"kakak HATI-HATI!!" Teriak seorang gadis kecil menarik tangan Lisa yang berdiri diatas pagar jembatan. Hingga keduanya terjatuh di alas jembatan yang berbahan beton.
"Aduh!" Rintih gadis kecil yang badannya tertindih oleh Lisa yang ukuran badannya lebih besar dan berat dari badan kecilnya. wanita itu langsung bangun dan membantu si gadis kecil untuk bangun.
Setelah keduanya berdiri, si gadis kecil malah mengomel.
"Jangan berdiri di sana kak, Bahaya! Kakak emang mau jatuh ke sungai, terus di makan buaya? Kalo kakak mati gimana? Kasian Mama Papanya kakak, nanti mereka sedih!" Omel gadis kecil itu dengan khawatir.
Menghiraukan Omelan gadis kecil di depannya, Lisa menjatuhkan pantatnya di alas jembatan, lalu menangis dengan menekukan kedua kaki, dan tangannya menutupi wajah.
Melihat itu, si gadis kecil melepaskan tas yang digendongnya dipunggung. Lalu ia mengeluarkan sapu tangan berwarna pink, dengan hiasan bordir bunga daisy berwarna biru, di sisi sebelah kanannya, kemudian memberikannya kepada Lisa.
"Jangan nangis kak. Semangat. kakak udah gede. kakak hebat. kakak kuat. Don't give up, kak.." ucap gadis kecil itu. Mendengar kalimat yang diucapkan, Lisa mengangkat kepalanya, melihat kearah gadis kecil yang masih berdiri sambil mengulurkan sapu tangan untuknya.
Lisa tidak dapat melihat dengan jelas wajah gadis kecil itu. Karena kilau cahaya matahari, juga matanya yang basah. Namun Lisa melihat senyuman gadis kecil itu. Dua Gigi atas yang tengahnya tidak ada, gadis kecil itu ompong.
"Jangan pergi". Ucap Lisa saat tubuh si gadis kecil itu mulai menghilang dari pandangannya.
"Jangan pergi!".
"lisa? Woy, Lisa bangun!" Panggil Jisoo membangunkan Lisa yang sedang tidur dan mengigau disampingnya.
"Mimpi buruk Lo, ?" Tanya Jisoo dengan menautkan keningnya, melihat Lisa yang sudah bangun dari tidurnya dengan posisi duduk, dan menyeka keringatnya.
"Ambilin gue minum" pinta Lisa, mengulurkan tangannya, meminta minum yang ada meja, depan Jisoo.
Jisoo segera mengambilkan minum dan memberikan kepada Lisa. Lisa menerima air minum itu dan meneguknya hingga tandas.
"Haus Lo,? Apa doyan?".
Lisa tidak menjawab pertanyaan Jisoo.
"Malaikat kecil gue". Gumam Lisa.
Pandangannya lurus kedepan, sepasang mata hazel itu menatap kosong layar televisi yang sedang menampilkan pertandingan bola yang sedang di tonton Jisoo.
"Lo kayaknya kalo udah mati bakal jadi arwah gentayangan deh". Cibir Jisoo. Ia paham maksud ucapan Lisa. Karena ini bukan pertamakali sepupunya itu menyebut gadis kecil yang menyelamatkan dia dari percobaan bunuh dirinya di masa lalu sebagai 'Malaikat Kecil'. Apalagi Gadis kecil itu kerapkali datang dimimpinya.
"jisoo, Lo gak bisa apa, cariin dia buat gue? Secara Lo kan..".
"Gak bisa, monyet. Di Indonesia itu ada seratus juta lebih cewek. Mana bisa gue cari malaikat kecil Lo itu, yang gak jelas ciri-cirinya, apalagi udah sepuluh tahun yang lalu. Dia juga udah lupa kali !" Ujar Jisoo menginterupsi perintah Lisa.
Meskipun ia pengusaha berkedok hacker, mana bisa ia mencari gadis kecil yang cuma sekali ditemui Lisa dalam hidupnya dimasa lalu, apalagi dengan penjabaran ciri-ciri yang tidak jelas mengenai gadis kecil itu dari Lisa.
"Gelang bracelet sama sapu tangannya, bisa kan jadi petunjuk?" Ujar Lisa masih mencari cara untuk membujuk Jisoo agar mau membantunya.
"Gelang bracelet sama sapu tangannya, bisa kan jadi petunjuk?" Ujar Lisa masih mencari cara untuk membujuk Jisoo agar mau membantunya.
Sapu tangan yang dihiasi bunga Daisy berwarna biru di sisi kanannya dan gelang bracelet berwarna peach dengan hiasan inisal nama 'J' dan juga bentuk bunga berbahan emas.
Lisa berharap suatu hari nanti ia akan menemukan 'Malaikat kecilnya' itu. Bagaimana pun situasi dan kondisinya. Ia akan berterima kasih kepadanya, karena kalimat yang di ucapkannya oleh mulut kecilnya bisa membuat Lisa bertahan sampai sekarang.
"Jangan nangis kak. Semangat. kakak udah gede. kakak hebat. kakak kuat. Jangan menyerah kak..".
Kalimat itu menjadi motivasi bagi Lisa yang saat itu sedang di timpa ujian yang sangat berat. Ia harus menerima kepahitan dalam hidupnya, ketika ia berusia tujuh belas tahun. Yaitu, Lisa menyaksikan sendiri perselingkuhan Ayahnya di rumah dengan sekretaris di kantornya, dan kepergian sang Ibu dari rumah, yang tidak ada kabar sama sekali, bahkan sampai saat ini.
Disaat itulah Lisa berpikir untuk mengakhiri hidupnya, karena ia tak memiliki 'rumah', untuk pulang. Namun tak lama dari kejadian itu, ia dibawa oleh kakek dan neneknya untuk tinggal di Singapura. Lisa sekolah di sana sampai kuliah dijurusan kedokteran. Setelah lulus kuliah, ia kembali ke Indonesia dan mendedikasikan dirinya di Rumah Sakit Harapan Keluarga, milik Kakeknya.
Saat itu juga Lisa memutuskan untuk tinggal sendiri, di apartemen. Namun Jisoo sering datang untuk menginap di apartemennya. Apalagi kalau bukan untuk merecoki ketenangan Lisa.
"monyet, Lo serius mau nambahin job sama waktu kerja ke mahasiswi koas bimbingan Lo itu?" Tanya Jisoo, teringat cerita Lisa tadi sore, mengenai mahasiswi koas yang memakinya di ruang IGD. Ia mengabaikan Lisa yang masih memikirkan tentang 'Malaikat Kecilnya'.
"Gak usah tanya, kalo Lo udah tau jawabannya!" Ujar Lisa dengan ketus.
"Elah. Gue cuma mau mastiin lagi aja. Jangan baper jadi orang. Lo gak kasian apa sama dia? Lo itu lagi ngebimbing , bukan ngospek." Celetuk jisoo
"Ck. Kalo emang Lo beneran ngelakuin itu, gue setuju sih sama cewek itu. Kalo nama Lo di ganti aja sama lisagarong, bukan Lisa lagi. Orangnya emosian, temperamen, mulutnya pedes kek seblak level tiga puluh..". cibir Jisoo.
Sepupunya ini memang rupawan dan idaman bagi para cewek dan cowok yang cuma lihat wajahnya saja. Bahkan sempat ada yang menyamakan wajah lisa dengan member BLACKPINK idol Korea. Tapi kalau ngomong, doi suka ceplas-ceplos mirip kek netijen.
"Berisik!".
"Pantesan Lo jomblo sampe sekarang. Meskipun tampang Lo cakep sedunia, tapi kalo cocot Lo itu masih pedes, sikap Lo masih dingin dan galak kek beruang kutub, cewek mana yang mau pacaran sama Lo. Deket Lo aja ogah kali, mereka "
"jisoo, diem lu..".
Mengabaikan perintah Lisa, agar dirinya diam, Jisoo malah melanjutkan kembali kalimat yang sempat diinterupsi Lisa sebelumnya.
"Gue penasaran, siapa ya cewek yang bisa membuat Sultan Lisa bisa luluh hatinya, dan jadi bucin setengah mampus..".
"jisoo, sekali lagi Lu ngomong, gue bogem lu!".
"Nah kan, mulai keluar kegarongannya".
"JISOO!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter (Jenlisa)
Romance"YAAA BUKET GUEEE!" teriak Jennie kaget, melihat buket bunga yang akan dihadiahkan untuk Karina, terlepas meluncur dari pelukannya ke lantai, akibat benturan keras yang Jennie rasakan dari seorang wanita yang berjalan terburu-buru, menyenggol lengan...