinya berusaha untuk tak memedulikannya dan bertahan semampu yang ia bisa.
Hingga jam berakhir, akhirnya pemuda itu bisa bertahan dengan segala gangguan yang terjadi padanya. Begitu kelas selesai dan dosen meninggalkan kelas, Rezga dengan cepat ke luar kelas menuju toilet.
Begitu sampai di toilet, ia berdiri di depan wastafel untuk membasuh wajahnya agar lebih tenang. Ini adalah kali pertama dirinya bisa mengikuti kelas dengan baik, walau banyak gangguan yang datang.
Ketika pemuda itu hendak meninggalkan toilet, tiba-tiba empat pemuda itu datang dan berjalan mendekatinya. Mereka meminta mahasiswa lain untuk meninggalkan tempat tersebut, hingga menyisakan mereka berenam.
"Punya nyali untuk mendekati Devia, artinya punya nyali untuk berhadapan denganku!" ucap Zake membuat dahi Rezga berkerut.
"Dia tidak tahu bahwa Devia hanya milik Zake," ucap Alben membuat Rezga semakin bingung.
Keempat pemuda itu tertawa, sedangkan Rezga tetap diam dengan segala pertanyaan di kepalanya. Namun, ketika pemuda itu mengalihkan tatapannya pada sudut ruangan, sosok hitam tersebut kembali datang. Dirinya berusaha untuk tenang agar tak dicurigai.
"Mungkin, kau tahu bahwa aku adalah kekasih Celly, tapi satu rahasia yang harus kau ketahui, Freak!" tukas Zake, "Devia adalah gadis istimewaku, jika kau mendekatinya, maka kau berurusan denganku!"
Sekarang Rezga mengerti maksud ucapan pemuda itu.
"Rezga!" Terdengar teriakan seorang gadis yang sedang mereka bicarakan.
"Bukankah itu suara Devia?" tanya Troy membuat wajah Zake memerah.
"Rahasia besar ini hanya kau yang tahu, jika Celly dan Devia mengetahuinya, maka aku akan memberimu pelajaran!" ancam Zake sambil menarik jaket Rezga.
"Rezga!"
Mendengar suara teriakan itu, Zake melepaskan cengkeramannya dan membiarkan Rezga pergi.
Begitu keluar dari toilet, Rezga langsung berhadapan dengan Devia yang menatapnya penuh kekhawatiran.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya gadis cemas.
Rezga menatap gadis dengan tinggi sebahunya itu sebentar, lalu mengangguk. Setelah melihat senyum manis gadis itu, dirinya pun melangkah pergi. Devia mengikutinya sampai mereka berhenti di halaman belakang, tempat yang sama seperti sebelumnya.
Keduanya duduk di bangku kayu itu bersamaan. Kali ini Rezga membiarkan gadis itu bersamanya, setidaknya ia ingin tahu apakah sosok itu akan datang ketika dirinya bersama Devia.
"Hari ini Celly absen karena sakit, jadi tidak ada yang menemaniku," ujar gadis itu terdengar sedih dan kesepian.
Kali ini Rezga tahu mengapa Zake berani menemui dan mengancamnya, ternyata jawabannya adalah karena sang kekasih tidak datang ke kampus.
"Sekarang aku tidak perlu khawatir, ada dirimu yang menemaniku," tutur Devia terdengar senang, "walaupun aku merasa bicara dengan batu."
Tanpa disadari, pemuda itu tersenyum tipis mendengarnya. Untuk pertama kalinya ada gadis yang bisa membuatnya tersenyum, setelah bertahun-tahun lamanya.
Sejak suara, bayangan, dan sosok misterius itu datang, kehidupannya berubah total, semua orang pergi, menjauh, bahkan dirinya tak mau mendekati siapa pun demi keselamatan mereka.
"Aku ingin mengenalmu lebih jauh, Rezga. Bolehkah?" tanya gadis itu penuh harap.
Rezga yang sedang membaca buku pun terhenti. Tak ada jawaban pasti yang bisa ia berikan saat ini, mengingat apa yang terjadi dalam hidupnya terdahulu. Jika dia mempersilakan Devia hadir dalam hidupnya, maka dirinya harus siap untuk kecewa, lagi.
-----
To Be Continue
-----Jangan lupa tinggalkan jejak dan komentar.
See you next part and Luvu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Moon (COMPLETED)
HorrorGenre : Horor - Misteri Blurb : Kisah itu tidak bisa ia pendam sendiri, semakin berusaha maka kegelapan itu semakin dalam dan nyata. Penuh sesak di ruang terbuka yang luas, melarikan diri semula pilihan yang tepat, tetapi akhirnya tetap menjadikanny...