• 16

1.1K 90 5
                                        

Beberapa hari berlalu, si kembar akhirnya pulang dan beristirahat di kamar masing masing. Kini, di mansion keluarga Azendra, keluarga besar Azendra berkumpul.

Untuk apa? Tentu saja untuk tinggal di sana. Mereka sudah memutuskan untuk bersama, agar bisa menjaga si kembar.

"Bagaimana kalian bisa kecolongan berkali kali? Apa bodyguard yang ditempatkan benar benar tidak becus?" Marah seorang pria berumur 60 tahun yang masih terlihat tampan dan dengan tatapan tajam nya, Zicro Wellard Azendra

Ia adalah ayah dari Jefran dan Alex.

"Apa kalian tidak curiga dengan para pekerja? Atau butuh ibu didik lagi?" Tanya istri Steven, Mellia Vira Azendra

"Kami sedang mencari tahu..tapi entah kenapa sulit menemukan celah" Ucap Jefran menunduk

"Kita harus lebih memantau si kembar. Sepertinya musuh mengincar mereka" Ucap Alex

Mereka semua mengangguk setuju.

.

.

Hari sudah sore. Jezian sedang sibuk dengan laptopnya di dalam kamar.

Ia baru ingat jika ia ada tugas presentasi, tugas nya juga individu. Andai kelompok, ia tak akan serepot ini sekarang.

Tiba tiba, ponselnya berbunyi menandakan pesan masuk. Ia segera mengecek, dan ya, itu dari nomor yang sama dari orang yang meneror nya.

08*******

"Gimana? Seru bukan? Ku rasa menargetkan kalian lebih menyenangkan"

"Lo siapa sih?"

"Itu tidak penting. Lihat saja, apa yang akan terjadi selanjutnya"

"Waspada saja pada orang yang berada di mansion mu"

Read

.

Jezian mengepalkan tangannya kesal. Sebenarnya siapa yang berani mengusik keluarga nya.

"Awas aja kalo sampe gue tau" Gumam Jezian dingin

.

.

Malam hari..

Fenzi terbangun di tengah malam. Ponselnya tiba tiba berbunyi, membuatnya terpaksa membuka mata dan melihat siapa yang menelepon.

"Siapa sih..gak ada namanya" Gumam Fenzi dengan suara serak

Dengan malas, ia mengangkatnya.

"Siapa?" Ucap Fenzi dingin

"Wah..keturunan Azendra memang memiliki sifat dingin"

Fenzi mengerutkan kening, sudah malam malam menelepon, lalu tiba tiba berucap aneh.

"Siapa?" Fenzi kembali bertanya dengan dingin

"Itu tidak penting, yang jelas, kamu harus berhati hati. Orang di mansion mu tidak semuanya bisa di percaya"

Setelah itu, telepon mati. Fenzi yang tak sempat menjawab hanya mendengus kesal.

"Gak jelas..telepon orang gak ngenalin diri, ganggu malem malem, terus langsung bikin pikiran orang makin berat lagi" Fenzi mendumel sambil mematikan ponselnya

Setelah itu, kembali tidur. Lebih baik ia pikirkan besok saja, sekarang ia harus kembali tidur.

Di sisi lain..

"Bagaimana?" Tanya seorang pria paruh baya

"Sudah Rei peringatkan, papa cukup melanjutkan sesuai rencana" Jawab seorang pemuda yang menyebut dirinya Rei

Rean OR JezianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang