Aku Arkha, Markha Yudistira, kelas 2 I, mantan murid paling pintar seangkatan."Kha, login gak?"
"Gas!" Jawabku ketika teman kelasku mengajakku bermain game mobile.Kebiasaanku sekarang di semester genap ini hanyalah bermain game, jajan, dan latihan voli. Karena seringnya aku bermain game, aku menjadi jago dan akhirnya mengikuti beberapa turnamen kecil online dengan teman online ku. Tak lupa, aku juga masih tetap belajar walau tak segila dulu.
Nilaiku stabil, aku tak lagi mengincar puncak, cukup dengan nilai yg aman aku sudah bisa naik kelas.
-----
"Kha, ikut ke warnet gak? Ada game yg baru rilis."
"Iya gua tau game-nya, tapi gua gatau ada warnet gaming." Jawabku ketika salah satu temanku mengajakku ke warnet.Akhirnya aku menyetujui rencana itu dan sepulang sekolah aku menuju kesana. Sesampainya disana aku terpukau dengan suasana gaming yg tak pernah aku rasakan. Disana banyak sekali komputer dengan spesifikasi yg mumpuni untuk bermain berbagai macam game. Aku mencoba untuk pertama kalinya bermain game di PC, ternyata tak semudah di HP. Beberapa kali aku kalah dengan cepat saat mencoba game baru itu. Akhirya aku mempelajari pelan-pelan cara kerja game ini. Dua jam berlalu, waktu pada PC ku akan habis. Aku memutuskan untuk pulang dan mempelajari game itu lewat video yg ada di YouTube. Beberapa minggu berlalu, aku berlangganan di warnet itu, aku sudah bisa menguasai cara kerja game itu dan berteman dengan anak-anak yg berlangganan disitu. Aku semakin mahir dalam game itu dan diajak untuk ikut kedalam turnamen oleh pemilik warnet. Tim kami berhasil memenangkan turnamen tadi, dan mendapatkan hadiah yg lumayan untuk seorang pelajar sepertiku.
Aku menjadi sering pergi kesana dan berbaur dengan anak-anak disana. Ada beberapa yg satu sekolah denganku, mereka menyuruhku untuk pindah parkiran ke tempat parkir mereka yg dekat jalan raya. Akhirnya aku pindah, dan tak ku sangka, disinilah gerombolan 'The Alpha' sering berkumpul. Ketika aku masuk ke parkiran itu, semua tatapan sinis tertuju padaku, tetapi ketika aku membuka helmku, semua mata sinis itu menjadi kikuk. Aku yg tak tahu apa-apa hanya diam dan menaruh motorku di parkiran yg baru.
Sepulang sekolah, aku bertujuan untuk ke warnet lagi karena ada latihan dengan tim onlineku untuk mengikuti turnamen di Medan. Aku sangat tak percaya dengan yg aku lihat, anak-anak SMP merokok. Seperti orang dewasa, mereka dengan mudahnya menghisap rokok yg tak baik untuk anak dibawah umur. Aku tak memedulikannya lalu meninggalkan mereka. Ternyata tak hanya di parkiran tadi, di warnet juga ternyata banyak yg merokok. Seiring berjalannya waktu, aku penasaran dengan rasa rokok, tetapi aku tak ingin seperti mereka dengan rokok ketengan yg tersebar dimana-mana, aku menanyakan apa rokok yg mahal dan enak, ada yg memberitahuku jikalau rokok Sampoerna dan juga Berry Pop itu rokok enak. Aku mencoba membelinya dan menghabiskannya di Warnet. Sebagai antisipasi, aku membeli parfum dengan aroma manis coklat yg segar, aroma tembakau itu akan menyatu dengan manisnya coklat dari parfumku. Rokok pertamaku adalah Sampoerna mild. Awal aku mencoba rokok, aku batuk-batuk karena tak kuasa menahan asap yg masuk ke dalam paru-paruku. Awalnya aku hanya bisa menghabiskan 1 batang per hari.
Waktu terus berjalan, aku mulai mahir merokok. Uang tabunganku yg sudah banyak itu aku ambil untuk membeli rokok dan juga pergi ke warnet. Aku menjadi anak nakal, sampai-sampai aku pulang ke rumah pun selalu malam.
Suatu hari aku pergi ke warnet pada jam sore di hari Sabtu. Karena keasikan di warnet aku tak melihat jam, ternyata jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Ternyata Mama sudah beberapa kali meneleponku, aku panik karena beliau bilang jikalau Papa akan sampai di rumah jam 11.10 malam. Jarak warnet ke rumah adalah 20 menit, dan sekarang jam 11.09 malam, aku takkan sempat sampai di rumah sebelum Papa datang. Akhirnya aku pasrah dengan semuanya. Bau badanku yg penuh dengan rokok, dan juga aku yg pulang larut malam menjadi alasan Papa memarahiku malam ini. Aku mengakui jikalau aku merokok, aku memberikan bungkus rokok itu kepada Papa. Papa menamparku, aku tak melawan karena itu memang salahku.
Sejak saat itu, aku mulai mengurangi pergi ke warnet dan juga merokok. Aku kembali ke game mobile. Hari-hari berlalu hingga ujian kenaikan kelas datang. Aku yg sudah tahu akan ujian hanya bisa menunggu saja karena aku sudah melewati materi itu, karena itu aku melanjutkan bermain game daripada belajar. Dari game mobile tadi, aku sempat ditawari untuk menjadi penjoki dari salah satu toko online khusus game yg kumainkan. Aku sempat meragukan mereka karena takut ditipu, tetapi setelah mencoba beberapa game lalu aku diberi upah, ternyata benar adanya. Akhirnya aku menerima tawaran itu. Selama ujian, aku tak hanya fokus terhadap ujian tetapi juga fokus terhadap pekerjaan sampinganku. Beberapa minggu berlalu, ujian telah terlewati, pembagian rapot juga sudah, aku mendapatkan nilai yang stabil, aku menduduki peringkat 4 dikelas dan di alihkan ke kelas 3 G, atau lebih tepatnya 9G, kelas dengan sejarah yg amat sangat bagus. Konon katanya, murid kelas 9G pemborong semua pencapaian yg ada disekolah ini. Karena kebijakan baru sekolah, kelas unggulan sekarang diganti, yaitu kelas berlabel A. Jikalau diurutkan, kelasku adalah 3 terbawah, tapi aku tidak masalah karena aku hanya ingin menikmati sekolah tanpa hambatan. Sebelum masuk sekolah, liburan kali ini aku habiskan dengan mengerjakan job-job joki game mobile. Selama 2 minggu, aku bisa mendapatkan upah kurang lebih 2-2,8 juta rupiah. Aku menabung uang itu untuk kebutuhanku kedepannya.
Liburan telah usai, aku kembali ke sekolah. Kali ini tak seperti sebelumnya, penampilanku berubah drastis. Arkha yg dulunya anak cupu dan suram, sekarang berganti menjadi Arkha yg stylish dan juga ceria. Semua berkat Acel yg sudah membuatku seperti ini, tanpa adanya dia mungkin masih Arkha yg suram dan kutu buku.
Aku melihat papan daftar siswa, seperti yg tertera di rapot, aku masuk ke kelas 9G. Ternyata ada salah satu teman SD ku disana, Alaska Mahatma. Dia termasuk jejeran murid pintar di SD dulu. Tunggu, aku seperti mengenali satu nama lagi, "Athalla Zafir Kusuma".
Ternyata anak itu juga masuk kelas 9G. Tunggu, Acel masuk kelas 9F, itu artinya kelas kami bersebelahan. Sepertinya takkan ada yg berubah walaupun kami berdekatan seperti dikelas 7."ALASKA!! GOOD MORNING!!" Ucap seorang cewe sambil berlari menuju Alaska yg berada tak jauh dariku.
"Oh sayang, morning. Kita sekelas ya?" Jawab Alaska sambil menggandeng tangan cewe itu.
Aku tak tahu siapa cewe itu, dan ternyata Alaska memiliki pasangan. Aku tak peduli sama yg seperti itu, karena aku takkan bisa seperti itu. Di kejadian sebelumnya aku saja tak mampu memperlakukan Acel dengan baik, jadi aku harus banyak belajar lagi, tapi tak untuk sekarang.
"Woi Markha jalan tol." Bisikan Atha.
"ANJ*NG!!! Kaget gua!" Aku melompat, itulah reaksiku ketika manusia satu itu mengagetkanku.
Atha tertawa karena reaksiku, dia mengajakku tos lalu menuju kelas.
Kehidupanku sebagai senior di SMP Tunas Bangsa, dimulai.
......
----
...
--
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Aligned : Markha And The Stars
RomanceDia cantik, dia menarik, dia menawan, dia segalanya. Dari banyaknya Bintang di angkasa sana, Aku memilih...