22 - Hidden Story

0 0 0
                                    

Ketiganya menuju alamat yang telah diberikan oleh Arsen dan Dya, yang akhirnya mengizinkan mereka untuk pergi. Rezga masih belum pulih benar, bahkan tubuhnya menjadi mudah lemah.

Sudah 3 jam ketiganya dalam perjalanan menuju alamat tersebut, sesekali Alben bergantian dengan Alluna dalam berkendara. Mereka tidak mungkin membiarkan pemuda itu mengemudikan mobil, walau Rezga menawarkan diri dan memaksa.

"Selain dua gadis itu, siapa lagi yang ada di mimpimu?" tanya Alben pada Rezga yang duduk di bangku tengah.

Alluna yang duduk di sebelah Alben pun langsung menatap pemuda itu penasaran.

"Ada Zake, Troy, dan Frans yang merupakan temanmu, bahkan kalian memiliki nama grup, yaitu Moonez."

Rezga menatap jalanan di sampingnya, tak sadar bahwa mereka sudah memasuki perkotaan.

"Bagaimana dengan Alluna dan orang tuamu?" tanya Alben, lagi.

"Dalam mimpi itu, aku dan Alluna tak lagi memiliki hubungan, bahkan kami berpisah karena orang tua Alluna memalsukan kematiannya agar bisa menjauh dariku," jelas Rezga.

Alben langsung menatap gadis itu, sedangkan yang ditatap hanya diam.

"Apa kalian tahu Universitas Uranous?" tanya Rezga.

Alluna dan Alben mengangguk cepat.

"Di sanalah aku dan Alben kuliah," jawab Rezga.

Keduanya terbelalak mendengar penuturan pemuda itu. "Apa kamu gila? Di sana itu kampus ternama yang memiliki fasilitas lengkap dan terkenal mahal, mana mungkin kita bisa kuliah di sana."

"Namun, tidak semua dari mimpiku itu salah, 'kan? Kalian sendiri yang mengatakan bahwa ada beberapa hal yang terjadi."

Alben mengangguk cepat. "Darenos meninggal karena jatuh ke jurang di hutan, lalu orang tuamu membantu keluarga Tafier dan berakhir diteror."

Rezga tak mengalihkan tatapannya sedikit pun, ia hanya ingin cepat sampai di alamat tersebut. "Jika kalian amsih tidak percaya, kita tidak perlu menanyakan alamat itu atau menunjukkan padaku nama jalannya. Aku yang akan menunjukkan jalan."

...

Tempat yang pertama kali mereka datangi adalah Uranous University. Papan nama kampus tersebut terlihat jelas karena ukurannya yang besar di gerbang masuk. Mereka dapat melihat dengan jelas bagaimana megah dan mewahnya kampus tersebut, ditambah lagi mobil-mobil mewah yang keluar-masuk tempat tersebut.

"Jika aku benar-benar kuliah di sini, maka aku tidak akan mengenalmu dan Alluna. Lihatlah, semua mahasiswanya diantar dengan mobil mewah!" kata Alben dengan mata berbinar.

Perkataan pemuda itu membuat Alluna melayangkan pukulan padanya.

"Sekarang kita ke rumah Devia!" pinta Rezga.

Alben dan Alluna mengangguk.

"Tapi, kemungkinan kita tidak akan menemuinya karena dia pasti sedang kuliah," ujar Alluna.

"Tidak masalah, kita hanya ingin membuktikan mimpi-mipi aneh kekasihmu ini!" sahut Alben.

Mobil pun kembali melaju dengan Rezga sebagai penunjuk jalan, tanpa melihat alamat lengkap yang ditulis Arsen pada sebuah kertas.

Pemuda itu dengan yakin menuntun Alben untuk masuk ke sebuah perumahan dengan bangunan yang mewah dan megah. "Di ujung sana!"

Rezga menunjuk jalanan lurus di depan sana, setelah berbelok ke kiri.

Tak butuh waktu lama, sampai akhirnya mereka berhenti di depan sebuah rumah mewah, bahkan lebih mewah dari yang lainnya.

"Apa kamu yakin ini rumah Devia?" tanya Alben.

Dark Moon (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang