"Roman-romannya ada yang baru jadian niiih!". Celetuk Yeri melirik Jennie, saat Jennie baru saja datang lalu duduk di kursi sebelah kanannya. Jennie tidak menggubris. Karena tidak merasa celetukan Yeri ditujukan untuk dirinya.
"Jen, Lo beneran jadian sama Jisoo?" Tanya joy sambil menggeser kursinya untuk lebih dekat jaraknya dengan Jennie.
"Hah?!"
"Hah hoh hah hoh. Gak usah pura-pura begong Lo Jen. Kita semua udah tau kok. Gue liat sama mata kepala sendiri malah, waktu Lo makan siang sama Jisoo, terus pulangnya doi nembak Lo pake coklat, di depan. Iya kan?". Ujar Yeri mengkonfirmasi.
Jennie kaget mendengar penjelasan dari Yeri. Berarti Yeri menguntitnya selama istirahat makan siang tadi?
Tapi sayangnya, semua dugaan Yeri itu salah!
"Jen, serius Lo di tembak sama Jisoo cuma pake coklat sama makan siang? Gak ada yang lain?". Tanya joy.
"Lo terima gak Jen? Jujurly gue gak respek banget sama cara Jisoo nembak Lo dengan cara receh begitu. Padahal dia bisa tuh nembak Lo di tempat yang romantis, bawain bunga sampe beli tokonya sekalian, gue rasa dia mampu malah". Gerutu Yeri.
Benar saja, Yeri hanya menduga dengan yang dia lihat, tanpa tau kebenarannya.
"Putusin langsung Jen. Lo jangan mau dibe*o-be*oin sama orang kayak Jisoo.." bujuk Joy.
"Kalian berdua bisa diem gak!" Ucap Jennie dengan ketus sambil menatap kearah Yeri dan Joy bergantian.
Yeri dan Joy langsung kicep. Dan mengangguk.
"yer, joy, denger ya. Gue gak jadian sama Jisoo..
"beneran lo? Jujur jen" Tanya Yeri. Jennie menatap tajam kearah Yeri yang menginterupsi klarifikasinya.
"Kasih gue waktu buat jelasin!" Ujar Jennie dengan serius.
"Sorry sorry" kekeh Yeri.
"yer, apa yang Lo liat itu gak seperti apa yang Lo pikirin. Jisoo traktir gue makan, soalnya gue udah berhasil bujuk adeknya buat diambil darah. Terus coklat yang dia kasih, itu buat dokter Lisa". Jelas Jennie mengklarifikasi.
Meskipun ia menyembunyikan fakta, kalau memang Jisoo juga memberikan coklat untuknya. Tapi coklat itu sudah dia berikan kepada pesien kecilnya di bangsal anggrek.
"Jinja?"
"Tidak"
"Gue salah paham dong!"
"Iya".
Yeri menepuk keningnya sendiri.
"Berita jadian Lo sama Jisoo, udah tersebar seantero rumah sakit ini!". Ucap Yeri dengan menggebu.
"Sekarang Lo lagi bahan gunjingan mereka!" Lanjut Joy.
"Lah? Serame itu beritanya? Dih siapa gue jadi bahan gunjingan mereka!" Heran Jennie.
Tuk!
Yeri menyentil dahi Jennie. "Gak usah geer! Lo emang bukan siapa-siapa Jen! Tapi cowok yang ngajak Lo maksi, sama ngasih coklat itu, bukan orang biasa!".
"Bukan orang biasa gimana?" Tanya Jennie belum connect.
"Jen, Jisoo itu cucu dari pemilik rumah sakit ini, ege! Namanya aja Jisoo Kim . Masa Lo gak tau?". Ujar Yeri dengan kesal atas ketidak connect-nya Jennie.
"Emang iya?".
"Elaaah Jen. Kenapa Lo jadi lola gini sih!" Cibir Joy.
Jennie nyengir. Ia benar-benar tidak tau kalau Jisoo cucu dari pemilik rumah sakit ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter (Jenlisa)
Romance"YAAA BUKET GUEEE!" teriak Jennie kaget, melihat buket bunga yang akan dihadiahkan untuk Karina, terlepas meluncur dari pelukannya ke lantai, akibat benturan keras yang Jennie rasakan dari seorang wanita yang berjalan terburu-buru, menyenggol lengan...