Puppy 25

2.3K 268 9
                                    

The secret of puppy.


Delyn membuka matanya, Ia bisa melihat pepohonan yang ia lewati dengan kecepatan sedang. Delyn membuka matanya lebar ketika tahu bahwa saat ini ia berada diatas motor yang sedang melaju.

"Sudah bangun hm? " Suara itu, Delyn akhirnya sadar bahwa saat ini ia memeluk tubuh seseorang dari belakang dan orang itu sedang mengendarai motornya.

"Lily..? " Panggil Delyn dengan sedikit ragu ragu karena penampilan Lily yang sangat tertutup.

"Kenapaaaa?? Ini akuu" Rengek Lily dengan sedikit kesal karena Delyn yang sepertinya tak percaya padanya.

Senyuman Delyn perlahan muncul, Inilah sosok Lily yang ia rindukan. Delyn mulai kembali mengeratkan pelukannya, Ia bisa mencium aroma bau khas Lily yang sangat manis dan membuatnya ketagihan.

"I Miss you so bad Lily.. "

Lily tersenyum, Ia melirik pada spionnya dan bisa melihat Delyn yang sedang menyembunyikan wajahnya dilehernya. Tangan kirinya perlahan ia lepaskan dari kemudi lalu berpindah ke atas kepala Delyn dan mengusapnya dengan sangat lembut.

"Sorry Delyn... Aku juga merindukanmu sayang"

Lily terkejut ketika merasakan getaran pada bagian belakangnya, Ia menjadi panik ketika mengetahui bahwa saat ini Delyn menangis karena ulahnya?? Entahlah.

"Hei sayang.. Kamu kenapa malah nangiss?" Tanya Lily dengan terus mengusap rambut Delyn.

Delyn menampakkan wajahnya dan menempelkan dagunya pada bahu Lily, Lily tersenyum gemas ketika melihat ekspresi wajah Delyn yang begitu menggemaskan. Hidungnya memerah saat ini, Dan ia juga bisa melihat sedikit cairan yang keluar dari hidung Delyn.

"Ihh ingusannn" Ejek Lily dan sukses membuat Delyn emosi.

Dengan Sekuat tenaga, Ia langsung menggigit bahu Lily dengan sangat keras. Lily terkejut setengah mati lalu berteriak dengan sangat keras karena merasa sangat perih di bahunya.

"Delyn sayang, Udah sayang.. Sakitt" Pinta Lily dengan berusaha menstabilkan motornya yang bergoyang karena ulahnya.

"Ga mau, Aku marah. " Delyn melepaskan pelukannya lalu melipat tangannya di depan dada dan memalingkan wajahnya.

Lily tersenyum, Ia pun menaikkan salah satu jari telunjuk kanannya lalu tiba-tiba tubuh Delyn terdorong begitu saja dan kembali menempel pada tubuh Lily.

"Ehhh...Ehhh.. " Seru Delyn dengan terkejut dan langsung memeluk tubuh Lily karena reflek.

"Kamu yang ngelakuin itu kann!? " Pertanyaan Delyn membuat Lily tersenyum senang.

"Kalau bukan aku, Siapa lagi sayang? " Delyn mengecrutkan bibirnya karena kesal, Lily melirik spionnya dan tersenyum gemas melihat Delyn.

Delyn terdiam dan akhirnya ia sadar bahwa pakainnya kering, Basah kuyup tadi telah menghilang. Ia juga baru sadar bahwa saat ini ia mengenakan jaket berwarna hitam milik Lily yang membuatnya semakin hangat.

"Kamu kan? Kok bisa? " Tanya Delyn dengan penasaran.

"Kamu lupa sayang? Aku kan bisa mejik mejik.." Delyn akhirnya teringat, Lily bukan manusia.

↑ ↑ ↑ ↑ ↑

Delyn sangat terheran-heran karena Lily yang membawanya ke danau tempat mereka pertama kali bertemu. Delyn hanya diam menutup matanya dan dengan bersender pada bahu Lily, Ia bisa merasakan angin sepoi-sepoi pada malam hari dan suara gemercik air danau yang membuatnya semakin tenang.

"Sayang... " Panggil Lily dan dibalas deheman oleh Delyn.

"Aku mau minta maaf soal kelakuan ku yang kemungkinan besar membuatmu kesusahan, Sejujurnya aku saat itu hanya sedikit ada masalah pribadi. Namun buruknya aku, Aku malah melampiaskan masalah pribadi ku pada hubungan kita. Seharusnya aku bisa lebih dewasa karena aku sudah berjanji untuk selalu menjaga dan melindungi hati dan ragamu. "

Delyn hanya diam mendengarkan semua keluh kesah yang selama ini dipendam oleh Lily sendiri. Delyn membuka matanya terkejut ketika Lily memeluknya dengan sangat erat, Ia kembali mendengar suara tangisan yang sudah sangat jarang dikeluarkan oleh gadisnya ini.

Lagi lagi dan lagi, Suara tangisan yang dikeluarkan Lily terdengar sangat menyakitkan. Delyn sangat jarang mendengar dan melihat Lily menangis dihadapannya, Namun sekali gadisnya ini menangis, Itu terdengar sangat menyakitkan baginya.

"Forgive me, forgive me, forgive me, forgive me Forgive me, forgive me, forgive me, forgive me... "

Suara Lily terdengar sangat parau dan semakin terdengar menyakitkan sekarang, Lagi lagi Delyn merasakan aura ketakutan pada Lily. Ia tak tahu masalah yang didapatkan Lily saat ini, Ia saat ini hanya bisa menenangkannya dan berada di sisi nya ketika Lily merasakan hal itu.

"Hey hey, listen to me now. " Delyn mengangkat wajah Lily agar mereka bisa saling bertatapan secara langsung, Kini ia bisa melihat wajah Lily yang terlihat sangat menyedihkan dan menyakitkan.

"Ini bukan murni dari kesalahanmu sayang, Aku salah kamu juga salah. Aku salah karena aku terlalu over pada pikiranku sendiri, Disisi lain aku juga tidak memahami perasaan mu saat ini. Aku selalu menyalahkan mu dan tidak menyadari bahwa aku juga salah, Seharusnya aku juga ga langsung menyalahkan mu Lily.. "

Delyn menghela nafasnya dengan menghapus air mata Lily menggunakan ibu jarinya, Ia tak bisa berbohong bahwa manik mata Lily semakin indah saat ia sedang menangis.

"Tapi kamu juga salah, Tau kan kesalahanmu apa? Kamu tiba-tiba diam karena entah itu mood kamu sendiri atau karena kesalahan ku yang entah aku sadar aku berbuat salah atau tidak. Tapi seharusnya kamu tinggal katakan saja bahwa aku salah, Tak seharusnya aku berbuat seperti ini tak seharusnya aku berbuat seperti itu.. Katakan saja apa yang ingin kau katakan Lily.. "

Lily menganggukkan kepalanya perlahan lalu ia langsung menghapus air matanya, Delyn hanya tersenyum gemas melihat Lily yang sibuk menghapus air matanya.

"Aku menginginkan sesuatu.. " Pinta Lily dan membuat Delyn terkejut dan juga bingung.

"Apa itu? " Tanya Delyn dengan penasaran dan juga bingung.

"Your lips.. " Delyn tersenyum miring, Ia menggelengkan kepalanya heran.

Delyn perlahan bangkit dan merubah posisi duduknya menjadi diatas pangkuan Lily, Lily tersenyum dan tangannya kini sudah berada di pinggang Delyn dengan sangat erat. Tangan Delyn pun sudah melingkar di leher Lily.

"Come here Lily... "





T. B. C.

Ini hanyalah sebuah karangan/fiksi, Jangan kaitkan tokoh cerita ini ke dalam kehidupan asli.
Jika ada salah dalam pengetikan, pengejaan atau tanda baca mohon maaf dan bisa beri saran dan kritik yang positif.
Maafkan saya jika terdapat beberapa alur yang sulit dimengerti, Karena otak saya sedikit gancet dipertengahan.

the secret of puppy [Lilynn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang