Apisode 3 : Introduction [Altair]

32 6 0
                                    

"Apaan sih rame banget?! Ganggu orang tidur aja. Oalah pantesan, si cewe kurang disiplin tadi duduk sebelah gua. HAH?! DUDUK SEBELAH GUA?!? Anj*ng, harus gua usir dia. Ga akan gua biarin dia ganggu buat mencapai puncak." Batinku.

"Can you guys stay quite? Or you can go somewhere? I need some space. I hate the crowd. F*ck off." Ujarku dengan tatapan dingin.

Yah, bagaimanapun aku ngomong, pasti gada yg bakal suka di usir dengan kata-kata kasar seperti itu. Dan juga aku cuma bakalan sendiri aja tanpa punya teman.

"Lo bisa gak biasa aja?!? ini sekolah bukan tempat tidur, harusnya lo-"

"My body, my rules. Lo gasuka, lo pergi. Gua ga peduli." Potongku sebelum dia menyelesaikan kata-katanya.

Setelah berhasil mengusir kerumunan massa tadi, aku melanjutkan istirahatku yg tenang tadi. Kenapa aku sering tidur? Karena aku selalu memaksakan diriku untuk belajar. Kalian tahu? Aku sudah menyelesaikan beberapa materi murid SMA. Semua materi SMP sudah aku selesaikan. Itulah kenapa aku bisa menduduki peringkat 1 ujian masuk SMP dengan nilai sempurna.

-----

"Bzzzt-- bzzztt--"
"Untuk seluruh murid baru SMP Tunas Bangsa, di mohon untuk segera menuju aula untuk melakukan upacara penerimaan siswa baru. Sekali lagi.." Suara dari speaker yg terletak di taman yg tidak jauh dari kelasku yg memberitahu kalau waktunya upacara penerimaan siswa baru dimulai. Dan disinilah cerita hidupku di SMP juga dimulai.

-----

Seluruh murid baru dari gugus A - I berkumpul di aula. Tertata rapi bak pasukan. Aku sebagai murid baru SMP Tunas Bangsa yg menduduki peringkat pertama, di tempatkan di bagian paling depan barisan gugus A. Aku tau akan disuruh untuk berpidato nantinya di depan 367 murid dan beberapa guru, aku sudah menyiapkannya di rumah. Tetapi, semuanya sirna ketika aku sudah diatas mimbar yg menghadap ke semua mata itu.

"Baiklah, selanjutnya adalah pidato dari perwakilan siswa baru. Markha Yudistira, dari gugus A. Dia adalah pemilik nilai sempurna daripada ujian masuk SMP Tunas Bangsa. Berikan tepuk tangan yg meriah." Ucap pembawa acara dengan microphone.

Tepuk tangan yg sangat ramai hingga terdengar sampai luar. Dan temanku yg cerewet itu, iya si Atha, dia malah menyorakiku. Aku dengan wibawaku masih bisa berjalan dengan tegak menuju mimbar keramat itu. Aku benci pidato, itulah mengapa aku ingin lari saja. Setelah ini kalian akan tahu kenapa aku benci berpidato.

"Rame banget si*lan. Ini ga bisa kabur aja napa? Gua benci pidato." Renungku sambil berjalan ke arah mimbar di atas panggung.

Sesampainya aku di atas panggung dan berdiri di belakang mimbar itu, masalahnya mulai muncul. Aku selalu gugup ketika berhadapan dengan orang. Apalagi sekarang pidato, apa tidak ingin pingsan saja aku? Tetapi aku tidak akan mengkhianati usahaku selama beberapa hari ini. Aku harus menyelesaikannya agar bisa istirahat dengan nyaman lagi.

"Bzzztt-- bzzztt--"
"S-selamat pagi. P-perkenalkan nama saya Markha Yu-yudistira. Saya d-disini sebagai perwakilan s-siswa baru SMP T-tunas Bangsa. Disini saya akan menyampaikan kalau..." Ucapku sambil terbata-bata.

Belum selesai aku berpidato, aku lupa dialog selanjutnya. Disitu aku mengeluarkan keringat dingin sambil mengulang kata 'kalau'. Semua pandangan menuju kepadaku. Ada yg membicarakanku dan ada juga yg menunjukkan wajah tidak suka terhadapku.

".. kalau, kalau.." masih mengulangi kata itu.

Setelah beberapa saat aku akhirnya frustasi dan mengucapkan apa yg aku pikirkan waktu itu.

"..kalau.. KALAU AKU AKAN MENGAMBIL TEMPAT TERATAS DI DAFTAR NILAI SELURUH SISWA YG ADA DI SEKOLAH INI, TIDAK PEDULI APA YG TERJADI. AKU HARAP KALIAN TIDAK MENGHALANGIKU. Karena aku yakin, aku akan mendapatkannya. Sekian dari saya. Terimakasih."

Stars Aligned : Markha And The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang