22. Bunga Mawar Putih

32 0 0
                                    

Sore harinya kira-kira pukul 3 di hari berikutnya, Luan sudah berada di pintu gerbang rumah Tristan, tadi waktu jam makan siang pria itu mendapatkan pesan dari Lintang maka dari itu ia langsung menuju rumah Tristan untuk menjemput gadis itu tidak lupa juga ia mengajak Daffa untuk ikut bersamanya. Kebetulan yang sangat baik, hari itu semua pekerjaan baik di kantor Rainbow Company dan Tanvir Property tidak terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh sebab itu mereka pulang lebih awal dari biasanya.

"Sorry buat lo nunggu lama!" ucap Lintang saat sudah berada di dalam mobil.
"Nggak," jawab Luan singkat. "Berangkat sekarang?" tanyanya.
"Iya, ayo jalan! Rayya sama Steve sudah di tempat," balasnya sembari memakai selt belt.
"Oke,"
"Oh iya, Daffa lagi jemput Aurora kan?" tanya Lintang.
"Iya, tadi gua suruh dia jemput Aurora. Tenang saja, gua yakin mereka lagi bersama sekarang,"
"Iya, gua percaya kok mereka lagi bersama! Semoga hubungan mereka membaik,"
"Aamiin, gua berharap Tante gua segera merestui hubungan mereka," sahut Luan seduh.

Daffa tadi memang disuruh oleh Luan untuk menjemput Aurora di rumah sakit karena jadwal shift paginya sudah selesai, Luan tahu jadwal sepupunya dari informasi direktur rumah sakit itu. Kalian ingat kan Marino dan Johan merupakan komisaris utama Rumah Sakit Medika Utami jadi dengan mudah mengetahui jadwal Aurora dengan cara menggali informasi dari orang dalam.

Luan mengemudikan mobil menuju restoran tempat para wanita janjian. Restoran favorit ketiga wanita itu yaitu restoran Turki. Selama di perjalanan Lintang menatap pria yang kini sedang fokus menyetir disebelahnya itu dengan bimbang karena ada yang ingin ia beritahu kepada orang itu.

"Kenapa lo?" tanya Luan saat menoleh sekilas ke arah gadis yang duduk disebelahnya menatapnya dengan raut wajah gelisah.
"Luan, ada yang pengen gua beritahu ke lo," sahut Lintang sambil menarik napasnya.
"Mau kasih tahu apa?" tanya pria itu.
"Ehm, tadi siang bokap lo datang ke rumah kakek gua," jelas Lintang.
"Sudah biasa kan ayah gua datang ke rumah kakek lo? Nggak ada yang aneh!" ucap Luan sembari kembali fokus menyetir.
"Tapi gua lihat bokap lo tuh sepertinya lagi kurang sehat dan raut muka bokap lo sedih. Lo gak mau pulang ke rumah?"

Luan terdiam. Ini memang sudah seminggu sejak dia tinggal di apartemennya itu dan sudah seminggu dia juga memblok nomor ayahnya itu lalu dia menatap Lintang sembari mengatakan sesuatu dengan nada suara yang tidak enak.

"Kan bokap gua bisa ajak anak perempuannya untuk tinggal bersama dia, kenapa gua harus pulang?" tanya balik Luan bernada tidak enak di dengar.
"Ish,, bokap lo kangen sama lo Luan!" serunya. "Kalo lo enggak mau pulang setidaknya jenguk bokap lo di rumahnya seminggu sekali atau dua kali!" jawab Lintang lagi.

Luan kembali terdiam. Dia memikirkan ayahnya itu membuat dia tidak membalas perkataan Lintang. Dia juga sebenarnya khawatir dengan kondisi ayahnya itu tapi rasa kecewanya belum bisa dia terima. Sejak obrolan itu, suasana di dalam mobil menjadi hening sampai mereka tiba di restoran Turki tersebut.

"Lo duluan ke dalam!" suruh Luan setelah memarkirkan mobilnya di parkiran.
"Kenapa gak bareng aja?" tanya Lintang.
"Gua mau nelepon klien nanti gua nyusul," jawab pria itu.
"Oke, gua duluan."

Setelah Lintang turun dari mobil, Luan segera mengambil ponselnya yang dia letakkan di atas dasboard depannya. Ia pun langsung membuka layar kunci ponselnya itu lalu ia mencari logo aplikasi yang berbentuk telepon berwarna hijau setelah masuk ke aplikasi itu ia mengetik sesuatu di pencarian. Saat sudah melihat nama kontak di pencariannya ia segera mengetuk nama kontak tersebut untuk membuka blokiran nomor kontak itu kemudian ia mengirim pesan singkat untuk kontak itu.

Luan lalu turun dari mobil untuk segera masuk ke dalam restoran Turki tersebut. Ia mencari keberadaan Aurora dan Lintang di sana. Setelah melihat ke penjuru restoran itu ia akhirnya menemukan orang yang ia cari duduk di bangku dekat jendela pojok ruangan itu.

EFEMERAL: Sinar Bulan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang