Episode 7 : Strength [Altair]

16 7 0
                                    

Setelah masa liburan selesai, saatnya kembali ke kehidupan sekolah yg membosankan dan banyaknya tugas untuk mengawali minggu awal ini. Aku sudah selesai mengerjakannya dalam waktu 1 jam. Para guru sedang sibuk dengan rapat untuk penerimaan siswa baru tahun ini. Tahun 2017, tahun dimana aku berumur 13 tahun di bulan Maret nanti. Apakah aku akan dapat hadiah untuk ulang tahunku nanti? Jelas tidak, hadiahnya adalah belajar yg lebih intens. Jujur aku sudah muak dengan belajar, setiap hal yg kucapai tidak pernah diapresiasi oleh Papaku. Beliau hanya melihatku sebagai alat pamernya saja. Jujur aku muak dengan semua itu. Aku ingin lepas dari penjara ini. Tapi bagaimana? Aku tidak tahu caranya. Apa ada yg bisa membantuku?

Beberapa minggu berlalu, aku masih terjebak di penjara yg bernama 'belajar' itu. Aku berusaha untuk lepas dan melepaskan diri dari tempat itu. Aku pulang telat, sampai di rumah langsung tidur, keasikan main hp, dll. Aku menjadi nakal. Papaku tahu tentang itu dan memarahiku. Aku dihukum tidak ada gadget untuk 1 bulan ke depan dan pulang pergi sekolah dijemput oleh beliau. Susah kan? Tapi aku belum menyerah, aku di sekolah mencoba untuk bolos kelas. Tapi aku lupa kalau aku sudah menyelesaikan semua materi untuk 2 bulan ke depan. Jadi semua guru memaklumi tindakanku yg bolos kelas. Baiklah aku menyerah...

"Oi Khayu beringin." Suara cewe di taman. Nampaknya itu adalah Selang air yg sedang duduk di sana.

Karena aku bosan dengan sekolah, aku suka berkeliaran ke sudut-sudut sekolah. Tetapi baru kali ini aku kembali ke tempat aku sukai.

"Lo ngapain disini? Kan ada mapel Indo di kelas lo." Tanyaku sambil menghampiri sosok gadis berkacamata yg sedang meminum teh kotak.

"Gua dihukum keluar kelas, soalnya gua terlalu rame. Tapi daripada gua diem di depan kelas, mending ke koperasi, beli jajan. Kalo lo? Ngapain daritadi kesana kemari gada tujuan?" Tanya sambil mengayunkan kedua kakinya.

"Gua stress Lang." Jawabku.

"NAMA GUA ACEL! BUKAN SELANG!" Jelasnya sambil melotot ke arahku.

"Iya Acel iya, sorry. Lo lucu kalo marah. Ahahahaa." Aku minta maaf juga tertawa ketika melihat responnya yg lucu. Seketika stress yg ada hilang.

"Lo tuh ya, belum pernah kena bogem gua kan? Kalo kena lo bisa masuk rumah sakit. Untung gua anak baik-baik, kalo ga, abis lo!" Jelasnya dengan emosi dan lagak sombong.

"Iya-iya bawel lo." Jawabku sambil tersenyum.

aku sudah lama tidak tersenyum, dan yg membuat aku tersenyum lagi adalah si Selang air. Seketika aku langsung merubah ekspresiku menjadi datar lagi.

Setelah beberapa lama ngobrol dengannya, aku tahu kalau Selang air ini juga bernasib sama denganku, tetapi ada perbedaan yg bisa terlihat. Dia berani melawan, sedangkan aku tidak. Ketika dia sudah muak akan perlakuan orang tuanya, dia berani mengutarakan perasaannya, dengan itu juga sekarang dia mampu bebas dari semua tuntutan dan lebih bebas melakukan apapun, dam dengan itu juga Selang air mampu menggapai cita-citanya dengan lebih baik. Apakah aku bisa seperti dia? Melawan hal yg aku benci. Aku rasa tidak, kami berbeda.

-----

Jam istirahat tiba, Selang air bergegas kembali ke kelasnya. Aku tetap berada di taman untuk menjernihkan pikiranku lagi.

-----

Waktu berlalu begitu cepat, dari ulang tahunku yg dihadiahi sebuah botol minum oleh adikku, UTS yg berlalu dan pastinya aku yg mencapai puncak lagi, perlombaan voli ku yg mendapat juara 2 tingkat kabupaten, renang si mermaid yg mendapat juara 1 tingkat kabupaten, futsal si Damian dan Atha juara 3 tingkat provinsi, juga pemilihan OSIS Dara. Dara kalah di pemilihan dengan hasil yg cukup telak. Semuanya berlalu begitu cepat. Pekan ujian akhir sekaligus kenaikan kelas akan segera tiba.

Stars Aligned : Markha And The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang