•1

2.5K 200 4
                                    

.

.

.

.

Rean terbangun, merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja ia alami ketika kembali mengingat kejadian sebelumnya.

Bagaimana bisa ia terpeleset dan jatuh seperti itu? Memalukan.

Dan seketika itu juga, ia tersadar sesuatu dan melihat ke sekeliling. Ini bukan kamarnya, kamar siapa ini?

Sibuk memikirkan segala kemungkinan yang terjadi, hingga akhirnya pintu kamarnya terbuka. Seorang pria paruh baya masuk bersama seorang pemuda dan seorang wanita paruh baya.

Mereka berusia 47, 19, dan 45 tahun. Rean membatin bingung. Mereka siapa?

"Sudah bangun?" Tanya pria paruh baya yang masuk pertama kali dengan wajah datarnya

'Pertanyaan bodoh' batin Rean

Melihat Rean yang hanya diam, membuat wanita di samping pria itu menjadi cemas.

"Jez? Kamu gapapa?"

Rean mengerutkan kening. Apa tadi katanya? Jez? Siapa itu? Kenapa wanita itu memanggilnya Jez? Aneh sekali.

"Jez? Ada yang sakit?" Tanya wanita itu lagi

Rean masih tidak merespon. Ia masih belum bisa mencerna apa yang terjadi. Tapi karena kasihan melihat raut khawatir wanita di depannya ini, ia hanya menggeleng.

"Kamu kenapa? Kok jadi makin pendiem gini? Itu dua adik mu juga sama sama belum sadar" Wanita itu malah semakin khawatir

Rean yang mulai merasa pusing, akhirnya bertanya dengan nada datar.

"Siapa?"

Deg..

Mereka bertiga terdiam, sedangkan Rean masih berwajah datar.

"Apa jatuh dari tangga membuat amnesia?" Tanya pemuda yang bersama mereka

"Mungkin.." Pria paruh baya itu menatap Rean

"Di mana dokter itu?"

Tap..

"Hah..hah..maaf tuan, saya baru saja dari kamar mandi" Seorang dokter memasuki kamar dengan nafas terengah

"Cepat cek putraku, kenapa dia tidak mengenali kami?" Cemas wanita itu

Dokter tadi mengangguk dan mulai memeriksa Rean. Sedangkan Rean hanya diam, merasa ini seakan mimpi.

Dokter tadi menyatakan bahwa Rean baik baik saja, mungkin beberapa ingatannya sedikit terlupakan karena terkena benturan.

Tapi perlahan ia akan mengingat nya dalam waktu dekat. Setelah dokter itu pergi, wanita tadi menghela nafas.

"Baiklah...kita perkenalan ulang. Mommy, ibu kamu, Seria Zelfi Azendra, panggil mommy Seria, itu daddy kamu, Jefran Fares Azendra, panggil daddy Jefran. Itu abang kamu, Lozian Rafez Azendra, kamu biasa panggil dia abang Lozi" Jelas wanita bernama Seria itu

Rean hanya mengangguk.

"Oh iya, nama kamu Jezian Oftra Azendra. Sebenarnya kamu punya dua adik kembar, tapi ngga tau kenapa mereka juga tiba tiba pingsan kaya kamu. Sekarang juga belum sadar" Ucap Seria sendu

Rean hanya diam.

"Nama kedua adik kembar kamu itu Zefrian Oftra Azendra dan Fenzian Oftra Azendra. Mereka lebih muda 10 menit dari kamu, Zefri lebih tua 5 menit dari Fenzi" Seria kembali menjelaskan dengan senyuman

Rean OR JezianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang