"Kakak ikut!". Teriak Ella melihat Jennie yang baru saja hendak keluar dari rumah dengan mengendarai motor. Keluarga ella ada di rumah jennie karna tante jung bilang kangen dengan mama jennie. Rencananya Jennie akan pergi ke minimarket untuk membeli pembalut dan shampoo yang kebetulan habis.
"NO!". Tolak Jennie.
Tidak menerima penolakan, Ella malah merengek dengan suara yang sengaja dikencangkan, agar orang yang di dalam rumahnya mendengar.
"ELLA MAU IKUT KAKAK JENNIE! HUAAAAA".
"Ella apaan sih. Gak usah teriak-teriak!". Omel Jennie sambil melototinya.
Bukannya berhenti, Ella malah semakin berteriak kencang, minta ikut.
"Kak, ajak adek nya". Suara mama jennie membuat rengekan Ella terhenti. Merasa ada yang membela.
Jennie menoleh ke sumber suara, Mamanya saat ini sedang berdiri ambang pintu sambil memandang kearahnya.
Jennie berdecak pelan.
"Aku gak bawa uang banyak Ma. Kalo jajan si Ella kan suka gak tanggung-tanggung". Ujar Jennie memberi alasan.
Selain itu alasannya, Jennie juga malas sekali membawa sepupunya yang cerewet, cengeng dan banyak maunya itu. Bisa-bisanya bukannya belanja keperluan pribadi, ia malah beli jajan yang di pinta Ella dengan rengekan.
"Ella pegang uang juga kok Kak. Ella cuma mau beli coklat aja katanya. Ajak ya Ella nya". Ujar tante jung yang juga ikut nimbrung di depan pintu.
Merasa tak bisa berkutik lagi, karena ucapan Mama dan tantenya, Jennie mengangguk malas.
"Iya ma".
"Ayo ella!" Ketus Jennien sambil melirik kearah Ella yang sedang nyengir, menampilkan sederet giginya yang kecil-kecil. Lalu Ella naik motor di belakang Jennie dan memeluk punggung Jennie.
"Berangkat Ma, tan". Seru Jennie.
"Iya, hati-hati".
***
"Ella janji ya cuma beli coklat. Kalo enggak Kakak tinggal!" Ancam Jennie saat ia baru saja memarkirkan motor diparkiran minimarket terkenal.
Ella membalas dengan anggukan, lalu ia turun dan berjalan mendahului Jennie, memasuki minimarket.
"Inget. Beli coklat aja". Ujar Jennie memberi peringatan lagi, saat mereka sudah ada didalam minimarket dan Jennie mengambil keranjang berwarna kuning.
"Iya Kakak cerewet". Balas Ella. Lalu ia pergi menuju rak berisi coklat kesukaannya. Jennie mengabaikan kepergian Ella, ia memilih arah yang berbeda untuk mengambil barang yang ingin dibelinya.
" Ella". Panggil Jennie saat dirinya sudah mendapatkan barang yang ingin dibeli, lalu melangkah menuju rak bagian coklat dan makanan ringan, untuk mencari Ella, yang belum ia lihat sejak tadi.
"Ella..". Panggil Jennie lagi saat melihat adiknya sedang memainkan mainan berbetuk kipas angin kecil di rak berisi mainan yang berada di samping rak berisi coklat, adiknya itu tidak sendiri. Ada seorang yang berdiri disampingnya yang ikut memainkan kipas itu sambil tertawa.
"Dokter Lisa". Ucap Jennie menyebut nama orang yang sedang bersama Ella.
Lisa menoleh ke arah Jennie. Ekspresi wajah Lisa langsung berubah 180 derajat, saat melihat Jennie sedang menatap kearahnya. Wajahnya langsung dingin dan datar, beda sekali dengan sebelumnya yang tertawa riang bersama Ella.
Jennie mengabaikan ekspresi wajah Lisa, ia menghampiri Ella, ingin mengajaknya membayar barang yang dibeli.
"Kak jen. dokter baik mau beliin Ella kipas Frozen!" Seru Ella memamerkan mainan yang sedang di pegangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter (Jenlisa)
Romance"YAAA BUKET GUEEE!" teriak Jennie kaget, melihat buket bunga yang akan dihadiahkan untuk Karina, terlepas meluncur dari pelukannya ke lantai, akibat benturan keras yang Jennie rasakan dari seorang wanita yang berjalan terburu-buru, menyenggol lengan...